Desain Alat Kontrol Akurasi Perletakan Dan Geometri Implan Telinga Pada Kasus Rekonstruksi Microtia Ears Tahap 1

Putri, Vaya Herlyna (2021) Desain Alat Kontrol Akurasi Perletakan Dan Geometri Implan Telinga Pada Kasus Rekonstruksi Microtia Ears Tahap 1. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of hQn7/index.html] Text
hQn7/index.html
Restricted to Repository staff only

Download (4kB) | Request a copy
[thumbnail of hQn7/index.html] Text
hQn7/index.html
Restricted to Repository staff only

Download (4kB) | Request a copy
[thumbnail of hQn7/index.html] Text
hQn7/index.html
Restricted to Repository staff only

Download (4kB) | Request a copy
[thumbnail of 08311740000006-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
08311740000006-Undergraduate_Thesis.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB) | Request a copy
[thumbnail of 08311740000006-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
08311740000006-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2023.

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Telinga merupakan salah satu anggota tubuh yang memiliki fungsi untuk mendengar. Selain itu, telinga juga dianggap sebagai “perhiasan” bagi sebagian orang. Tanpa daun telinga, tidak akan terciptanya proporsi yang harmoni pada wajah seseorang. Daun telinga yang indah akan menambah kepercayaan diri saat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar dan secara tidak langsung, akibat struktur wajah, seseorang bisa diterima atau tidak di suatu komunitas (dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE., 2021). Faktanya, di seluruh dunia dari setiap 10.000 kelahiran, 1-5 bayi diantaranya mengalami cacat daun telinga total ataupun sebagian dengan jumlah pasien tertinggi berada di Asia. Hal ini dapat menyebabkan penderita menjadi seseorang yang enggan untuk berinteraksi dengan orang lain sehingga penderita semakin terpuruk dalam kehidupannya. Diestimasikan jumlah populasi dengan mikrotia di dunia sebanyak 740 ribu dan sebanyak 27 ribu di Indonesia. Akan tetapi, Karena di Indonesia belum tersedianya alat medis yang dapat membantu proses tracing telinga agar simetris. Sehingga, dokter hanya mengira-ngira tanpa acuan dan dimensi yang jelas ketika meletakkan implant telinga ke kantong. Yang akibatnya, ditemukan selisih jarak yang cukup lebar antara telinga normal dan implant. Hal ini tentu akan mempengaruhi estetika wajah pasien itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan desain alat tracing telinga yang dapat membantu dokter dan memperbaiki kualitas operasi, yang akan berpengaruh terhadap estetika hasil akhir telinga pasien. Juga menghasilkan produk alat tracing telinga yang mudah digunakan dan memangkas waktu operasi mikrotia. Serta menghasilkan produk alat kesehatan yang ringkas, mudah disimpan, tidak memakan tempat dalam tas dan mudah dibawa bepergian. Dalam penelitian ini, metode rapid prototyping dan additive manufacturing dilakukan untuk mencapai konsep desain alat tracing telinga, dimana konsep desain tersebut adalah portable, practical, comfort dan symmetrical. Dengan konsep tersebut dapat menghasilkan alat tracing telinga yang dapat membantu aktivitas dokter dan meningkatkan kepuasan dan memperbaiki rasa percaya diri pasien untuk memiliki telinga normal yang indah dan simetris.
=====================================================================================================
Ear is one part of the body that has a function to hear. In addition, ears are also
considered as "jewelry" for some people. Without the earlobe, there will be no
harmonious proportions on one's face. Beautiful earlobes will increase confidence
when socializing with the surrounding community and indirectly, due to facial
structure, a person can be accepted or not in a community (dr. Indri Lakhsmi Putri,
Sp.BP-RE., 2021). In fact, worldwide out of every 10,000 births, 1-5 babies have
total or partial earlobe defects with the highest number of patients being in Asia.
This can cause the sufferer to become someone who is reluctant to interact with
other people so that the sufferer gets worse in his life. It is estimated that the total
population with microtia in the world is 740 thousand and as many as 27 thousand
in Indonesia. However, because in Indonesia there is no medical device that can
help the ear tracing process so that it is symmetrical. Thus, doctors only estimate
without a clear reference and dimension when placing ear implants into the bag.
As a result, a wide gap was found between the normal ear and the implant. This of
course will affect the aesthetics of the patient's face itself. The purpose of this study
is to produce an ear tracing device design that can help doctors and improve the
quality of surgery, which will affect the aesthetics of the patient's ear end result.
Also produces ear tracing products that are easy to use and reduce microtia
operation time. As well as producing medical device products that are compact,
easy to store, do not take up space in the bag and easy to carry around. In this
study, rapid prototyping and additive manufacturing methods were used to achieve
the design concept of an ear tracing device, where the design concepts are portable,
practical, comfort and symmetrical. With this concept, we can produce an ear
tracing tool that can help doctors' activities and increase satisfaction and improve
the patient's confidence to have beautiful and symmetrical normal ears.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Harmoni, malformasi, rekonstruksi, implan, symmetrical.
Subjects: R Medicine > RD Surgery
Divisions: Faculty of Creative Design and Digital Business (CREABIZ) > Interior Design > 90221-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Vaya Herlyna Putri
Date Deposited: 08 Sep 2021 04:21
Last Modified: 08 Sep 2021 04:21
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/91828

Actions (login required)

View Item View Item