Ayuningtyas, Saeftie (2023) Analisis Karakteristik Busur Api Listrik Paralel Berdasarkan Variasi Jumlah Serabut dan Inception Angle dengan Metode Discrete Wavelet Transform (DWT). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
![[thumbnail of 07111940000208-Undergraduate_Thesis.pdf]](http://repository.its.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text
07111940000208-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2025. Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Busur api listrik merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kebakaran pada instalasi tegangan rendah yang terus terjadi tanpa terdeteksi. Hal ini disebabkan pada saat terjadi gangguan, arus mengalami kenaikan dengan durasi yang sangat cepat sehingga menyebabkan pengaman peralatan tidak mengalami trip. Dalam eksperimen ini akan dilakukan analisis karakteristik busur api listrik paralel pada kabel serabut tegangan rendah berukuran 1.5mm2 , dengan variasi jumlah serabut kabel dan inception angle yang mengalami kontak. Variasi jumlah serabut yang digunakan yaitu 2, 6, 10, 14, dan 18. Variasi inception angle yang digunakan yaitu range sudut terjadinya inception. Ketika busur api listrik terjadi, arus arcing mengalami kenaikan secara signifikan. Selanjutnya nilai arus arcing yang didapat akan diolah atau di transformasikan menggunakan metode Discrete Wavelet Transform (DWT). Eksperimen ini dilakukan pada saat keadaan arcing untuk mendapatkan nilai arus maksimum. Data arus di sinkronisasikan dengan data hasil pencitraan busur api listrik pada kamera berkecepatan tinggi. Selanjutnya, hasil sinkronisasi ini dianalisa sehingga dapat menghasilkan data arus maksimum, arus ketika terjadi busur api listrik, durasi bunga api berlangsung. Dari hasil analisa didapatkan bahwa pada eksperimen ini bahwa variasi jumlah serabut menunjukkan bahwa banyaknya serabut dan besarnya beban berpengaruh terhadap nilai arus maksimum dan durasi fault. Metode deteksi menggunakan variabel output dari DWT. Variabel deteksi yang digunakan adalah sinyal High Frequency dari kondisi normal dan arcing. Pada beban 1300W, arus HF maksimum mencapai 12,38A. Pada beban 2200W, mencapai 21A. Pada beban 3500W, mencapai 33,3A. Dan pada beban 4400W, mencapai 41,6A. Nilai-nilai ini menunjukkan adanya kondisi gangguan yang terdeteksi. Selanjutnya, gangguan tersebut dideteksi sebagai kondisi arcing berdasarkan jumlah titik yang berada di atas batas jumlah titik gangguan. Inception angle menentukan besar sudut arus ketika proses ignition belangsung.
=====================================================================================================================================
Electrical arcing is one of the main causes of fires in low voltage installations that continue to occur undetected. This is because when a fault occurs, the current increases with a very fast duration, causing the safety equipment not to trip. In this experiment, an analysis of the characteristics of parallel electric arcing will be carried out on a 1.5mm2 low-voltage stranded cable, with variations in the number of strands and the contact inception angle. Variations in the number of fibers used are 2, 6, 10, 14, and 18. The variations in the inception angle used are the range of inception angles. When an electric arc occurs, the arcing current increases significantly. Furthermore, the arcing current value obtained will be processed or transformed using the Discrete Wavelet Transform (DWT) method. This experiment was carried out during the arcing state to obtain the maximum current value. The current data is synchronized with the arc imaging data on the high-speed camera. Furthermore, the results of this synchronization are analyzed so that it can produce maximum current data, the current when an electric arc occurs, the duration of the spark. From the results of the analysis it was found that in this experiment the variation in the number of fibers indicated that the number of fibers and the magnitude of the load had an effect on the maximum current value and fault duration. The detection method uses the output variable from DWT. The detection variable used is the High Frequency signal from normal and arcing conditions. At 1300W load, the maximum HF current reaches 12.38A. At a load of 2200W, it reaches 21A. At 3500W load, it reaches 33.3A. And at 4400W load, it reaches 41.6A. These values indicate the presence of a detected fault condition. Furthermore, the disturbance is detected as an arcing condition based on the number of points that are above the limit of the number of disturbance points. The inception angle determines the current angle when the ignition process takes place.
Actions (login required)
 |
View Item |