Nur Laily, Fitria and Radita Putraditama, Novanda (2021) Pradesain Pabrik Bioethanol dari Molasses Melalui Fermentasi Dengan Pemurnian Dehidrasi Adsorpsi Zeolite. Undergraduate thesis, Institusi Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
02211740000042_02211740000065-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2023. Download (5MB) | Request a copy |
|
Text
02211740000042_02211740000065-Undergraduate_Thesis.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
|
Text
02211740000042_02211740000065-Undergraduate_Thesis_compressed.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
|
Text
02211740000042_02211740000065-Undergraduate_Thesis_compressed.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai negara agraris. Hampir semua tanaman dapat tumbuh di tanah Indonesia, termasuk tanaman tebu. Berdasarkan data PTPN Produktivitas tanaman tebu di Indonesia pada tahun 2014 adalah 6.615 Kg/Ha. %. Pengolahan tebu menjadi bioetnol dapat menghasilkan sekitar 5000-6000 liter/ha. Hal ini sesuai dengan rencana pemerintah yang akan mengupayakan Upaya Pemerintah mendorong penggunaan BBN untuk mengurangi konsumsi BBM yang berasal dari minyak bumi diawali dengan, Peraturan Presiden RI No.5 tahun 2006 yang mentargetkan pemanfaatan BBN hingga 5% dari total energi primer pada tahun 2025, dan ditindak lanjuti dengan dikeluarkannya mandatori penggunaan BBN melalui Peraturan Menteri ESDM No.32 tahun 2008. Target mandatori ini terus ditingkatkan melalui beberapa kali perubahan Peraturan Menteri ESDM, dan yang terbaru adalah, target menjadi 30% biodiesel dan 20% bioetanol dari total kebutuhan minyak solar dan bensin pada tahun 2025 (PerMen ESDM No.12/2015). Produksi BBN pada tahun 2014 berasal dari biodiesel, sementara bioetanol secara nasional belum dapat berproduksi secara baik. Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan kualitas maupun kuantitas baik industri yang menghasilkan bahan jadi maupun industri yang menghasilkan bahan setengah jadi. Pembangunan industri kimia yang menghasilkan produk kimia ini sangatlah penting karena dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap industri luar negeri yang pada akhirnya akan dapat mengurangi pengeluaran devisa untuk mengimpor barang tersebut, termasuk diantaranya adalah etanol. Ethyl alcohol atau yang lebih dikenal dengan metanol (C2H5OH) merupakan salah satu bahan kimia organik yang sangat penting. Etanol merupakan senyawa alkohol yang paling sederhana. Kereaktifan dari senyawa ini ditentukan oleh gugus fungsionalnya. Pada suhu kamar, metanol mempunyai sifat berwujud liquid bening dan jernih, mudah menguap dan mudah terbakar, merupakan pelarut polar, larut dalam air, etanol, dan eter. Selain itu bersifat racun jika dihirup yang dapat menyebabkan kebutaan. Sifat fisik yang dimiliki oleh metanol antara lain mempunyai titik didih 64.7oC dan berat jenis 0.7866 g/ml. Dengan sifat yang dimilikinya itu, maka bahan kimia ini digunakan sebagai bahan bakar, untuk bahan baku pembuatan formaldehyde, MTBE, dan Asam asetat, sebagai bahan aditif, dan sebagai bahan pengolahan limbah. Dari tahun ke tahun kebutuhan akan metanol di Indonesia semakin meningkat. sekitar 70% dari produksi metanol di dunia, digunakan sebagai bahan baku sintesis bahan kimia lainnya. Industri Etanol merupakan salah satu industri kimia yang berprospek di Indonesia. Empat perusahaan induk yang memproduksi etanol di Indonesia mencapai kapasitas total 205 juta liter/tahun. Empat perusahaan induk itu adalah PT.Molindo Raya, PT.Lampung Distilery, PT.Indo Acidatama, dan PT.Energi Agro Nusnatara. Keeempatnya menggunakan molasses sebagai bahan baku yang mengambil dari berbagai PTPN diseluruh Indonesia. Namun, molasses yang diproduksi PTPN X belum digunakan maksimal untuk pembuatan etanol. Pabrik direncanakan beroperasi secara semi-kontinyu 24 jam selama 330 hari per tahun dengan kapasitas produksi 35.000 ton/tahun. Berlokasi di Kediri, Jawa Timur yang memiliki ketersediaan molasses sekitar 108.000 ton/tahun. Proses pembuatan etanol dari molasses ini terbagi menjadi empat bagian proses utama yaitu : Molasses dilution : tahap pengenceran molasses dengan air proses dan Ammonium Sulfat. Propagasi : tahapan perkembangbiakan yeast. Fermentasi : proses molasses diubah menjadi etanol. Purifikasi : memurnikan hasil etanol dengan menggunakan evaporasi, distilasi, dan dehidrasi adsorpsi untuk menghasilkan etanol dengan grade (99, 5%). Sumber dana investasi berasal dari modal sendiri sebesar 30% biaya investasi dan pinjaman jangka pendek sebesar 70% biaya investasi. Berdasarkan analisa ekonomi, laju pengembalian modal (IRR) pabrik ini sebesar 21,04% dengan bunga sebesar 9,85% per tahun dan laju inflasi 1,55%. Sedangkan untuk waktu pengembalian modal (POT) adalah 6,74 tahun dan titik impas (BEP) sebesar 33% melalui cara linear. Umur dari pabrik selama 10 tahun dan masa konstruksi 2
tahun. Untuk memproduksi etanol sebanyak 35.000 ton/tahun, diperlukan biaya total produksi per tahun (TPC) sebesar Rp 254.185.595.257 , biaya investasi total Rp 854.556.943.703 dan total penjualan sebesar Rp 525.000.000.000. Dengan melihat aspek penilaian analisis ekonomi dan teknisnya, maka pabrik etanol dari molasses ini layak untuk didirikan.
