Putri, Dinia (2021) Strategi Mitigasi Bencana Banjir Pada Kawasan Pemukiman Di Kabupaten Kediri. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
03211950010002-Master_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2023. Download (7MB) | Request a copy |
Abstract
Mengacu kepada IRB (Indeks Risiko Bencana) yang dirilis oleh BNPB Tahun 2013, menunjukkan bahwa Kabupaten Kediri termasuk salah satu kawasan administratif di Jawa Timur yang memiliki indeks kebencanaan tinggi salah satunya bencana banjir. Berdasarkan data BPS Kabupaten Kediri mulai tahun 2012 hingga tahun 2019 telah terjadi peningkatan jumlah penduduk 0,5-1%. Tahun 2007-2019 jumlah penduduk meningkat sebesar 8% disertai dengan peningkatan jumlah pemukiman penduduk sebesar 25%. Namun untuk kawasan hijau seperti perkebunan, hutan, dan ladang luasnya menurun sebesar 45%, 1%, dan 38%, hal ini tentunya akan berdampak pada daya dukung lingkungan pemukiman. Bencana banjir selalu menimbulkan kerugian khususnya di daerah pemukiman sehingga masyarakat harus lebih siap dalam menghadapinya. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 47 menyebutkan bahwa untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana hal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan tindakan mitigasi.
Secara teknis sebelum menyusun strategi mitigasi perlu dilakukan identifikasi wilayah yang rentan dengan bencana banjir menggunakan metode Flood Vulnerability Index (FVI). Flood Vulnerability Index (FVI) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui kerentanan suatu daerah terhadap bencana banjir. Komponen yang mempengaruhi FVI adalah exposure, susceptibility, dan resilience aspek yang dinilai di dalamnya adalah sosial, lingkungan/fisik, dan ekonomi. Setelah itu dilakukan evaluasi kesesuaian lahan kawasan pemukiman yang rentan dengan bencana banjir dengan menggunakan metode Multi Criteria Evaluation (MCE) dilanjutkan dengan analisis daya dukung lingkungan pemukiman. Penentuan prioritas strategi mitigas bencana banjir dan lembaga yang berwenang menggunakan metode Simple Multi-Attribute Rating Technique Exploiting Ranks (SMARTER). Penelitian dilakukan dengan mengolah data primer dan sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan wilayah-wilayah yang memiliki status kerentanan banjir tinggi terletak di Kecamatan Badas, Kras, dan Ringinrejo, kerentanan rendah ada di Kecamatan Semen, Ngancar, Ngasem, dan Grogol, sisanya masuk ke dalam kerentanan cukup. Selanjutnya dilakukan analisis kesesuaian lahan dengan mengoverlay peta kerentanan banjir, peta kerentanan longsor, peta curah hujan tahunan, peta geologi, peta lereng, dan peta jenis tanah. Hasil menunjukkan bahwa total lahan di Kabupaten Kediri yang sangat sesuai untuk pemukiman sebesar 8.344,69 Ha (19,68%), sesuai 18.694,15 Ha (44,08%), sesuai marginal 10.995,14 Ha (25,93%), dan tidak sesuai seluas 4.374,02 Ha (10,31%).
Wilayah yang memiliki kerentanan banjir tinggi yaitu Kecamatan Badas, Kras, dan Ringinrejo memiliki pemukiman yang berdiri pada lahan yang berstatus sesuai marginal dan tidak sesuai serta berdaya dukung rendah. Daya dukung lingkungan pemukiman menunjukkan hasil yang berbeda-beda di setiap wilayah, daya dukung tertinggi berada di Kecamatan Tarokan dan apabila pertumbuhan penduduk sesuai proyeksi maka daya dukung lingkungan pemukiman di Kecamatan Tarokan dapat mencapai tahun 2024. Sehingga kriteria dan alternatif strategi mitigasi bencana banjir yang sesuai untuk diterapkan di Kabupaten Kediri adalah : a) kategori peningkatan ketangguhan infrastruktur dengan alternatif meningkatkan kinerja layanan kesehatan dalam skenario bencana yang ada; b) kategori memperkuat kemampuan keuangan untuk ketangguhan bencana dengan alternatif membuat rencana keuangan dan anggaran untuk ketangguhan, termasuk dana untuk rencana kontijensi; c) kategori pembangunan dan rancangan kota yang tangguh bencana dengan alternatif membuat rencana zonasi penggunaan ruang ; d) kategori identifikasi, memahami, dan menggunakan skenario risiko saat ini dan mendatang dengan alternatif mekakukan kajian ancaman bencana; dan e) kategori kawasan penyangga dan jasa-jasa ekosistem dengan alternatif mengidentifikasi permasalahan lingkungan lintas batas. Pelaksana kegiatan strategi mitigasi adalah BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Kediri dibantu oleh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) sesuai dengan jenis kegiatannya.
