Provito, Wahyu Tri Amaliah and Primadinata, Safrie Syamsuddin (2021) Pra Desain Pabrik Natrium Hidroksida Dari Garam Rakyat. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
02211940005015_02211940005017-Undergraduated_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2023. Download (12MB) | Request a copy |
|
Text
02211940005015_02211940005017-Undergraduated_Thesis.pdf Restricted to Repository staff only Download (12MB) | Request a copy |
Abstract
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam perairan yang sangat besar. Potensi perairan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar produksi komoditi garam (NaCl). Natrium hidroksida (NaOH) adalah salah satu bahan kimia yang proses pembuatannya berbahan baku NaCl. Natrium hidroksida sendiri dalam industri sangat dibutuhkan untuk menghasilkan produk lain seperti kertas, sabun, petroleum dll. Maka untuk memanfaatkan sumber daya yang melimpah berupa garam (NaCl) salah satunya adalah dengan mendirikan pabrik natrium hidroksida. Dengan adanya pengembangan di dunia industri, diharapkan negara kita dapat menjadi negara yang mandiri karena tidak lagi bergantung pada industri-industri di luar negeri.
Pada pembuatan natrium hidroksida teknologi produksi yang dikenal adalah proses klor-alkali. Industri klor-alkali adalah salah satu operasi elektrokimia terbesar di dunia. Ada tiga proses dasar untuk elektrolisi pembuatan natrium hidroksida antara lain yaitu proses sel diafragma, proses sel merkuri dan proses sel membran.
Dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kebutuhan energi dan juga efisiensinya maka pada pabarik natrium hidroksida ini dipilih proses elektrolisis dengan sel membran. Dimana pada prosesnya dibagi menjadi 3 tahapan proses yaitu treatment, elektrolisis dan pengolahan produk.
Lokasi yang dipilih sebagai tempat didirikannya pabrik ini adalah kabupaten sampang. Hal ini diambil karena beberapa aspek antara lain ketersediaan bahan baku, ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pabrik, serta harga lahan yang masih relatif murah. Berdasarkan perhitungan neraca massa, untuk memenuhi kapasitas produksi sebanyak 100.000 ton/tahun dibutuhkan bahan baku garam rakyat sebesar 140.105 ton/tahun. Proses produksi juga didukung oleh pelaksanaan selama 330 hari per tahunnya.
Pabrik natrium hidroksida ini merupakan perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) dengan sistem organisasi garis dan staff. Untuk dapat mendirikan pabrik dengan kapasitas 100.000 ton/tahun diperlukan total modal investasi sebesar Rp 1.040.258.734.237,69 dan total biaya produksi sebesar Rp 460.914.499.872,19 dengan estimasi hasil penjualan per tahun Rp 1.257.806.688.000. Dengan estimasi umur pabrik 10 tahun dapat diketahui internal rate of return (IRR) sebesar 15 %, pay out time (POT) 5,32 tahun dan NPV sebesar Rp 2.631.260.613. 418,66.
======================================================================================================
Indonesia has a huge potential of marine natural resources. The potential of these waters can be used as a basic material for the production of commodity salt (NaCl). Sodium hydroxide (NaOH) is one of the chemicals whose manufacturing process is made from NaCl. Sodium hydroxide itself in industry is needed to produce other products such as paper, soap, petroleum etc. So to take advantage of the abundant resources in the form of salt (NaCl), one of them is to establish a sodium hydroxide factory. With the development in the industrial world, it is hoped that our country can become an independent country because it is no longer dependent on foreign industries.
In the manufacture of sodium hydroxide, the known production technology is the chlor-alkali process. The chlor-alkali industry is one of the largest electrochemical operations in the world. There are three basic processes for the electrolysis of sodium hydroxide, namely the diaphragm cell process, the mercury cell process and the membrane cell process.
Taking into account environmental aspects, energy requirements and efficiency, the sodium hydroxide factory chose the electrolysis process with membrane cells. Where the process is divided into 3 stages of the process, namely treatment, electrolysis and product processing.
The location chosen as the location for the establishment of this factory is the district of Sampang. This was taken because of several aspects, including the availability of raw materials, the availability of facilities and infrastructure to support factories, as well as the relatively cheap price of land. Based on the calculation of the mass balance, to meet the production capacity of 100,000 tons/year, 140,105 tons/year of raw material for people's salt is needed. The production process is also supported by the implementation for 330 days per year.
This sodium hydroxide factory is a company incorporated as a Limited Liability Company (PT) with a line and staff organization system. To be able to build a factory with a capacity of 100,000 tons/year requires a total investment of Rp. 1,040,258,734,237.69 and a total production cost of Rp. 460,914,499,872.19 with an estimated annual sales of Rp. 1,257,806,688,000. With an estimated age of 10 years, it can be seen that the internal rate of return (IRR) is 15%, the pay out time (POT) is 5.32 years and the NPV is Rp 2,631,260,613. 418,66.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | NaOH, Klorin, Garam Rakyat,Membran Elektrolisis, Klor-Alkali |
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology > TP155.5 Chemical plants--Design and construction |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Wahyu Tri Amaliah Provito |
Date Deposited: | 25 Aug 2021 05:42 |
Last Modified: | 25 Aug 2021 05:42 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/89437 |
Actions (login required)
View Item |