Inventarisasi dan Penilaian Ulang Serapan Emisi CO2 Oleh Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya, Jawa Timur

Efendi, Achmad Rosid Ary (2021) Inventarisasi dan Penilaian Ulang Serapan Emisi CO2 Oleh Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya, Jawa Timur. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 03211950010001-Master_Thesis.pdf]
Preview
Text
03211950010001-Master_Thesis.pdf - Accepted Version

Download (11MB) | Preview
[thumbnail of 03211950010001-Master_Thesis.pdf]
Preview
Text
03211950010001-Master_Thesis.pdf

Download (11MB) | Preview

Abstract

Kota Surabaya merupakan kota terbesar di Jawa Timur, dan kedua di Indonesia. Seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia, masalah ruang publik merupakan salah satu isu yang saat ini sedang dihadapi Kota Surabaya. Sebagai kota metropolitan dan salah satu kota perindustrian terbesar di Indonesia, perencanaan dan perancangan ruang publik terbuka hijau sudah selayaknya dijadikan salah satu agenda pembangunan kota. Saat ini, RTH di Kota Surabaya hanya sekitar 21,993% dari total luas Surabaya (Bappeko Surabaya, 2021). Idealnya, luas RTH setidaknya 30% dari total luas wilayah (UU No. 26/2007).
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan survei data primer dan perolehan data sekunder dari berbagai instansi. Pengolahan data terdiri dari inventarisasi luas RTH eksisting, penghitungan emisi tiap sumber menggunakan metode TIER 1, penghitungan emisi total menggunakan metode box model, analisis kemampuan RTH dalam menyerap emisi CO2 dan pembahasan dilakukan untuk mengetahui kecukupan Ruang Terbuka Hijau di wilayah Kota Surabaya meliputi aspek teknis, aspek lingkungan dan aspek perencanaan keuangan dalam upaya memenuhi Sustainable Development Goals (SDGs).
Luas RTH Privat rata-rata adalah sebesar 3,247% dari total luas Kota Surabaya. Sehingga total luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Surabaya baru mencapai 25,24% dari luas kota. Kecukupan RTH dalam menyerap emisi CO2 dari metode Box Model dan Model Gaussian masih kurang. Dari metode box model dengan total emisi CO2 sebesar 228.646,28 g/detik (besaran emisi pada jam aktif) hanya dapat terserap sebesar 22.354,787 g CO2/detik (9,78%). Dari metode gaussian dengan total emisi CO2 sebesar 56.287,6 g CO2/detik (besaran emisi pada jam aktif) hanya dapat terserap sebesar 22.354,787 g CO2/detik (39,72%). Dilihat dari aspek lingkungan, sisa emisi CO2 yang tidak terserap dapat menyebabkan berbagai dampak buruk terhadap lingkungan dan ekosistem seperti gangguan kesehatan pada manusia hingga pemanasan global. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang mungkin akan timbul terdiri atas skenario adaptasi dan skenario mitigasi. Potensi tambahan daya serap emisi CO2 dari skenario adaptasi dengan intensifikasi RTH sebesar 4095,351 g CO2/detik. Potensi tambahan daya serap emisi CO2 dari skenario mitigasi dengan ekstensifikasi RTH sebesar 13.551,89 g CO2/detik (jenis pohon mangga), 157.708,257 g CO2/detik (jenis pohon cassia) dan 847.365,424 g CO2/detik (jenis pohon trembesi). Dilihat dari aspek perencanaan keuangan, anggaran yang dibutuhkan untuk masing-masing skenario adalah: Rp. 98.624.400.000,00 untuk skenario adaptasi dengan intensifikasi RTH dan untuk skenario mitigasi dengan ekstensifikasi RTH sebesar Rp. 39.919.400.000,00 (jenis pohon mangga), Rp. 61.053.200.000,00 (jenis pohon cassia) dan Rp. 84.535.200.000,00 (jenis pohon trembesi).
======================================================================================================
The city of Surabaya is the largest city in East Java, and the second in Indonesia. Like any other big city in Indonesia, the problem of public space is one of the issues currently being faced by the City of Surabaya. As a metropolitan city and one of the largest industrial cities in Indonesia, planning and designing green open public spaces should be one of the urban development agendas. Currently, green open space in the city of Surabaya is only around 17.43% of the total area of Surabaya (IKPLHD Surabaya, 2017). Ideally, the area of green open space is at least 30% of the total area (Law No. 26/2007).
The methods used in data collection were primary data surveys and secondary data collection from various agencies. Data processing consist of existing green open space inventory, calculating emissions from various source using TIER 1 Method, calculating total emissions using box model method, analyzing the ability of green open space to absorb CO2 emissions and mapping the absorption capacity of CO2 emissions. The analysis and discussion was carried out to determine the adequacy of green open spaces in the city of Surabaya including technical, environmental and financial plan aspects as an effort to fulfill the Sustainable Development Goals (SDGs).
The average private green open space is 3.247% of the total area of Surabaya. So that the total area of green open space (RTH) for the city of Surabaya has only reached 25.24% of the city area. The adequacy of green open space in absorbing CO2 emissions from the Box Model and Gaussian Model methods is still lacking. From the box model method with a total CO2 emission of 228,646.28 g/second (the amount of emission during active hours), only 22,354.787 g CO2/second (9.78%) can be absorbed. From the gaussian plume method with a total CO2 emission of 56,287.6 g CO2/second (the amount of emission during active hours), only 22,354.787 g CO2/second (39.72%) can be absorbed. Viewed from the environmental aspect, the remaining CO2 emissions that are not absorbed can cause various adverse impacts on the environment and ecosystems such as health problems in humans to global warming. Efforts that can be made to overcome environmental problems that may arise consist of adaptation scenarios and mitigation scenarios. The potential for additional absorption of CO2 emissions from the adaptation scenario with the intensification of green open space is 4095.351 g CO2/second. The potential for additional absorption of CO2 emissions from the mitigation scenario with the extensification of green open space is 13,551.89 g CO2/second (mango tree species), 157,708,257 g CO2/second (cassia tree species) and 847,365,424 g CO2/second (trembesi tree species). From the aspect of financial planning, the required budget for each scenario is: Rp. 98,624,400,000.00 for the adaptation scenario with the intensification of green open space and for the mitigation scenario with the extension of green open space, Rp. 39,919,400,000.00 (mango tree species), Rp. 61,053,200,000.00 (cassia tree species) and Rp. 84,535,200,000.00 (trembesi tree species).

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Kata Kunci: Inventarisasi Emisi, Kota Surabaya, Ruang Terbuka Hijau, Serapan Karbon, Sustainable Development Goals Keywords: Emission Inventory, Surabaya City, Green Open Space, Carbon Absorption, Sustainable Development Goals
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD618 Open spaces
T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD883.5 Air--Pollution
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Environmental Engineering > 25101-(S2) Master Thesis
Depositing User: Achmad Rosid Ary Efendi
Date Deposited: 06 Aug 2021 05:01
Last Modified: 09 Sep 2024 01:14
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/84937

Actions (login required)

View Item View Item