Analisis Potensi Pengembangan Idle Asset Infrastruktur Pelabuhan: Studi Kasus Pelabuhan Tanah Ampo, Karangasem, Bali

Pratiwi, Ni Made Adelia Anggi (2022) Analisis Potensi Pengembangan Idle Asset Infrastruktur Pelabuhan: Studi Kasus Pelabuhan Tanah Ampo, Karangasem, Bali. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 04411740000039_Undergraduate_Thesis.pdf] Text
04411740000039_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 April 2024.

Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karangasem tahun 2012 – 2032 Pasal 5 ayat E menyatakan rencana pengembangan Pelabuhan Pariwisata di Tanah Ampo untuk mendukung pengembangan pariwisata di Kabupaten Karangasem. Pelabuhan Tanah Ampo dibangun pada tahun 2006, beroperasi tahun 2011 – 2013, lalu mangkrak hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting serta potensi hinterland disekitar Tanah Ampo sehingga menemukan alternatif terbaik untuk pengembangan Pelabuhan Tanah Ampo. Metode yang digunakan yaitu regresi, analisis gap, dan analisis biaya manfaat (BCR). Kondisi saat ini dari Pelabuhan Tanah Ampo yaitu memerlukan perbaikan pada bollard, rubber fender, dan diperlukan maintenance dredging. Untuk mendapatkan alternatif pengembangan, dilakukan analisis gap terhadap potensi hinterland disekitar Pelabuhan Tanah Ampo yaitu Pelabuhan Padang Bai dengan hasil BOR(%) 63,39% ditahun 2040, TBBM Manggis dengan BOR(%) yang melebihi standar pada Jetty 1 (72,4% ditahun 2025), Jetty 2 (72,3% ditahun 2028) dan Jetty 3 (71,6% ditahun 2030), serta 4 dari 7 tangki muatan yang melebihi SOR(%) yaitu Fame (67% ditahun 2031), Avtur (93,2% ditahun 2024), MFO (67,6% ditahun 2032), Pertamax (82,9% ditahun 2024), dan MDO (97,8% ditahun 2024), lalu potensi sandar kapal LCT dengan BOR(%) sebesar 4% ditahun 2041, potensi cruise pada sektor pariwisata yang ternyata tidak kompatibel dengan Pelabuhan Tanah Ampo, dan sektor perikanan dengan proyeksi total produksi ikan 40.096 ton ditahun 2041. Didapatkan 4 pilihan alternatif, dimana alternatif 1 tidak melakukan pengembangan sehingga muncul sunk cost sebesar Rp 261.533.866.520, dan 3 alternatif lainnya pengembangan menjadi TBBM, sandar LCT, dan SKPT. Dengan analisis BCR, maka yang terpilih adalah alternatif 4 yaitu pengembangan menjadi SKPT dengan rasio BCR 1,02.
=================================================================================================
Based on the Spatial Plan of Karangasem Regency in 2012 - 2032 chapter 5 paragraph e mentions the plan to develop a Tourism Port in Tanah Ampo to support tourism development in Karangasem Regency". Tanah Ampo Port has been built since 2006, operated in 2011 – 2013, and then stalled. This research aims to find out the existing conditions and potential hinterland around Tanah Ampo Port so that the best alternative solution can be found for the development of Tanah Ampo Port. Methods that are used are regression, gap analysis, and BCR. Currently the existing condition of Tanah Ampo Port requires repairs to bollards, rubber fenders, and maintenance dredging. To obtain alternative development, used gap analysis of the potential hinterland around Tanah Ampo port, that is Padang Bai Port with BOR(%) 63.39% in 2040, TBBM Manggis with BOR(%) which exceeds the BOR(%) standard in Jetty 1 (72.4% in 2025), Jetty 2 (72.3% in 2028) and Jetty 3 (71.6% in 2030), and 4 of 7 cargo tanks that exceed SOR(%) standard are Fame (67% in 2031), Avtur (93.2% in 2024), MFO (67.6% in 2032), Pertamax (82.9% in 2024), and MDO (97.8% in 2024), then the potential of LCT ship with BOR(%) 4% in 2041, the potential of cruises in the tourism sector that turned out to be incompatible with Tanah Ampo Port, and the fisheries sector with a projected total fish production of 40,096 tons in 2041. There are 4 alternatives studied in this analysis: alternative 1 is business as usual which incurred sunk cost of Rp 261,533,866,520, and 3 other options are to develop Tanah Ampo Port into TBBM, , port LCT’s berth, and SKPT. Alternative 4 is the most suitable, where Tanah Ampo Port will develop into a Marine and Fisheries Center (SKPT) with a BCR ratio of 1.02.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Analisis Gap, BCR, Pelabuhan Tanah Ampo, Potensi Hinterland ============================================================BCR, Gap Analysis, Hinterland Potential, Tanah Ampo Port
Subjects: V Naval Science > VK > VK358 Marine terminals
Divisions: Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Sea Transportation Engineering > 21207-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Ni Made Adelia Anggi Pratiwi
Date Deposited: 15 Feb 2022 03:19
Last Modified: 17 Feb 2022 04:08
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/94200

Actions (login required)

View Item View Item