Strategi Pengembangan Pulau Bromo Sebagai Kawasan Ekowisata Ruang Terbuka Hijau Di Kota Banjarmasin

Rif'ati, Nury Ahdiya (2021) Strategi Pengembangan Pulau Bromo Sebagai Kawasan Ekowisata Ruang Terbuka Hijau Di Kota Banjarmasin. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 08211740000010_Undergraduate_Thesis.pdf] Text
08211740000010_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (11MB) | Request a copy
[thumbnail of 08211740000010_Undergraduate_Thesis.pdf] Text
08211740000010_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2023.

Download (11MB) | Request a copy

Abstract

Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Banjarmasin terbilang minim dan terbatas yaitu hanya 2,52% dari total luas wilayah sedangkan berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 ditetapkan bahwa persentase luas RTH suatu kota minimal 30% dari total luas wilayah dengan proporsi 20% RTH Publik dan 10% RTH Privat. Penyebab berkurangnya RTH di Kota Banjarmasin karena saat ini sedang mengalami pergeseran alih fungsi lahan hijau menjadi lahan terbangun yang dapat merusak lingkungan. Dampak dari pergeseran alih fungsi lahan tersebut salah satunya adalah bencana banjir. Kota Banjarmasin merupakan kota seribu sungai sehingga Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Terbuka Biru memiliki peran yang sangat kuat dalam menanggulangi banjir yang sering terjadi setiap tahunnya yang disebabkan oleh tingginya curah hujan sehingga debit air meningkat dan menyempitnya area sungai serta kurangnya area RTH untuk menyerap air yang berlebih. Oleh karena itu Pemerintah Kota Banjarmasin berupaya untuk memenuhi kebutuhan RTH dengan mewujudkannya melalui salah satu destinasi wisata unggulan yaitu Pulau Bromo. Pulau Bromo berada pada perbatasan antara Sungai Martapura dan Sungai Barito. Pulau bromo merupakan salah satu delta yang berada di Kota Banjarmasin yang direncanakan menjadi perwujudan kawasan lindung RTH berupa pulau yang dimanfaatkan sebagai potensi ekowisata dengan tema penanganan yaitu berupa Pelestarian Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Pengembangan Ekowisata.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka ini bertujuan untuk merumuskan strategi yang tepat untuk pengembangan Pulau Bromo sebagai kawasan ekowisata RTH di Kota Banjarmasin. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan tiga tahapan. Pertama, mengidentifikasi potensi dan kendala yang ada di Pulau Bromo dalam pengembangan kawasan ekowisata RTH menggunakan metode content analysis (CA), tahapan pertama ini memerlukan data yang berasal dari wawancara secara mendalam (in-depth interview) dan observasi lapangan dengan menggunakan sub variabel penelitian. Kedua, menentukan kriteria zonasi untuk pengembangan ekowisata RTH Pulau Bromo menggunakan teknik delphi, tahapan kedua ini memerlukan data yang berasal dari hasil dari tahapan satu serta studi literatur terkait zonasi ekowisata RTH. Ketiga, merumuskan strategi pengembangan ekowisata RTH Pulau Bromo menggunakan metode validasi triangulasi, tahapan ketiga ini memerlukan data kondisi eksisting berupa potensi dan kendala, kebijakan atau peraturan yang terkait, studi literatur, pendapat para ahli serta zonasi pengembangan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 3 zonasi pengembangan serta masing-masing zona memiliki strategi pengembangan yang berbeda antara lain (1) Zona inti 1: Pelestarian Rumah Lanting untuk kegiatan exhibition, Pengembangan infrastruktur pendukung Rumah Lanting, Pelestarian lingkungan melalui penanaman pohon. Zona inti 2: Pelestarian lingkungan melalui penanaman pohon, Pengembangan infrastruktur pendukung kegiatan pelestarian lingkungan (2) Zona Penyangga 1: Pembatas antara zona inti dengan zona pengembang. Zona Penyangga 2: Pemanfaatan bangunan bekas pabrik sebagai sarana rekreasi edukasi, Pemanfaatan lahan sawah menjadi agrowisata perkebunan, Pemanfaatan delta sungai sebagai daya tarik wisata, Pembangunan infrastruktur pendukung sarana rekreasi edukasi (3) Zona Pengembang 1: Peningkatan kualitas lingkungan permukiman tepi sungai. Zona Pengembang 2: Pelestarian Budaya Banjar, Pengembangan infrastruktur pendukung pelestarian Budaya Banjar. Zona Pengembang 3: Peningkatan sarana prasarana pendukung ekowisata, Peningkatan atraksi wisata Rumah Lanting Buatan. Serta disetiap zona memiliki strategi pengembangan yaitu pelibatan manajemen kelembagaan dalam pengembangaan pengelolaan ekowisata RTH.
