Wahyono, Fandhy (2021) Faktor-Faktor Pembentuk Liveliness Pada Plaza dan Jalur Pejalan Kaki di Taman Kota Surabaya Berdasarkan Preferensi Pengguna Milenial. Masters thesis, Sepuluh November Institute of Technology.
Text
ServiceLogin_service=wise&passive=1209600&continue=https_%2F%2Fdrive.google.com%2Fdrive%2Fu%2F0%2Fmy-drive&followup=https_%2F%2Fdrive.google.com%2Fdrive%2Fu%2F0%2Fmy-drive Restricted to Repository staff only Download (99kB) |
|
Preview |
Text
08111950030002-Master_Thesis.pdf Download (40MB) | Preview |
Preview |
Text
08111950030002-Master_Thesis.pdf - Accepted Version Download (40MB) | Preview |
Abstract
Kehidupan masyarakat yang aktif menjadi kebutuhan setiap kota. Ruang publik
sejatinya dapat mengundang orang untuk melakukan aktivitas sosial merupakan indikator
dari ruang publik yang lively, sehingga daya tarik milenial dapat terjadi. Hal tersebut dapat
terjadi apabila kualitas ruang publik itu dapat hadir melalui penerapan desain ruang publik.
Taman kota Surabaya merupakan ruang publik yang harus mempunyai kualitas baik,
karena selain untuk memenuhi kebutuhan fungsional dan estetika, taman juga memiliki
motif sosial dan budaya. Taman tidak hanya mempunyai fungsi sebagai tempat penyimpan
air tanah dan ruang sosial, namun juga sebagai ruang kreatif, idealisme, pendidikan dan
kolaboratif untuk pengguna milenial. Fokus penelitian ini adalah mencari faktor apa saja
yang mempengaruhi liveliness pada empat taman kota Surabaya, yakni taman Bungkul,
Apsari, Ronggolawe, dan Mozaik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
perencanaan dan perancangan kriteria desain ruang publik yang lively bagi generasi
milenial.
Metode yang digunakan merupakan metode kuasi eksperimental (quasi-
experimental research), penelitian ini memiliki tiga tahap observasi yaitu observasi
liveliness, interaksi sosial, dan wawancara. Faktor liveliness yang terdiri dari good scale,
staying activity, physical comfort, dan movement. Faktor-faktor tersebut diukur dan diberi
skor, kemudian dibandingkan di setiap objek studi. Sementara, observasi interaksi sosial
dan wawancara data hasil observasi liveliness mengenai taman kota yang mempunyai skor
paling tinggi. Hasilnya berupa data statistik mengenai faktor yang paling mempengaruhi
liveliness taman kota melalui sebuah indeks.
Hasil kesimpulannya adalah Taman Bungkul memiliki skor paling tinggi dari
keempat jenis observasi tersebut. Staying Activity, aksesbilitas dan pergerkan merupakan
hal yang paling berpengaruh pada taman ini. Pola jalur pejalan kaki yang cenderung
pendek, lebar, linier dan terhubung dengan fasilitas taman lainnya menjadikan kinerja
integrasi dan konektivitasnya menjadi lebih resposif. Dari hasil wawancara, daya tarik dari
taman ini adalah keberadaan sentra PKL yang nyaman dengan adanya fasilitas internet,
listrik, meja dan kursi semi permanen dan dekat dengan tempat parkir. Penyediaan komunal
space dengan visi kolaborasi dan pemberdayaan PKL menjadi pembentuk kehidupan
milenial yang lively dalam studi ini
=====================================================================================================
An active community life is a necessity in every city. Public space can
actually invite people to carry out social activities as an indicator of lively public
space. This can happen if the quality of the public space is shown through the
application of public space design. Surabaya City Parks are public spaces that must
have this quality. In addition to fulfilling functional and aesthetic needs, parks as
public spaces also have social and cultural motives. Parks not only function as a
storage area for groundwater and social space, but also as a creative, idealistic,
educational and collaborative space for millennial users. The focus of this research
is to find out what factors affect liveliness in four city parks of Surabaya, namely
Bungkul, Apsari, Ronggolawe, and Mozaik urban parks. While the purpose of this
research is to plan and design lively public space design criteria for the millennial
generation.
This research used quasi-experimental method and has three stages of
observation, namely liveliness observation, social interaction, and interviews.
Liveliness factors consist of good scale, staying activity, physical comfort, and
movement. These factors are measured and given a score, then compared in each
object of study. The results are in the form of statistical data regarding the factors
that most influence the liveliness of city parks through an index. Social interaction
observations and interviews with liveliness observations about city parks have the
highest score.
The result is a Bungkul urban park has the highest score of the four types of
observations. Bungkul urban park has the highest score of the four types of
observations. Staying Activity, accessibility and movement are the most influential
things in this park. Pedestrian patterns that tend to be short, wide, linear, and
connected to other park facilities make the integration and connectivity be
responsibly. From the interviews, the attraction of this park is the presence of a
convenient street vendor center with internet facilities, electricity, semi-permanent
tables, and chairs and close to the parking lot. Providing communal space with a
vision of collaboration and empowerment of street vendors to form millennials who
live in this study.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races > HT133 City and Towns. Land use,urban |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Architechture > 23101-(S2) Master Theses |
Depositing User: | Fandhy Eka Wahyono (DOBEL) |
Date Deposited: | 17 Aug 2021 13:03 |
Last Modified: | 18 Oct 2024 06:58 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/87720 |
Actions (login required)
View Item |