==================================================================================================================
Indonesia is a country known as an agricultural country. Almost all plants can grow on Indonesian soil, including sugar cane. Based on PTPN data, the productivity of sugarcane in Indonesia in 2014 was 6,615 Kg/Ha. %. Processing sugarcane into bioethanol can produce around 5000-6000 liters/ha. This is in accordance with the government's plan which will seek Government's efforts to encourage the use of biofuels to reduce the consumption of fuel derived from petroleum, starting with the Presidential Regulation of the Republic of Indonesia No. 5 of 2006 which targets the use of biofuels up to 5% of total primary energy by 2025, and This was followed up by the issuance of a mandatory use of biofuels through the Minister of Energy and Mineral Resources Regulation No. 32 of 2008. This mandatory target has been continuously increased through several amendments to the Minister of Energy and Mineral Resources Regulation, and the most recent is the target of 30% biodiesel and 20% bioethanol from the total demand for diesel and diesel oil. gasoline in 2025 (PerMen ESDM No. 12/2015). Biofuel production in 2014 came from biodiesel, while bioethanol nationally has not been able to produce well. The development of industry in Indonesia, especially the chemical industry from year to year has increased in quality and quantity, both industries that produce finished materials and industries that produce semi-finished materials. The development of the chemical industry that produces chemical products is very important because it can reduce Indonesia's dependence on foreign industries which in turn will reduce foreign exchange expenditures to import these goods, including ethanol. Ethyl alcohol or better known as methanol (C2H5OH) is one of the most important organic chemicals. Ethanol is the simplest alcohol compound. The reactivity of this compound is determined by its functional group. At room temperature, methanol has the properties of a clear and clear liquid, volatile and flammable, is a polar solvent, soluble in water, ethanol, and ether. In addition, it is toxic if inhaled which can cause blindness. The physical properties of methanol include having a boiling point of 64.7oC and a specific gravity of 0.7866 g/ml. With its properties, this chemical is used as a fuel, as a raw material for the manufacture of formaldehyde, MTBE, and acetic acid, as an additive, and as a waste treatment material. From year to year the need for methanol in Indonesia is increasing. About 70% of the world's methanol production is used as a raw material for the synthesis of other chemicals. The ethanol industry is one of the promising chemical industries in Indonesia. The four holding companies that produce ethanol in Indonesia reach a total capacity of 205 million liters/year. The four holding companies are PT. Molindo Raya, PT. Lampung Distilery, PT. Indo Acidatama, and PT. Energy Agro Nusnatara. The four of them use molasses as a raw material that takes from various PTPNs throughout Indonesia. However, the molasses produced by PTPN X has not been used optimally for the manufacture of ethanol. The plant is planned to operate semi-continuously 24 hours for 330 days per year with a production capacity of 35,000 tons/year. Located in Kediri, East Java, which has a molasses availability of around 108,000 tons/year. The process of making ethanol from molasses is divided into four main process parts, namely: • Molasses dilution: molasses dilution step with process water and Ammonium Sulfate. • Propagation: yeast breeding stages. • Fermentation: molasses is converted into ethanol. • Purification: purify the ethanol product by using evaporation, distillation, and adsorption dehydration to produce ethanol with grade (99, 5%). The source of investment funds comes from own capital at 30% of investment costs and short-term loans of 70% of investment costs. Based on economic analysis, the rate of return on capital (IRR) of this factory is 21.04% with an interest rate of 9.85% per year and an inflation rate of 1.55%. Meanwhile, the payback period (POT) is 6.74 years and the break-even point (BEP) is 33% in a linear way. The life of the factory is 10 years and the construction period is 2 years. To produce 35,000 tons of ethanol/year, a total annual production cost (TPC) of Rp 254,185,595,257 is required, a total investment cost of Rp 854,556,943,703 and a total sales of Rp 525,000,000,000. By looking at the assessment aspects of the economic and technical analysis, the ethanol plant from molasses is feasible to establish.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Bioethanol, Molasses, Fermentation, Bioethanol, Molasses, Fermentasi |
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology > TP339 Ethanol as fuel. Biomass energy. |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Chemical Engineering |
Depositing User: | Fitria Nur Laily |
Date Deposited: | 14 Aug 2021 04:30 |
Last Modified: | 14 Aug 2021 04:30 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/85761 |
Actions (login required)
View Item |