Firdaus, Zenda Mergita (2021) Pemodelan Kota Tiga Dimensi untuk Visualisasi Cuaca Mikro Perkotaan di Surabaya. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
6016201013-Master_Thesis.pdf - Accepted Version Download (5MB) | Preview |
Abstract
Salah satu topik utama dalam studi keberlanjutan desain perkotaan adalah peningkatan suhu lingkungan. Tingginya suhu permukaan dan suhu udara keseluruhan disebabkan oleh tergantikannya wilayah terbuka hijau oleh beton, jalan, bangunan serta kenampakan lain hasil buatan manusia. Pembangunan tersebut berpengaruh pada cuaca perkotaan. Oleh karena itu, diperlukan adanya manajemen data yang dapat menunjukkan kondisi tentang desain bangunan secara rinci sebelum dilakukan simulasi cuaca mikro. Penelitian ini menggunakan pendekatan model tiga dimensi untuk memvisualisasikan kondisi cuaca perkotaan. Model kota 3D dibuat menggunakan metode semi-automatis menggunakan data LiDAR dan foto udara. Model kota 3D tersebut digunakan sebagai masukan area untuk memvisualisasikan cuaca mikro. Parameter yang digunakan untuk simulasi dan visualisasi adalah temperatur, kecepatan, dan arah angin. Model yang terbentuk dianalisis dari sisi spasial dan statistiknya. Hasil dari penelitian ini adalah Model kota 3D yang dihasilkan dapat diterima dengan hasil validasi tinggi bangunan memiliki RMSE sebesar 15,6 cm untuk daerah PTC dan 21,3 cm untuk daerah TP. Nilai ini dapat diterima berdasarkan standart yang ditetapkan oleh Open Geospatial Consortium yaitu kurang dari 2 m. Jenis atap yang ditemukan adalah pelana, limas, datar, kubah, dan mansard. Jenis bangunan yang banyak ditemui di daerah penelitian adalah pemukiman warga sejumlah 1746 rumah dengan rata-rata ketinggian sebesar 6,15 m dan RMSE sebesar 5,2 cm. Area input yang digunakan untuk simulasi cuaca mikro di ENVI-met hanya mampu menampilkan block model objek atau objek dengan LOD1 sedangkan input yang digunakan adalah objek dengan LOD2. Penggunaan grid yang efektif adalah grid yang berukuran 50×50×25 m dengan resolusi 2 m. Selain itu hasil visualisasi cuaca mikro belum bergeoreferensing, sehingga perlu dilakukan georeferensing dan konversi data dari ENVI-met agar dapat dibuka di perangkat SIG seperti ArcGIS. Skenario yang diberikan mampu menunjukkan perbedaan temperatur yang cukup mudah tergantung pada vegetasi yang diberikan.
=====================================================================================================
One of the main topics in the study of urban design sustainability is the increase in environmental temperature. The high surface temperature and overall air temperature are caused by the replacement of green open areas with concrete, roads, buildings, and other man-made features. These developments affect urban weather. Therefore, it is necessary to have data management that can show the conditions of the building design in detail before microclimate simulations are carried out. This study uses a three-dimensional model approach to visualize urban microclimate conditions. A 3D city model was created using a semi-automatic method using LiDAR data and aerial photography. The 3D city model is used as an input area to visualize the microlimate. Parameters used for simulation and visualization are temperature, speed, and wind direction. The model that is formed is analyzed in terms of spatial and statistical aspects. The results of this study are the resulting 3D city model is acceptable with the validation results of the building height having an RMSE of 15.6 cm for the PTC area and 21.3 cm for the TP area. This value is acceptable based on the standard set by the Open Geospatial Consortium, which is less than 2 m. The types of roofs found are gable, pyramid, flat, dome, and mansard. The types of buildings that are commonly found in the study area are residential areas with a total of 1746 houses with an average height of 6.15 m and an RMSE of 5.2 cm. The input area used for microclimate simulation in ENVI-met is only able to display block model objects or objects with LOD1 while the input used is objects with LOD2. The effective use of the grid is a grid measuring 50×50×25 m with a resolution of 2 m. In addition, the results of microclimate visualization have not been georeferenced, so it is necessary to georeference and convert data from ENVI-met so that it can be opened on GIS devices such as ArcGIS. The given scenario can show a temperature difference easily depending on the given vegetation.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | 3D City Model, ArcGIS Pro, ENVI-met, Microclimate, ArcGIS Pro, ENVI-met, Cuaca Mikro, Model Kota 3D. |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.212 ArcGIS. Geographic information systems. G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.217 Geospatial data |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Geomatics Engineering > 29101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | Zenda Mergita Firdaus |
Date Deposited: | 21 Aug 2021 00:25 |
Last Modified: | 09 Dec 2024 05:48 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/88478 |
Actions (login required)
View Item |