Rachmandafitri, Amalia Oktavia (2021) Analisa Tingkat Kerentanan Bencana Banjir Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus: Kota Surabaya, Jawa Timur). Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
03311740000058-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2023. Download (2MB) | Request a copy |
|
Text
03311740000058-Undergraduate_Thesis.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Banjir merupakan salah satu bencana hidrometeorologis yang
terjadi di Indonesia terutama pada musim hujan. Terjadinya banjir dapat menimbulkan konsekuensi yang berdampak pada ekonomi, lingkungan dan manusia. Sehingga diperlukan upaya untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan secara antisipasif. Kota Surabaya merupakan daerah yang sering terendam oleh banjir yang memiliki ketinggian genangan 10 -70 cm selama 6 jam. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan nilai kerentanan banjir pada wilayah Kota Surabaya dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai rekomendasi prioritas dalam meningkatkan kapasitas pada wilayah rentan. Pada penelitian ini digunakan 4 parameter kerentanan banjir yaitu kerentanan sosial, kerentanan ekonomi, kerentanan fisik dan kerentanan lingkungan. Setiap parameter terbagi menjadi beberapa kelas dengan nilai skor yang berbeda – beda. Dari hasil pembobotan AHP, didapatkan bobot parameter sosial dengan nilai bobot 0,42321, parameter ekonomi dengan bobot 0,042322, parameter lingkungan dengan bobot 0,22708 dan parameter fisik dengan bobot 0,21216. Dari hasil analisa kerentanan banjir terdapat wilayah yang memiliki nilai kerentanan tinggi dengan beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu pada Kecamatan Trenggilismejoyo dimana faktor fisik berupa sistem
drainase yang tidak berfungsi dengan baik. Kecamatan Wonocolo memiliki faktor yang tinggi pada aspek kerentanan fisik yaitu padatnya bangunan - bangunan liar di atas aliran sungai. Kecamatan Dukuhpakis dimana faktor sosial berupa tingginya nilai rasio kelompok umur dan faktor fisik seperti padatnya bangunan sehingga kurangnya resapan air pada kecamatan. Faktor lingkungan pada Kecamatan Sukolilo yang memiliki luasan mangrove terbesar merupakan faktor pada tingginya kerentanan banjir. Kecamatan Krembangan dimana faktor gografis dengan ketinggian ± 3 meter diatas permukaan laut merupakan daerah dengan ketinggian rendah. Pada Kecamatan Semampir dimana rasio penduduk miskin paling tinggi merupakan faktor yang mengakibatkan kerentanan banjir tinggi pada wilayah ini dari faktor sosial dan Kecamatan Benowo yang dipengaruhi oleh faktor sosial dimana memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Kata Kunci— Banjir, Kerentanan, Analitical Hierarchy Process (AHP)
=======================================================================================================
Flood is one of the hydrometeorological disasters that occur in Indonesia, especially during the rainy season. The occurrence of floods can have consequences that have an impact on the economy, the environment and humans. So that efforts are needed to minimize the losses incurred in anticipation. The city of Surabaya is an area that is often inundated by floods which have a height of 10 -70 cm inundation for 6 hours. Therefore, this study aims to
provide a value for flood vulnerability in the Surabaya City area using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method as a priority recommendation in increasing capacity in vulnerable areas. In this study, 4 parameters of flood vulnerability were used, namely social vulnerability, economic vulnerability, physical vulnerability and
environmental vulnerability. Each parameter is divided into
several classes with different score values. From the results of the AHP weighting, the social parameter weights with a weighted value of 0.42321, economic parameters with a weight of 0.042322, environmental parameters with a weight of 0.22708 and physical parameters with a weight of 0.21216. From the results of the flood vulnerability analysis, there are areas that have high vulnerability values with several influencing factors, namely in Trengilismejoyo District where physical factors are in the form of a drainage system
that is not functioning properly. Wonocolo District has a high factor in the aspect of physical vulnerability, namely the density of illegal buildings above the river flow.Dukuhpakis sub-district where social factors are the high value of the age group ratio and physical factors such as the density of buildings so that there is a lack of water absorption in the sub-district. Environmental factors in Sukolilo District, which has the largest mangrove area, are a factor in the high flood vulnerability. Krembangan sub-district where the geographical factor with a height of ± 3 meters above sea level is an area with low altitude. In Semampir District, where the ratio of poor people is highest, it is a factor that causes high flood vulnerability in this area from social factors and Benowo District which is influenced by social factors which have a high
population density.Keywords— Flooding, Vulnerability, Analytical Hierarchy Process (AHP)
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Banjir, Kerentanan, Analitical Hierarchy Process (AHP), Flooding, Vulnerability, Analytical Hierarchy Process (AHP) |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GB Physical geography > GB1399.9 Floods Q Science > Q Science (General) |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Amalia Oktavia Rachmandafitri |
Date Deposited: | 21 Aug 2021 23:00 |
Last Modified: | 04 Apr 2022 06:36 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/88392 |
Actions (login required)
View Item |