==========================================================================================================================
The availability of Green Open Space in Banjarmasin City is minimal and limited, which is only 2.52% of the total area based on Law no. 26 of 2007 stipulates that the proportion of green open space in a city is at least 30% of the total area with a proportion of 20% public green open space and 10% private green open space. The cause of the reduction in green open space in Banjarmas City is because it is currently experiencing a shift in the function of green land into built-up land which can damage the environment. One of the impacts of the shift in land use is the flood disaster. Banjarmasin City is a city of a thousand so that Green Open Space and Blue Open Space have a very strong role in tackling floods that occur every year caused by high rainfall so that water discharge increases and river areas and lack of green open space to absorb excessive air. Therefore, the Banjarmasin City Government seeks to meet the needs of green space by making it happen through one of the leading tourist destinations, namely Bromo Island. Bromo Island is located on the border between the Martapura River and the Barito River. Bromo Island is one of the deltas located in Banjarmasin City which is planned to be the embodiment of green open space protection in the form of an island that is used as an ecotourism potential with a handling theme, namely Preservation of Green Open Areas (RTH) and Ecotourism Development.
Based on these problems, this study aims to formulate the right strategy for the development of Bromo Island as a green open space ecotourism area in Banjarmasin City. To achieve this goal, three stages are carried out. First, identify the potential and constraints that exist on Bromo Island in the development of green open space ecotourism using the content analysis (CA) method, this first stage requires data from in-depth interviews and field observations using research sub-variables. Second, determine the zoning criteria for the development of green open space ecotourism on Bromo Island using the Delphi technique, this second stage requires data from the results of stage one as well as literature studies related to green open space ecotourism zoning. Third, formulate a strategy for developing green space ecotourism on Bromo Island using the triangulation validation method, this third stage requires data on existing conditions in the form of potentials and constraints, related policies or regulations, literature studies, expert opinions and development zoning.
The result of this research show that there are 3 development zones and each zone has a different development strategy, among others (1) Core zone 1: Lanting House preservation for exhibition activities, Lanting House supporting infrastructure development, Environmental conservation through tree planting. Core zone 2: Environmental conservation through tree planting, Development of supporting infrastructure for environmental conservation activities. (2) Buffer zone 1: The boundary between core zone and developer zone. Buffer zone 2: Utilization of former factory buildings as educational recreation facilities, Utilization of paddy fields for plantation agrotourism, Utilization of river delta’s as a tourist attractions, Development of supporting infrastructure for educational recreation facilities (3) Developer zone 1: Improving the quality of the riverside residential environment. Developer zone 2: Banjar Culture Preservation, Development of supporting infrastructure for Banjar Culture preservation. Developer zone 3: Improving ecotourism supporting infrastructure, Increasing tourist attraction of Artificial Lanting House. And each zone has a development strategy, that is Involvement of Institutional management in the development of green open-space ecotourism management.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Ekowisata RTH, Strategi Pengembangan, Zonasi Pengembangan, Green Open Space Ecotourism, Development Strategy, Development Zoning
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G155 Tourism
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Regional & Urban Planning > 35201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Nury Ahdiya Rif’ati
Date Deposited: 14 Aug 2021 04:16
Last Modified: 18 Aug 2021 03:33
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/86612

Actions (login required)

View Item View Item