Daniswara, Harits Muhammad (2023) Efektivitas Temperatur dan Konsentrasi Agen Desorpsi Ethylenediaminetetraacetic Acid (EDTA) dan Thiourea Terhadap Membran Kitosan Untuk Recovery Emas Pada Proses Hidrometalurgi. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
02511940000142-Undergraduate_Thesis.pdf Restricted to Repository staff only until 1 September 2025. Download (6MB) | Request a copy |
Abstract
Penggunaan larutan sianida dan merkuri dalam hidrometalurgi (leaching) masih dominan dalam pemurnian logam emas, baik pada skala industri besar maupun pertambangan emas skala kecil. Namun, ada alternatif penggunaan aqua regia dan kitosan sebagai bahan pengganti dalam proses pemulihan emas. Kitosan yang berasal dari limbah kulit udang memiliki gugus amina yang berperan sebagai agen pengkelat dan berinteraksi elektrostatik dengan AuCl4 - hasil leaching. Dengan memodifikasi sifat kimia dan fisik kitosan, dapat dibuat membran dengan cross-linking glutaraldehida dan matriks polivinil alkohol (PVA) agar memiliki performa adsorpsi yang lebih baik pada pH rendah. Tahap desorpsi menjadi krusial dalam proses pengolahan emas menjadi produk yang dapat dipasarkan, di mana diperlukan agen desorpsi untuk melepaskan logam emas dari membran kitosan guna meningkatkan kemurnian emas. Agen desorpsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah asam etilen diaminat etra asetat (EDTA) dan thiourea. Selain jenis agen desorpsi, desain proses juga mempengaruhi pemulihan logam emas, seperti konsentrasi agen desorpsi dan temperatur. Dalam penelitian ini, dilakukan variasi konsentrasi EDTA (0,001 M, 0,01 M, dan 0,1 M) serta thiourea (0,5 M, 0,7 M, dan 1 M dengan 2M HCl), sementara temperatur desorpsi divariasikan menjadi 25°C, 35°C, dan 45°C. Pengujian menggunakan FTIR untuk membran dan larutan hasil desorpsi, serta UV-Vis untuk larutan hasil desorpsi. Pada hasil pengujian UV-Vis larutan desorpsi, terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi dan temperatur, pergeseran panjang gelombang (wavelength) semakin besar, kecuali pada variasi konsentrasi tertinggi EDTA yang mengalami penurunan. Pada FTIR membran, terlihat bahwa EDTA cenderung memiliki penurunan puncak yang lebih signifikan dibandingkan dengan thiourea. Pada FTIR larutan desorpsi, ditemukan bahwa EDTA cenderung mengalami pelebaran wavenumber dan kenaikan puncak yang lebih signifikan, menunjukkan kemungkinan pembebasan emas dari membran secara kimia, sementara thiourea secara fisika. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis, variasi terbaik yang ditemukan adalah menggunakan EDTA dengan konsentrasi 0,01 M pada suhu 45°C. Hal ini didukung juga oleh hasil SEM-EDX dari membran setelah desorpsi untuk mengetahui kadar emas yang tersisa pada membran.
=====================================================================================================================================
The use of cyanide and mercury solutions in hydrometallurgy (leaching) remains dominant in the purification of gold, both in large-scale industries and small-scale gold mining. However, there is an alternative to using aqua regia and chitosan as substitutes in the gold recovery process. Chitosan, derived from shrimp shell waste, contains amino groups that act as chelating agents and electrostatically interact with AuCl4- from the leaching process. By modifying the chemical and physical properties of chitosan, it can be fabricated into membranes with glutaraldehyde crosslinking and a polyvinyl alcohol (PVA) matrix, resulting in improved adsorption performance at low pH levels. The desorption stage is crucial in the process of refining gold into marketable products, where a desorbing agent is needed to release the gold metal from the chitosan membrane to enhance gold purity. The desorbing agents used in this study are ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) and thiourea. In addition to the type of desorbing agent, the process design also affects gold recovery, including the concentration of desorbing agents and temperature. In this study, variations in EDTA concentration (0.001 M, 0.01 M, and 0.1 M) and thiourea concentration (0.5 M, 0.7 M, and 1 M with 2M HCl) were performed, while the desorption temperature was varied at 25°C, 35°C, and 45°C. The membranes and desorption solution were tested using FTIR, while the desorption solution was further analyzed using UV-Vis. The UV-Vis results of the desorption solution showed that higher concentrations and temperatures led to greater wavelength shifts, except for the highest concentration variation of EDTA which exhibited a decrease. The FTIR analysis of the membranes revealed that EDTA had a more significant decrease in peak intensity compared to thiourea. In the FTIR analysis of the desorption solution, EDTA showed broadening of the wavenumber and a more significant peak increase, indicating a possible chemical release of gold from the membrane, while thiourea acted through physical means. Based on the test results and analysis, the optimal variation was found to be using EDTA with a concentration of 0.01 M at a temperature of 45°C. This finding is also supported by SEM-EDX results of the membrane after desorption, which determined the remaining gold content on the membrane.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Gold Mineral, Chitosan Membrane, Desorption Agent, Mineral Emas, Membran Kitosan, Agen Desorpsi. |
Subjects: | T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy > TN688 Hydrometallurgy |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology > Material & Metallurgical Engineering > 28201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Harits Muhammad Daniswara |
Date Deposited: | 18 Jul 2023 07:30 |
Last Modified: | 18 Jul 2023 07:34 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/98561 |
Actions (login required)
View Item |