Hidayatullah, Syarief and Fachrizal, Rio (2023) Pra Desain Pabrik Gliserol Monostearat Dari Gliserol Dan Asam Stearat Dengan Proses Esterifikasi. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
02211940000136_02211940000168_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2025. Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Saat ini, industri makanan tengah mengalami pertumbuhan yang pesat, salah satunya pada industri bakery. Hal ini menyebabkan permintaan akan surfaktan yang merupakan salah satu bahan dari industri ini semakin meningkat. Salah satu jenis surfaktan adalah monogliserida yang merupakan hasil dari reaksi antara gliserol dan asam lemak. Monogliserida yang paling banyak digunakan dalam industri adalah gliserol monostearat (GMS). Kebutuhan Gliserol Monostearat di Indonesia sampai saat ini semakin naik dari tahun ke tahun, tetapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri masih melalui kegiatan Impor dan beberapa pabrik yang ada di Indonesia
Karena hal tersebut, pendirian Pabrik Gliserol Monostearat (GMS) akan menjadi sebuah peluang untuk didirikan di Indonesia. Dengan pertimbangan beberapa kapasitas pabrik yang sudah ada, ditetapkan kapasitas pabrik gliserol monostearat sebesar 30.000 ton per tahun. Dengan 330 hari kerja per tahun dan basis operasi 24 jam per hari. Untuk kebutuhan Gliserol adalah 10.747 Ton/tahun, untuk kebutuhan Asam Stearat adalah 24.307 Ton/tahun, untuk kebutuhan dari NaOH adalah 537,8 Ton/tahun, dan untuk kebutuhan 280,8 Ton/tahun.
Bahan baku utama yang berupa gliserol dan asam stearat diperoleh dari PT. Wilmar yang ada di Gresik. Sedangkan bahan baku pendukung berupa NaOH dan asam fosfat, masing-masing diperoleh dari PT. Asahimas Chemical yang ada di Banten dan PT. Petrokimia Gresik. Ketersediaan bahan baku ini juga menjadi salah satu pemilihan lokasi pabrik yaitu di kawasan industri JIIPE, Gresik. Selain faktor di atas, juga dipertimbangkan pula aspek transportasi, utilitas, dan tenaga kerja.
Dari hasil analisa ekonomi dapat dilihat bahwa pendirian pabrik ini memerlukan modal sendiri sebesar Rp.533.949.903.618 dan modal pinjaman sebesar Rp179,169,315,674 selain itu perhitungan menunjukkan IRR pabrik ini sebesar 30.30% per tahun, dengan Pay Out Time selama 3,8 tahun. Pabrik ini mencapai BEP pada 37,70% kapasitas produksi. Sehingga dari analisis ekonomi yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pabrik gliserol monostearat ini layak untuk didirikan.
========================================================================
Currently, the food industry is experiencing rapid growth, one of which is the bakery industry. This causes the demand for surfactants, which are one of the ingredients of this industry, to increase. One type of surfactant is monoglyceride which is the result of the reaction between glycerol and fatty acids. The most widely used monoglyceride in industry is glycerol monostearate (GMS). The need for Glycerol Monostearate in Indonesia has so far increased from year to year, but to meet domestic demand it is still through import activities and several factories in Indonesia.
Because of this, the establishment of a Glycerol Monostearate (GMS) Plant will be an opportunity to be established in Indonesia. Considering several existing plant capacities, the glycerol monostearate plant capacity was set at 30,000 tons per year. With 330 working days per year and a 24 hour per day operating base. The need for Glycerol is 10,747 tons/year, the need for Stearic Acid is 24,307 tons/year, the need for NaOH is 537.8 tons/year, and the need is 280.8 tons/year.
The main raw materials in the form of glycerol and stearic acid are obtained from PT. Wilmar in Gresik. While the supporting raw materials in the form of NaOH and phosphoric acid, were each obtained from PT. Asahimas Chemical in Banten and PT. Petrochemical Gresik. The availability of this raw material is also one of the choices for a factory location, namely in the JIIPE industrial area, Gresik. In addition to the above factors, aspects of transportation, utilities, and labor are also considered.
From the results of the economic analysis, it can be seen that the establishment of this factory requires its own capital of Rp. 533,949,903,618 and loan capital of Rp. 179,169,315,674 besides that the calculation shows the IRR of this factory is 30.30% per year, with a Pay Out Time of 3.8 years. This plant achieved BEP at 37.70% production capacity. So, from the economic analysis that has been done, it can be concluded that the glycerol monostearate plant is feasible to establish.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Asam Stearat, Esterifikasi, Gliserol, Gliserol Monostearat, Pengemulsi Esterification, Glycerol, Glycerol Monostearate, Stearic Acid, Emulsifier |
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology T Technology > TP Chemical technology > TP155.5 Chemical plants--Design and construction |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Syarief Hidayatullah |
Date Deposited: | 27 Jul 2023 08:05 |
Last Modified: | 27 Jul 2023 08:05 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/99276 |
Actions (login required)
View Item |