=====================================================================================================
Referring to the IRB (Disaster Risk Index) released by BNPB in 2013, it shows that Kediri Regency is one of the administrative areas in East Java that has a high disaster index, one of which is flooding. Based on BPS data from Kediri Regency from 2012 to 2019 there has been an increase in the population of 0.5-1%. In 2007-2019 the population increased by 8% accompanied by an increase in the number of residential areas by 25%. However, for green areas such as plantations, forests, and fields, the area decreased by 45%, 1%, and 38%, this will certainly have an impact on the carrying capacity of the residential environment. Flood disasters always cause losses, especially in residential areas so that people must be better prepared to deal with them. Law Number 24 of 2007 Article 47 states that to reduce disaster risk for people living in disaster-prone areas, what must be done is to take mitigation actions.
Technically, before developing a mitigation strategy, it is necessary to identify areas that are vulnerable to flooding using the Flood Vulnerability Index (FVI) method. Flood Vulnerability Index (FVI) is one of the methods used to determine the vulnerability of an area to flood disasters. The components that affect FVI are exposure, susceptibility, and resilience. The aspects assessed in it are social, environmental/physical, and economic. After that, an evaluation of the land suitability of residential areas that are vulnerable to flooding is carried out using the Multi Criteria Evaluation (MCE) method followed by an analysis of the carrying capacity of the residential environment. Determining the priority of the flood disaster mitigation strategy and the authorized institution using the Simple Multi-Attribute Rating Technique Exploiting Ranks (SMARTER) method. The research was conducted by processing primary and secondary data.
The results showed that areas with high flood vulnerability status were located in the Districts of Badas, Kras, and Ringinrejo, with low vulnerability in the Districts of Semen, Ngancar, Ngasem, and Grogol, the rest was categorized as moderate vulnerability. Furthermore, land suitability analysis is carried out by overlaying flood susceptibility maps, landslide susceptibility maps, annual rainfall maps, geological maps, slope maps, and soil type maps. The results show that the total land in Kediri Regency which is very suitable for settlement is 8,344.69 Ha (19.68%), according to 18,694.15 Ha (44.08%), according to marginal 10,995.14 Ha (25.93%), and not suitable area of 4.374.02 Ha (10.31%). Areas that have high
flood vulnerability, namely the Districts of Badas, Kras, and Ringinrejo, have settlements that stand on land with marginal and inappropriate status and low carrying capacity. The carrying capacity of the residential environment shows different results in each region, the highest carrying capacity is in Tarokan District and if population growth is according to projections, the carrying capacity of the residential environment in Tarokan District can reach 2024. So the criteria and alternative strategies for flood mitigation are appropriate to be implemented in Kediri Regency are: a) the category of increasing infrastructure resilience with alternatives to improve the performance of health services in the existing disaster scenario; b) the category of strengthening financial capacity for disaster resilience by alternatively making financial plans and budgets for resilience, including funds for contingency plans; c) disaster-resilient urban design and development categories with alternatives for making zoning plans for use of space; d) categories of identifying, understanding, and using current and future risk scenarios with the alternative of conducting a disaster threat assessment; and e) categories of buffer zones and ecosystem services with alternative identification of transboundary environmental problems. The implementer of the mitigation strategy activities is the BPBD (Regional Disaster Management Agency) of Kediri Regency assisted by SKPD (Regional Work Units) according to the type of activity.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Flood Vulnerability Index (FVI), Kediri district, flood mitigation, suitability of settlement area, Simple Multi-Attribute Rating Technique Exploiting Ranks (SMARTER),Flood Vulnerability Index (FVI), Kabupaten Kediri, kesesuaian lahan pemukiman, mitigasi banjir, Simple Multi-Attribute Rating Technique Exploiting Ranks (SMARTER) |
Subjects: | T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering > TC530 Flood control T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD171.75 Climate change mitigation |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Environmental Engineering > 25101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | Dinia Putri |
Date Deposited: | 03 Aug 2021 14:25 |
Last Modified: | 03 Aug 2021 14:25 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/84706 |
Actions (login required)
View Item |