Analisis Sistem Zonasi PPDB Sekolah Dengan Menggunakan Metode Geocoding Address Locator dan Network Analysis (Studi Kasus : Kota Surabaya)

Ginanjar, Theo (2021) Analisis Sistem Zonasi PPDB Sekolah Dengan Menggunakan Metode Geocoding Address Locator dan Network Analysis (Studi Kasus : Kota Surabaya). Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 03311740000040-Undergraduate_Thesis.pdf]
Preview
Text
03311740000040-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version

Download (2MB) | Preview

Abstract

Kebijakan sistem zonasi merupakan kebijakan dalam rangka manajemen peserta didik yang mulai diberlakukan pada tahun ajaran 2017/2018. Kebijakan ini dituangkan melalui Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 yang diperbaharui kembali menjadi Permendikbud Nomor 20 Tahun 2019. Sistem zonasi yang diterapkan di Kota Surabaya membuat pelaksanaan PPDB memakan waktu relatif lama dikarenakan harus menarik garis lurus pada google maps sebanyak jumlah calon peserta didik. Garis lurus dari rumah peserta didik ke sekolah juga dirasa tidak realistis dengan jalur yang akan dituju peserta didik ke sekolah. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dikembangkan metode sistem zonasi dengan menggunakan Geocoding dan Network Analysis. Geocoding merupakan proses mengubah deskripsi alamat menjadi koordinat di permukaan bumi, sedangkan Network Analysis merupakan analisis berbasis jaringan jalan dengan memperhatikan faktor jarak ataupun waktu. Analisis jaringan yang digunakan yaitu Service Area dan OD Cost Matrix. Kemudian metode sistem zonasi ini dikemas kedalam bentuk toolbox pada ArcGIS menggunakan Model Builder. Hasil dari penelitian ini merekomendasikan sistem zonasi dengan 3 zona layanan untuk tiap sekolah berdasarkan jarak tempuh yaitu zona 1 (0-1 km), zona 2 (1-2 km), dan zona 3 (2-5 km). Dengan zonasi yang direkomendasikan ini membuat peserta didik mau tidak mau harus masuk ke sekolah yang dekat dengan rumah mereka dikarenakan cakupan zona tiap sekolah yang spesifik dengan jarak yang telah ditentukan. Pada zonasi yang direkomendasikan ini, tiap daerah kecamatan tidak hanya berada dalam satu zona seperti sistem zonasi sekarang yang dimana satu kecamatan pasti berada di satu zona dengan pilihan 13 atau 9 sekolah menengah atas negeri. Pada zonasi ini, tiap kecamatan bisa saja berada di banyak zona karena zonasi yang terbentuk berdasarkan pada wilayah jangkauan layanan tiap sekolah. Sistem zonasi yang dibuat memiliki beberapa keunggulan dibanding sistem zonasi yang sedang diterapkan diantaranya lebih efisien waktu dalam pengerjaan, lebih merata persebaran siswa dan lebih realistis dalam penentuan parameter jarak untuk zonasi
====================================================================================================
Zoning system policy is a policy in the framework of student management that came into force in the 2017/2018 school year. This policy is stated through Permendikbud No. 51 of 2018 which was renewed to Permendikbud No. 20 of 2019. The zoning system implemented in Surabaya makes the implementation of PPDB take a relatively long time because it has to draw a straight line on google maps as many as the number of prospective students. The straight line from the student's home to the school is also considered unrealistic with the path that the students will go to school. Based on these considerations, a zoning system method was developed using Geocoding and Network Analysis. Geocoding is the process of converting address descriptions into coordinates on the earth's surface, while Network Analysis is a network-based analysis of roads by considering distance or time factors. Network analysis used are Service Area and OD Cost Matrix. Then this zoning system method is packaged into a toolbox form in ArcGIS using Model Builder. The results of this study recommended a zoning system with 3 service zones for each school based on mileage, namely zone 1 (0-1 km), zone 2 (1-2 km), and zone 3 (2-5 km). With this recommended zoning makes students inevitably have to enter schools close to their homes due to the specific coverage zone of each school with a predetermined distance. In this recommended zoning, each sub-district is not only in one zone such as the current zoning system where one sub-district must be in one zone with a choice of 13 or 9 public high schools. In this zoning, each sub-district may be in many zones because of the zoning that is formed based on the service coverage area of each school. The zoning system that is made has several advantages over the zoning system that is being implemented including more time efficient in the workmanship, more even distribution of students and more realistic in determining distance parameters for zoning.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Geocoding Address Locator, Model Builder, Network Analysis, Sistem Zonasi,Zoning System
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.212 ArcGIS. Geographic information systems.
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Theo Ginanjar
Date Deposited: 13 Aug 2021 11:31
Last Modified: 13 Sep 2024 08:55
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/86383

Actions (login required)

View Item View Item