Br Nainggolan, Anggi Tirta Sari and Syahbarakat, Rossesari Nailah (2023) Pra Desain Pabrik Pupuk Amonium Sulfat Dengan Bahan Utama Amonia Dan Gipsum Menggunakan Metode Merseburg Berkapasitas 820.000 Ton/Tahun. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
02211940000053_02211940000013-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2025. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Indonesia merupakan negara agraris dimana mayoritas penduduknya merupakan petani yang bekerja pada sektor pertanian. Dengan berkembangnya sektor pertanian, perkebunan, dan tanaman pangan menyebabkan kebutuhan produk pupuk amonium sulfat meningkat. Oleh sebab itu, kebutuhan pupuk amonium sulfat sebagai faktor penunjang tentu sangat diperlukan. Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang mengandung amonium sulfat yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Pabrik pupuk amonium sulfat akan didirikan pada tahun 2024 dan beroperasi pada tahun 2025. Lokasi pabrik direncanakan di Kawasan Industri Dumai, Riau. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada beberapa aspek, seperti persediaan bahan baku, transportasi, dan tenaga kerja. Bahan baku utama dalam proses pembuatan pupuk amonium sulfat adalah amonia dalam wujud gas, karbondioksida gas, H₂O, dan juga gypsum. Kapasitas produksi pupuk amonium sulfat ini direncanakan sebesar 820.000 ton amonium sulfat per tahun. Proses produksi pupuk amonium sulfat dari amonia, karbondioksida, dan air menggunakan proses karbonasi. Setelah proses karbonasi, dilanjutkan dengan proses reaksi dengan cara mereaksikan hasil dari karbonasi dengan slurry gypsum. Dilanjutkan dengan filtrasi untuk membuang CaCO3 lalu netralisasi untuk menetralkan amonium sulfat cair menggunakan asam sulfat. Selanjutnya terdapat proses evaporasi, kristalisasi, dan pengeringan serta pendinginan sehingga terbentuklah amonium sulfat berbentuk kristal. Dalam analisa ekonomi , Total Investasi (TCI) dengan umur pabrik 15 tahun, yang didapat adalah sebesar Rp 7.089.897.773.118, Total Production Cost (TPC) yang didapat adalah sebesar Rp 4.905.866.606.775, Hasil Penjualan (kapasitas 100%) yang didapat adalah sebesar Rp6.700.105.432.624, Net Present Value (NPV) yang didapat adalah sebesar Rp 3.891.004.640.197 atau sama dengan positif, yang menunjukkan pabrik ini layak untuk dijalankan. Internal Rate of Return (IRR) pabrik ini adalah 18,13% yang merupakan nilai yang jauh lebih besar dari bunga bank yaitu 8,0%. Dengan waktu pengembalian modal pabrik pada 6,61 tahun, pabrik ini memiliki waktu pengembalian modal yang singkat jika dibandingkan dengan perkiraan umur pabrik yaitu 15 tahun. Sedangkan pada analisa sensitivitas, penambahan dan pengurangan harga bahan baku dan harga produk hingga sebanyak 10% menghasilkan Internal Rate of Return (IRR) pabrik yang lebih besar dari bunga bank. Sehingga berdasarkan analisa-analisa yang telah dilakukan, pabrik Amonium Sulfat ini layak untuk didirikan.
===================================================================================================================================
Indonesia is an agrarian country where the majority of its population are farmers working in the agricultural sector. With the development of the agricultural, plantation, and food crop sectors, the demand for ammonium sulfate fertilizer has increased. Therefore, the need for ammonium sulfate fertilizer as a supporting factor is essential. Ammonium sulfate fertilizer (ZA) is an artificial chemical fertilizer containing ammonium sulfate, designed to provide additional nitrogen and sulfur nutrients for plants. The ammonium sulfate fertilizer plant will be established in 2024 and start operating in 2025. The location of the plant is planned to be in the Dumai Industrial Zone, Riau. The selection of this location is based on several aspects, such as raw material availability, transportation, and labor. The main raw materials in the process of producing ammonium sulfate fertilizer are gaseous ammonia, carbon dioxide gas, H₂O, and gypsum. The production capacity of ammonium sulfate fertilizer is planned to be 820,000 tons per year. The production process of ammonium sulfate fertilizer involves a carbonation process, where ammonia, carbon dioxide, and water are used. After the carbonation process, it is followed by a reaction with the gypsum slurry. Then, there are filtration steps to remove CaCO3, neutralization using sulfuric acid to neutralize the liquid ammonium sulfate. Subsequently, there are evaporation, crystallization, drying, and cooling processes to form crystalline ammonium sulfate. In the economic analysis, the Total Investment (TCI) for a plant lifespan of 15 years is Rp 7.089.897.773.118, the Total Production Cost (TPC) is Rp 4.905.866.606.775, and the Sales Revenue (at 100% capacity) is Rp 6.700.105.432.624. The Net Present Value (NPV) is Rp 3.891.004.640.197, which is positive, indicating that the plant is viable. The Internal Rate of Return (IRR) for the plant is 18,13%, significantly higher than the bank interest rate of 8,0%. The payback period for the plant is 6,61 years, which is relatively short compared to the estimated plant lifespan of 15 years. As for the sensitivity analysis, variations of up to 10% in raw material and product prices result in a higher Internal Rate of Return (IRR) than the bank interest rate. Based on the conducted analyses, it is concluded that the Ammonium Sulfate plant is feasible to establish.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ammonium Sulfate, Merseburg, Cost of Goods Sold, Internal Rate of Return, Gypsum, Amonium Sulfat, Harga Pokok Penjualan, Internal Rate of Return, Gipsum |
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology > TP155.5 Chemical plants--Design and construction |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Rossesari Nailah Syahbarakat |
Date Deposited: | 26 Jul 2023 03:23 |
Last Modified: | 26 Jul 2023 03:23 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/99244 |
Actions (login required)
View Item |