Rohmania, Inti and Rohmah, Nur Azizatur (2023) Pra Desain Pabrik Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2) dari Bittern. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
5008211157_5008211164-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2025. Download (9MB) | Request a copy |
Abstract
Bittern merupakan salah satu hasil samping dari proses produksi garam yang berupa cairan pekat dengan kadar >29º Be (Baume). Bittern memiliki beberapa kandungan ion mineral diantaranya yang paling besar adalah Na+, Mg2+ dan Cl-. Lokasi yang dipilih dalam pendirian pabrik ini direncanakan di Kabupaten Sampang, Jawa Timur pada tahun 2027 dengan kapasitas produksi sebesar 1.850 ton/tahun. Proses yang digunakan dalam pembuatan Mg(OH)2 dari bittern yaitu presipitasi magnesium menggunakan NaOH dengan pertimbangan yield yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan senyawa basa yang lain. Secara umum, proses ini dibagi menjadi 3 unit proses, yaitu proses pre-treatment bahan baku, proses presipitasi magnesium, proses drying dan milling. Tahap pre-treatment bittern dilakukan secara dua tahap, yaitu filtrasi charcoal dan pengurangan ion Ca2+. Filtrasi charcoal bertujuan untuk menghilangkan zat chroma dan zat pengotor yang terikut dalam bittern, serta pengikatan kadar kalsium dalam bittern menggunakan H2SO4. Tahap presipitasi magnesium bertujuan untuk mengikat ion-ion Mg2+ dalam bittern dan bereaksi dengan ion (OH-) dari NaOH sehingga menghasilkan Mg(OH)2.. Dimana Mg(OH)2 memiliki nilai kelarutan senyawa yang paling rendah diantara senyawa lain yang terbentuk, sehingga terjadi adanya pengendapan dan dapat dengan mudah dilakukan pemisahan dan pencucian pada proses selanjutnya. Tahap drying dan milling, terjadi proses pengeringan cake Mg(OH)2 untuk menghilangkan kadar air yang tersisa dengan bantuan panas secara berlawanan serta terjadi proses size reduction untuk menghasilkan ukuran yang seragam yaitu 100 mesh. Untuk mendirikan pabrik magnesium hidroksida dengan kapasitas 1.850 ton/tahun dibutuhkan modal investasi sebesar Rp. 214.287.272.351 yang diperoleh dari modal sendiri sebesar 30% dan pinjaman jangkan pendek dengan bunga 8% per tahun sebesar 70%. Dari analisa ekonomi, didapatkan penaksiran modal (CAPEX) sebesar Rp. 186.813.411.607 dan biaya operasional (OPEX) sebesar Rp. 54.947.721.488. Hasil penjualan produk per tahun sebesar Rp. 92.500.000.000 dengan IRR 15,94%, waktu pengembalian modal 6,05 tahun dan NPV sebesar Rp. 135.472.885.944,20 (positif) dan WACC sebesar 7,24%. Berdasarkan kelayakan di atas dapat disimpulkan bahwa pabrik ini layak untuk didirikan karena nilai WACC < IRR.
================================================================================================================================
Bittern is one of the by-products of the salt production process in the form of aconcentrated liquid with >29º Be (Baume). Bittern contains several mineral ions, the largest being Na+, Mg2+ and Cl-. Selected location for the construction of this factory is planned in Sampang Regency, East Java in 2027 with a production capacity of 1,850 tons/year.The process used in the manufacture of Mg(OH)2 from bittern is magnesium precipitation using NaOH with the consideration that the resulting yield is higher compared to the use of other basic compounds. In general, this process is divided into 3 process units, pre-treatment process, magnesium precipitation process, drying and milling process. The pre-treatment process of bittern was carried out in two stages, are charcoal filtration and reducing Ca2+ ions. Charcoal filtration aims to remove chroma and impurities contained in bittern, while reduce calcium levels in bittern using H2SO4. The magnesium precipitation aims to bind Mg2+ ions in bittern and react with (OH-) ions from NaOH to produce Mg(OH)2. Where Mg(OH)2 has the lowest solubility value among the other compounds formed, so that precipitation occurs and can be easily separated and washed in the next process. In the drying and milling process, the Mg(OH)2 cake drying process occurs to remove the remaining moisture content with the help of heat in the opposite direction and a size reduction process occurs to produce a uniform 100 mesh size. To set up a magnesium hydroxide plant with a capacity of 1,850 tons/year, the investment capital is Rp. 214.287.272.351 obtained from 30% own capital and short-term loans with interest of 8% per year 70%. From the economic analysis, the estimated capital (CAPEX) is Rp. 186.813.411.607 and operational costs (OPEX) of Rp. 54.947.721.488. Product sales results per year amounting to Rp. 92,500,000,000 with an IRR of 16,29%, a payback period of 6,05 years and an NPV of Rp. 135.472.885.944,20 (positive) and WACC 7.24%. Based on the feasibility above, it can be concluded that this factory is feasible to build because the WACC value <IRR.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Bittern, Magnesium Hidroksida, Presipitasi, Magnesium Hydroxide, Presipitation |
Subjects: | Q Science |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Rohmania Inti |
Date Deposited: | 24 Jul 2023 04:50 |
Last Modified: | 24 Jul 2023 04:51 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/99080 |
Actions (login required)
View Item |