Pengembangan Model Manajamen Rantai Pasok Garam Dalam Upaya Meningkatkan Posisi Tawar Petambak

Maflahah, Iffan (2023) Pengembangan Model Manajamen Rantai Pasok Garam Dalam Upaya Meningkatkan Posisi Tawar Petambak. Doctoral thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 02411860010002_Disertation.pdf] Text
02411860010002_Disertation.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 April 2025.

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Rantai pasok garam sangat tidak efektif dan efisien, dominasi tengkulak dalam rantai pasokan dalam menentukan harga dan kualitas. Petambak sebagai produsen garam tidak mendapatkan keuntungan. Pengembangan model rantai pasok garam yang dapat meningkatkan pendapatan petambak adalah konsep koalisi horizontal (koalisi antara petambak dengan petambak) dan koalisi vertikal (koalisi antara petambak dan koperasi). Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan model relasi petambak, pedagang, tengkulak dan koperasi untuk mendapatkan informasi jumlah pendapatan dan memformulasikan skenario kebijakan pengembangan rantai pasokan garam melalui peningkatan peran koperasi di dalam meningkatkan pendapatan petambak. Pendekatan metode yang digunakan adalah pendekatan game theory dengan menggunakan beberapa skenario penjualan dari petambak ke tengkulak dan koperasi. Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan bahwa model relasi yang mampu meningkatkan posisi tawar petambak melalui penambahan entitas baru pada model rantai pasok garam yaitu koperasi. Koperasi sebagai entitas baru dalam rantai pasok harus meningkatkan perannya tidak hanya sebagai media simpan pinjam, tetapi sebagai penyedia informasi pasar, penyediaan saluran pemasaran dan produk sehingga kebijakan perkoperasian menjadi isu penting dalam meningkatkan pendapatan petambak. Selain itu, penelitian ini menghasilkan sebuah skenario kebijakan pengembangan rantai pasok garam melalui peningkatan peran koperasi di dalam meningkatkan pendapatan petambak melalui konsep koalisi vertikal dan koalisi horizontal yang memenuhi persyaratan adalah skenario 1 dengan penjualan garam petambak melalui pedagang 1 (30%), pedagang 2 (30%), pedagang 3 (20%) dan koperasi (20%) serta skenario 2 dengan penjualan garam petambak melalui pedagang 1 (30%), pedagang 2 (40%), pedagang 3 (20%), dan koperasi (10%). Skenario persentase penjualan yang dilakukan petambak ke pedagang 1, pedagang 2, pedagang 3 dan koperasi dengan sistem koalisi menjelaskan bahwa penjualan melalui koperasi maksimal 20%. Ketika penjualan melalui koperasi melebihi 20% menyebabkan petambak mengalami kerugian dikarenakan banyaknya biaya transaksi yang harus ditanggung oleh petambak.
==============================================================================================================================
The salt supply chain is extremely ineffective and inefficient, with middlemen dominating the determination of price and quality. Farmers, who producing salt, receive no advantage. To deal with this situation, horizontal coalition (a farmer-to-farmer agreement ) and vertical coalition (a farmer-to-cooperative agreement) are poposed using a salt cupply chain modelling, enabling to enhance the revenue of farmers. This present work aimed to construct models that describe the relationship between stakeholders, i.e. farmers, traders, middlemen, and cooperatives, as well as simulate the possible scenarios of salt supply chain which are able to strengthen the significance of cooperatives for the rise of farmer’s income. The method used is a game theory approach using several sale scenarios from farmers to middlemen and cooperatives. Based on the result, the relationship model can increase farmers' bargaining position through addition of cooperative as a new entity in the salt supply chain model. Its presence in the supply chain should facilitate not only saving and loan system, but also market information, marketing and product channels; thus, the policies issued by cooperatives significantly contribute to the farmer’s income. In addition, this study successfully developed a salt supply chain policy scenario which reinforces the role of cooperatives through the concept of vertical and horizontal coalition. This would be achieved by the following scenarios. First scenario include the selling of salt through middleman 1 (30%), middleman 2 ( 30%), middleman 3 (20%) and cooperatives (20%), while the second scenario is the selling of salt through middleman 1 (30%), middleman 2 (40%), middleman 3 (20%), and cooperatives (10% ). Based on the scenario under the coalition system, farmers can sell their salt to middleman 1, middleman 2, middleman 3, and cooperatives with no more than 20%. The sales of salt to cooperatives exceeding 20% would lead to losses due to the significant transaction costs paid by farmers.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Uncontrolled Keywords: Game Theory, Koalisi Vertikal, Koalisi Horizontal, Rantai Pasok Garam,Game Theory,Vertical Coalition, Horizontal Coalition, Salt Supply Chain
Subjects: H Social Sciences > HB Economic Theory > Economic forecasting--Mathematical models.
Q Science > QA Mathematics > QA269 Game theory
Divisions: Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Industrial Engineering > 26001-(S3) PhD Thesis
Depositing User: Iffan Maflahah
Date Deposited: 01 Feb 2023 06:50
Last Modified: 01 Feb 2023 06:50
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/95963

Actions (login required)

View Item View Item