Nyotosriharto, Unggun Dahana (2021) Penggunaan Drone Untuk Pengawasan Operasi Maritim Dan Menganalisa Kesenjangan Antara Tujuan Regulasi Sistem Identifikasi Otomatis Dengan Kinerja Sistem Identifikasi Otomatis. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
04211950010003-Master_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2023. Download (23MB) | Request a copy |
Abstract
Sistem Identifikasi Otomatis (SIO) atau Automatic Identification System (AIS) adalah sebuah sistem untuk saling mengidentifikasi posisi dan pergerakan antara kapal kapal yang sedang berlayar, dengan tujuan agar setiap nahkoda dapat menentukan lintasan kapalnya untuk menghindari tubrukan. Pemasangan AIS di kapal merupakan kewajiban yang telah ditetapkan pemerintah agar otoritas pelabuhan dapat mengatur lalu lintas pelayaran, karena itu sinyal AIS juga dipantau oleh otoritas maritim di pelabuhan. Karena AIS merupakan perangkat elektronik yang memancarkan dan menerima sinyal pada gelombang VHF, maka keberhasilan komunikasi sinyal AIS tergantung pada sistem instalasi di kapal dan di stasiun penerima di darat. Dari sisi pemancar di kapal terdapat faktor ketinggian antena, tata letak antena terhadap dimensi kapal, rangkaian kabel dan sumber daya listrik. Sedangkan dari sisi penerima di darat tergantung pada ketinggian antena. Saat ini kemampuan VTS untuk menerima sinyal AIS terbatas pada jarak sekitar 50 km sesuai dengan kaidah jarak pandang. Hal ini dikarenakan pada umumnya kantor VTS berada pada ketinggian hampir sejajar dengan permukaan laut, dengan ketinggian menara antena sekitar 20 meter.
Pada saat terjadi gangguan pada sarana AIS untuk mengidentifikasi kapal, maka identifikasi secara visual menggunakan kamera drone adalah salah satu solusi yang paling cepat. Pada tesis ini telah dilakukan uji coba verifikasi cepat menggunakan drone terhadap sebuah kapal yang sedang berlabuh di perairan Madura, namun menurut marinetraffic.com posisi terakhir kapal tersebut berada di Selat Bali dan perangkat AIS sudah tidak berfungsi sejak hampir satu bulan.
Selain itu untuk meningkatkan kualitas penerimaan sinyal AIS, IALA telah merekomendasikan pengaturan terhadap ketinggian antena dan sensivitas penerima AIS. Tesis ini mencoba untuk melaksanakan rekomendai IALA dengan menerima sinyal AIS pada ketinggian hampir 2000 meter dan hasilnya dapat menerima sinyal AIS kapal dari jarak 110 Km hingga 150 Km.
Kata Kunci: AIS, UAV, Radio Gunung, Airborne AIS Receiver
=========================================================================================================
Automatic Identification System is a system to identify each other's positions and movements between ships that are sailing, with the aim that each captain can determine the trajectory of his ship to avoid collisions. Installation of AIS on ships is an obligation that has been set by the government so that port authorities can regulate shipping traffic, therefore AIS signals are also monitored by maritime authorities at ports. Because AIS is an electronic transceiver device that transmits and receives signals in the VHF band, the success of transmitting AIS signals depends on the installation system on board and receiving stations on land. From the transmitter side on the ship, there are antenna height factors, antenna layout to ship dimensions, cable circuits and electrical power sources. While from the receiving side on the ground depends on the height of the antenna. Currently the ability of VTS to receive AIS signals is limited to a distance of about 50 km in accordance with the line of sight rules. This is because in general the VTS office is located at an altitude almost parallel to sea level, with an antenna tower height of about 20 meters.
When there is a problem with the AIS facility to identify ships, visual identification using a drone camera is one of the fastest solutions. In this thesis, a rapid verification trial using a drone has been carried out on a ship anchored in the waters of Madura, but according to marinetraffic.com the ship's last position was in the Bali Strait and the AIS device had been out of service for almost a month.
Furthermore to improving the reception quality of the AIS signal, IALA has recommended adjustments to the antenna height and receiver sensitivity. This thesis tries to implement IALA recommendations by receiving AIS signals at an altitude of almost 2000 meters and as a result can receive AIS signals from ships from a distance of 110 Km to 150 Km.
Key Words: AIS, UAV, Mountain Radio, Airborne AIS Receiver
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | AIS, UAV, Radio Gunung, Airborne AIS Receiver AIS, UAV, Mountain Radio, Airborne AIS Receiver |
Subjects: | T Technology > T Technology (General) > T55 Industrial Safety |
Divisions: | Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Marine Engineering > 36101-(S2) Master Theses |
Depositing User: | Unggun Dahana |
Date Deposited: | 04 Sep 2021 08:55 |
Last Modified: | 04 Sep 2021 08:55 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/91731 |
Actions (login required)
View Item |