Pra Desain Pabrik Gliserol Monooleat dari Gliserol dan Asam Oleat dengan Proses Esterifikasi

Wardani, Luthfiya Ayu and Savitri, Wardha (2021) Pra Desain Pabrik Gliserol Monooleat dari Gliserol dan Asam Oleat dengan Proses Esterifikasi. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 02211940005009_02211940005011-Undergraduate_Theses.pdf] Text
02211940005009_02211940005011-Undergraduate_Theses.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB) | Request a copy
[thumbnail of 02211940005009_02211940005011-Undergraduate_Theses.pdf] Text
02211940005009_02211940005011-Undergraduate_Theses.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2023.

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Gliserol Monooleat (GMO) merupakan salah satu jenis surfaktan yang dapat diaplikasikan dalam berbagai industri, misalnya pada industri makanan, kosmetik, cat, oli, plastik, dan pengeboran minyak sebagai Enhanced Oil Recovery (EOR). Hingga saat ini, kebutuhan GMO di Indonesia yang besar tidak diimbangi dengan kemampuan produksinya, sehingga kebutuhan GMO dipenuhi dengan cara impor. GMO ini diolah dari bahan baku gliserol dan asam oleat dengan menggunakan proses esterifikasi. Terdapat 3 tahapan yang harus dilakukan sebelum dihasilkan produk GMO sesuai dengan standart (kemurnian >70%). Tahapan yang pertama dilakukan adalah tahap esterifikasi yakni mereaksikan antara gliserol dan asam oleat membentuk gliserol monooleat dengan bantuan katalis NaOH. Selanjutnya larutan GMO yang terbentuk dari unit esterifikasi dimurnikan untuk memisahkan antara gliserol dan air dalam fase uap dengan produk dalam fase liquid dengam menggunakan Evaporator Falling Film (V-210). Larutan GMO yang telah dimurnikan di dalam Evaporator Falling Film kemudian dinetralkan dengan larutan H3PO4. Kemudian dialirkan menuju unit solidification (X-310) yakni terjadi proses pemadatan GMO. Produk yang keluar dari solidification (X-310) berupa padatan dan liquor, diumpankan kedalam centrifuge (H-313) untuk memisahkan padatan dan liquor. Padatan gliserol monooleat hasil pemisahan dalam centrifuge (H-313) diumpankan menuju ball-mill (C-315) dengan menggunakan belt-conveyor (J-314) untuk dihaluskan. Kemudian, dialirkan ke screener (S-335) untuk menyeleksi ukuran padatan yang sesuai dengan spesifikasi produk yaitu sebesar 60 mesh. Untuk dapat mendirikan pabrik GMO dengan kapasitas 6.000 ton/tahun dengan waktu operasi 330 hari kerja diperlukan total modal Modal Tetap (FCI) sebesar Rp 116.046.004.476,34; Modal Kerja (WCI) : Rp 20.478.706.672,29; Modal Total (TCI) : Rp 136.524.711.148,63; Biaya produksi per tahun (TPC) : Rp 195.238.585.329 dengan estimasi penjualan Rp. 296.395.050.000 diperoleh nilai IRR 40%, POT 4,502 tahun, dan NPV sebesar Rp 455.070.052.419,85 (positif) menunjukan bahwa pabrik GMO ini layak untuk didirikan.
====================================================================================================
Glycerol Monooleate (GMO) is a type of surfactant that can be applied in various industries, for example in the food, cosmetic, paint, oil, plastic and oil industries as Enhanced Oil Recovery (EOR). Until now, the large demand for GMOs in Indonesia has not been matched by its production capacity, so that the demand for GMOs is met by importing. This GMO is processed from glycerol and oleic acid as raw materials using an esterification process. There are 3 steps that must be carried out before the GMO product produced is in accordance with the standard (purity > 70%). The first step is the esterification step, which is the reaction between glycerol and oleic acid to form glycerol monooleate with the help of a NaOH catalyst. Furthermore, the GMO solution formed from the esterification unit was purified to separate the glycerol and water in the vapor phase from the product in the liquid phase using a Falling Film Evaporator (V-210). The GMO solution that has been purified in the Falling Film Evaporator is then neutralized with H3PO4 solution. Then to the solidification unit (X-310) where the GMO compaction process occurs. The product that comes out of solidification (X-310) in the form of solids and liquor, is fed into a centrifuge (H-313) to separate solids and liquor. The solid glycerol monooleate separated in a centrifuge (H-313) is fed to a ball-mill (C-315) using a belt-conveyor (J-314) for grinding. Then, measure to the screener (S-335) to select solids that conform to the 60 mesh specification. To be able to build a GMO factory with a capacity of 6,000 tons/year with an operating time of 330 working days, a total Fixed Capital Capital (FCI) of Rp. 116,046,004,476.34 is required; Working Capital (WCI): Rp 20,478,706,672.29; Total Capital (TCI): Rp 136,524,711,148.63; Production cost per year (TPC): Rp 195,238,585,329 with estimated sales of Rp. 296,395,050,000 IRR value of 40%, POT 4,502 years, and NPV of Rp 455,070,052,419.85 indicate that this GMO factory is feasible to be established.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Glycerol, Oleic Acid, Glycerol Monooleate, Esterification, Gliserol, Asam Oleat, Gliserol Monooleat, Esterifikasi
Subjects: Q Science > QD Chemistry > QD305.A2 O73 Esterification
T Technology > TP Chemical technology > TP155.5 Chemical plants--Design and construction
Divisions: Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Wardha Savitri
Date Deposited: 23 Aug 2021 08:59
Last Modified: 23 Aug 2021 14:00
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/89165

Actions (login required)

View Item View Item