Basthoni, M. Khuzaimy Rurroziq (2023) Pengaruh Tata Guna Lahan Terhadap Hidrograf Aliran dan Kondisi Sub-Sub DAS Keyang-Slahung-Tempuran. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
6012201003-Master_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 April 2025. Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Perubahan tata guna lahan pada suatu wilayah sangat dimungkinkan karena terus bertambahnya penduduk dan semakin banyaknya pergerakan aktivitas manusia yang membutuhkan tempat. Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu wilayah yang tak luput dari beralih fungsinya tata guna lahan demi menunjang pergerakan penduduk. Perubahan tata guna lahan yang masif dan tidak sesuai dengan karakteristik DAS maka akan memperburuk kondisi DAS yang menyebabkan bencana alam seperti banjir dan kekeringan dikarenakan ketidakseimbangan yang terjadi pada DAS. Kabupaten Ponorogo yang merupakan wilayah dari sub-sub DAS Keyang-Slahung-Tempuran yang sering terjadi banjir ketika musim hujan dan sebagian kawasan terjadi kekeringan saat musim kemarau. Terjadinya banjir dan kekeringan pada sebagian wilayah Kabupaten Ponorogo merupakan permasalahan utama pada penelitian ini. Banjir dan kekeringan yang terjadi tidak menutup kemungkinan dikarenakan terjadinya perubahan tata guna lahan yang tidak sesuai dengan kondisi DAS. Metode yang digunakan pada penelitian ini secara umum adalah SCS-CN, namun untuk memodelkan hujan aliran perlu menggunakan program bantu ArcSWAT serta SWATCUP. ArcSWAT digunakan untuk mengkombinasikan data-data spasial (tata guna lahan, jenis tanah, dan kemiringan lereng) dengan data-data hidrologi (data curah hujan dan data iklim). Sedangkan SWATCUP digunakan dalam proses kalibrasi dan validasi dengan data lapangan (AWLR) dengan metode SUFI-2. Untuk menilai indeks kekeringan pada sub-sub DAS Keyang-Slahung-Tempuran (KST) menggunakan metode SWSI (Surface Water Supply Index). Data masukan dari metode SWSI merupakan data debit model yang dihasilkan oleh ArcSWAT. Hasil analisis pemodelan menunjukan bahwa parameter yang paling sensitif adalah CN2 dengan nilai P-Stat dan P-value masing-masing sebesar -38.59 dan 0. Setelah CN2 Parameter yang sensitive secara berurutan dari yang paling sensitive ke kurang sensitif adalah GW_Delay, Sol_AWC, CH_N2, dan REVAPMN. Pemodelan menggunakan ArcSWAT dan SWATCUP ini menghasilkan nilai keandalan kalibrasi dan validasi yang memuaskan. Pemodelan ini juga mensimulasikan dengan memperbesar luasan hutan sebesar 1.5% mampu menurunkan debit puncak banjir 3.9 m3/dtk.
==============================================================================================================================
Land-used changes in an area are very possible due to increasing population and the number of human activities that require space. Ponorogo Regency is one of the area that does not escape the shift in land use functions to support population movement. Massive land-use changes that are not in accordance with the characteristics of the watershed will worsen the condition of the watershed which causes natural disasters such as floods and droughts due to the imbalance watershed. Ponorogo Regency which is an area of the Keyang-Slahung-Tempuran sub-watershed which often floods during the rainy season and some areas get drought during the dry season. The occurrence of floods and droughts in some areas of Ponorogo Regency is the main problem in this study. Floods and droughts occur because the possibility of changes in land use that are not in accordance with watershed conditions. The general method used in this study is SCS-CN, but to runoff rainfall modelling is necessary to use the ArcSWAT and SWATCUP auxiliary programs. ArcSWAT is used to combine spatial data (land use, soil type, and slope) with hydrological data (rainfall data and climate data). Meanwhile, SWATCUP is used in the calibration and validation process with field data (AWLR) using the SUFI-2 method. To assess the drought index in the Keyang-Slahung-Tempuran (KST) sub-watershed using the SWSI (Surface Water Supply Index) method. The input data of SWSI method is the model discharge data generated by ArcSWAT. The results of the modeling analysis show that the most sensitive parameter is CN2 with a P-Stat value and a P-value of -38.59 and 0 respectively. After CN2, the sensitive parameters sequentially from the most sensitive to the least sensitive are GW_Delay, Sol_AWC, CH_N2, and REVAPMN. Modeling using ArcSWAT and SWATCUP resulted in satisfactory calibration and validation on reliability test. This model also simulates by increasing the forest area 1.5%, it can reduce the peak flood discharge by 3.9 m3/sec.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | SWAT, SUFI-2, hujan-aliran, kalibrasi dan validasi, and-used changes, Keyang-Slahung-Tempuran sub watersheeds, flow hydrograph, drought |
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA590 Topographical surveying |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Civil Engineering > 22101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | M. KHUZAIMY RURROZIQ BASTHONI |
Date Deposited: | 18 Jan 2023 01:53 |
Last Modified: | 18 Jan 2023 01:53 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/95441 |
Actions (login required)
View Item |