Optimasi Jaringan Heat Exchanger Pabrik Etilen Glikol Dengan Proses Hidrasi Non Katalitik Dari Etilen Oksida Dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun

Garin, Muhammad and Adiguna, Elsabella (2022) Optimasi Jaringan Heat Exchanger Pabrik Etilen Glikol Dengan Proses Hidrasi Non Katalitik Dari Etilen Oksida Dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

[thumbnail of 10411810000022_10411810000032-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
10411810000022_10411810000032-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version

Download (4MB)

Abstract

Etilen glikol merupakan cairan jenuh, tidak berwarna, tidak berbau, berasa manis dan larut sempurna dalam air dengan rumus kimia C2H6O2. Sebesar 97% etilen glikol juga digunakan sebagai bahan utama dalam industri poliester (tekstil). Sedangkan 3%, etilen glikol digunakan sebagai bahan pembuatan cat, minyak rem, solven, alkil resin, tinta cetak, tinta bolpoint, foam stabilizer, kosmetik, dan bahan anti beku. Alasan pendirian pabrik etilen glikol di Indonesia adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang semakin meningkat dari tahun per tahun namun satu-satunya major producer etilen glikol di Indonesia sampai saat ini hanya PT. Polychem Indo Tbk. Proses pembuatan etilen glikol yang umum digunakan ada 2 cara yaitu proses hidrolisis etilen oksida dan hidrolisis etilen oksida melalui etilen karbonat. Setelah dilakukan perbandingan antara kedua proses tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses hidrolisis etilen glikol langsung memiliki lebih banyak keunggulan. Sehingga, proses hidrolisis etilen glikol langsung dipilih sebagai proses utama dalam produksi etilen glikol. Proses produksi etilen glikol terbagi dalam 2 tahap yaitu tahap pembuatan etilen glikol dengan cara mereaksikan etilen oksida dengan air menjadi etilen glikol kemudian tahap pemurnian produk etilen dengan cara dipisahkan dari produk-produk sampingnya yaitu dietilen glikol dan trietilen glikol. Lokasi pabrik etilen glikol yang akan didirikan di Kawasan Cilegon, Banten dengan pertimbangan ketersediaan bahan baku, konsumen, dan transportasi. Laba bersih yang diperoleh sebesar Rp.156.417.168.904,62/tahun. Didapatkan BEP sebesar 35%. Efisiensi yang dilakukan yaitu dengan integrasi panas menggunakan heat exchanger network untuk merancang jaringan sistem penukar panas diperlukan analisis beban pemanasan dan beban pendinginan terhadap fluida dingin yang akan dipanaskan dan fluida panas yang akan didinginkan. Dari efisiensi yang telah dilakukan dapat menhemat energi eksternal heating kondisi exisiting menurun dari 3.631 kW menjadi 1.525 kW pada kondisi retrofit. Energi eksternal cooling kondisi exisiting sebesar 2.668 kW turun menjadi 562,3 kW pada kondisi retrofit. Hal ini dapat menghemat ongkos utilitas hingga Rp. 1.413.779.030.030,47 per tahunnya
========================================================================================================================================
Ethylene glycol is a saturated liquid, colorless, odorless, sweet in taste and completely soluble in water with the chemical formula C2H6O2. 97% ethylene glycol is also used as the main material in the polyester (textile) industry. While 3%, ethylene glycol is used as an ingredient in paints, brake fluid, solvents, alkyl resins, printing inks, ballpoint inks, foam stabilizers, cosmetics, and anti-freeze agents. The reason for establishing an ethylene glycol factory in Indonesia is to meet the increasing domestic demand from year to year. However, the only major producer of ethylene glycol in Indonesia to date is only PT. Polychem Indo Tbk. There are 2 ways to make ethylene glycol, namely the hydrolysis of ethylene oxide and the hydrolysis of ethylene oxide through ethylene carbonate. After comparing the two processes, it can be concluded that the direct hydrolysis of ethylene glycol has more advantages. Thus, the direct hydrolysis of ethylene glycol was chosen as the main process in the production of ethylene glycol. The ethylene glycol production process is divided into 2 stages, namely the stage of making ethylene glycol by reacting ethylene oxide with water to produce ethylene glycol, then the stage of purification of the ethylene product by separating it from its by products, namely diethylene glycol and triethylene glycol. The location of the ethylene glycol factory to be established in the Cilegon area, Banten with consideration of the availability of raw materials, consumers, and transportation. The net profit obtained is Rp. Rp.156.417.168.904,62/year. Get BEP of 35%. Efficiency is carried out by integrating heat using a heat exchanger network. To design a heat exchanger system network, it is necessary to analyze the heating load and cooling load on the cold fluid to be heated and the hot fluid to be cooled. From the efficiency that has been done, it can save external heating energy in existing conditions, decreasing from 3,631 kW to 1,525 kW in retrofit conditions. External energy cooling in the existing condition of 2,668 kW decreased to 562.3 kW in the retrofit condition. This can save utility costs up to Rp. 1,413,779,030,030.47 per year

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: RSKI 668.423 4 Roh o-1
Uncontrolled Keywords: heat exchanger, etilen, glikol; hidrasi
Subjects: T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery > TJ263 Heat exchangers
T Technology > TP Chemical technology
T Technology > TP Chemical technology > TP255 Electrochemistry, Industrial.
Divisions: Faculty of Vocational > 24305-Industrial Chemical Engineering Technology
Depositing User: EKO BUDI RAHARJO
Date Deposited: 12 Dec 2022 01:56
Last Modified: 19 Nov 2024 03:00
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/95208

Actions (login required)

View Item View Item