Hastari, Winda (2014) Desain Parameter Akusisi Seismik 3D Menggunakan Metode Statik Dan Dinamik Dengan Studi Kasus Model Geologi Lapangan "ITS". Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
1110100031_Undergraduate_Thesis.pdf Download (3MB) |
Abstract
Dalam penelitian ini telah dilakukakan untuk menentukan desain parameter akusisi seismic yang ideal dari target tertentu dari lapangangan “ITS” berdasarkan model geologi yang telah dibuat, sehingga akan didapatkan data seismic yang baik yang akan memudahkan dalam pengolahan data (processing). Pada penelitian ini menggunakan metode static yang meliputi pembuatan model geologi dengan memperhatikan data geologi daerah setempat, penentuan parameter akusisi didasarkan pada kondisi lapangan dan target yang ingin dicapai, pembuatan template menggunakan software Mesa Exper 12.00t untuk memperkirakan hasil dari input parameter akusisi yang telah ditentukan selanjutkan hasil dari parameter tersebut disimulasikan menggunakan software Tesseral yang menghasilkan data berupa gather setiap penembakan sedangkan metode dinamik meliputi processing data menggunakan software Omega untuk mendapatkan hasil stack kemudian dibandingkan antara hasil stack dengan model geologi awal yang telah dibuat. Adapun parameter yang digunakan untuk mengetahui seberapa tepat parameter yang telah kita input kan antara lain frekuensi, jarak antar shotpoint, binsize, dan variasi penembakan terhadap nomor shotpoint. Frekuensi yang digunakan 10 Hz dan 23 Hz, jarak antar shotpoint yang digunakan 50 meter dan 80 meter sehingga binsize yang digunakan 25 meter dan 40 meter karena nilai binsize merupakan setengah dari nilai jarak shotpoint. Frekuensi 23 Hz lebih dapat membedakan lapisan tipis daripada ketika menggunakan frekuensi 10 Hz sedangkan frekuensi 10 Hz lebih baik dalam penetrasi kedalaman. Jarak antara shotpoint 50 meter menghasilkan data dengan kualitas lebih baik karena dengan jarak yang lebih kecil akan menggunakan jumlah shotpoint lebih banyak.Saat menggunakan binsize yang lebih kecil ukurannya akan menghasilkan fold lebih sehingga kualitas data yang dihasilkan lebih baik. Variasi pun dilakukan saat penembakan, penembakan yang menggunakan shotpoint bernomor ganjil menghasilkan kualitas data lebih baik dibandingkan ketika penembakan menggunakan shotpoint yang bernilai genap. Hasil stack yang merupakan hasil dari processing sudah menunjukkan kemiripan dengan model eologi yang telah dibuat sehingga dapat dikatakan input parameter yang digunakan sudah tepat.
====================================================================================================================================
In this study has been conducted to determine the design parameters of an ideal seismic acquisition of the field “ITS” based geological model has been created so that we will get a good seismic data that will be easy for processing of data. This method uses the static methods that include geological modeling by taking into account local as local geological data, determining acquisition parameters based on field conditions and targets to be achieved. Making template use Messa Expert 12.00 software to predict the result of the input parameters that have been determined subsequenstacquisition results of parameters. Tesseral Pro simulated using software that generates the data gather every shooting while dynamic method includes processing of data using Omega software than compared between the results of the stack with the geological model had been made. The parameters used determine how well we have inputed parameters are frequency, the distance between shotpoint, binsize, and variations of the shooting based on the number shotpoint.Frequency used 10 Hz and 23 Hz which is used shotpoint distance between 25 meters and 40 meters for binsize value of the distance shotpoint. Frequency of 23 Hz can distinguish more thin layers than when using a frequency of 10 Hz while the frequency of 10 Hz is better in penetration depth. Distance between shotpoint 50 meters produce are better quality dataecause of the smaller distance will use more shotpoint number. Binsize while using a smaller size will result in fold over so that the quality of the resulting data is better. Variation was also done during the shooting, the shooting that using the odd-numbered shotpoint produce is better data quality that when shooting using valuable even shotpoint.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Additional Information: | RSFi 622.159 2 Has d |
Uncontrolled Keywords: | parameter akusisi, shotpoint, binsize, Prinsip Huygens,fold coverage, Acquisition parameters, shotpoint, binsize, binsize, Huygens’Principle, fold coverage |
Subjects: | Q Science > QE Geology > QE539.2.S4 Seismic models |
Divisions: | Faculty of Science and Data Analytics (SCIENTICS) > Physics > 45201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Mr. Marsudiyana - |
Date Deposited: | 24 May 2023 07:40 |
Last Modified: | 07 Jun 2023 04:31 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/97985 |
Actions (login required)
View Item |