Pra Desain Pabrik Urea Dengan Proses Aces-21 Untuk Ketahanan Pangan Di Indonesia Timur

Afzarurrohmansyah, Ahmad and Adjie, Restu Caksono (2023) Pra Desain Pabrik Urea Dengan Proses Aces-21 Untuk Ketahanan Pangan Di Indonesia Timur. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5008211152_5008211155_Undergraduate_Thesis.pdf] Text
5008211152_5008211155_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2025.

Download (8MB) | Request a copy

Abstract

Pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan kebutuhan terhadap pangan meningkat, menjadi poin penting untuk menjaga ketahanan pangan di Indonesia. Saat ini, pemerintah sedang mengupayakan sebuah program bernama swasembada pangan. Dimana program ini akan berfokus terhadap distribusi dan pemerataan pangan di seluruh Indonesia. Tidak hanya soal pemerataan pangan, kualitas pertanian juga harus menjadi fokus utama. Pupuk merupakan salah satu kebutuhan yang cukup penting dalam aspek ketahanan pangan dan peningkatan kualitas hasil pertanian. Menurut data Asosiasi Pupuk Indonesia selama periode 2017 – 2020, dimana kebutuhan terhadap pupuk meningkat sebesar 3,85% per tahun. Peningkatan kebutuhan ini juga harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas produksi pada pabrik pupuk. Selain itu, masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan program swasembada pangan ini, dimana para petani di Provinsi Papua Barat masih kesulitan untuk mendapatkan pupuk subsidi. Salah satu solusi dari permasalahan ini adalah dengan dibangunnya pabrik pupuk di Provinsi Papua Barat yang nantinya akan berfokus pada pendistribusian pupuk dikawasan Indonesia Timur. Pabrik pupuk urea ini akan direncanakan dibangun di kawasan Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat dengan kapasitas 1.150.000 ton/tahun. Tentunya dengan mempertimbangkan kebutuhan bahan baku berupa gas alam yang sudah tersedia dikawasan tersebut dan aksesibilitas untuk menjangkau kawasan di Indonesia Timur. ACES21 menjadi pilihan yang terbaik dalam proses pembuatan urea, dikarenakan sudah menggunakan teknologi yang paling mutakhir dengan efisiensi yang cukup baik. Dibangun diatas lahan seluas 15 ha yang nantinya akan terintegrasi dengan Ammonia Plant dan mulai beroperasi pada tahun 2026 dengan umur pabrik selama 15 tahun. Untuk memenuhi kapasitas produksi tahunan urea dalam pabrik ini diperlukan CAPEX yang diperkirakan sebesar Rp9.338.838.173.381 atau USD 592.942.106 dan OPEX sebesar Rp8.639.328.826.333 atau USD 548.528.814. Didapatkan dari hasil perhitungan analisis ekonomi untuk Internal Rate of Return sebesar 20,24 %, Net Present Value sebesar 726.763.885 atau Rp11.446.531.189.895, Pay Out Time (POT) selama 4,2 tahun, dan Break Even Point (BEP) sebesar 22,01 %. Berdasarkan aspek penilaian analisis ekonomi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pabrik urea ini layak untuk didirikan.
================================================================================================================================
Population growth will be affected by increased demand for food, it is an important point to maintain food security in Indonesia. Currently, the government is pursuing a program called self-sufficiency in food. Where the program will be focused on the distribution and equity of food throughout Indonesia. Not only for food distribution, the quality of agriculture is an important point. Fertilizer is one of the most important needs for food security and improvement of agricultural product quality. According to data from the Association of Indonesian Fertilizer in the 2017 – 2020 period, the demand for fertilizer increased by 3.85% per year. It must be balanced with increasing production capacity at the fertilizer factory. Furthermore, there are still deficiencies in the implementation of the food self-sufficiency program, according to the news the farmers in West Papua Province still have difficulty getting subsidized fertilizers. One of the solutions to this problem is to build a fertilizer plant in West Papua Province which will be focused on the distribution of fertilizers in the Eastern Indonesia region. The urea plant will be planned to be built at Teluk Bintuni area in West Papua Province with a capacity 1,150,000 tons/year. Natural gas as raw material of urea is available in that area and consideration of accessibility to reach Eastern Indonesia. ACES21 is the best choice in the process of urea, because it is already used as the most up-to-date technology with pretty good efficiency. Built on an area of 15 ha which will be integrated with the Ammonia Plant and start operating in 2026 with a plant life of 15 year. To predict the annual production capacity of urea in this plant, CAPEX is required which is estimated at IDR 9,338,838,173,381 or USD 592,942,106 and OPEX of IDR 8,639,328,826,333 or USD 548,528,814. The results of economic analysis have shown the Internal Rate of Return (IRR) at 20.24%, Net Present Value at 726,763,885 or IDR 11,446,531,189,895, Pay Out Time (POT) for 4.2 years, and Break Even Point (BEP) at 22.01%. Based on the economic aspect and few aspects of consideration, it can be concluded the urea plant is feasible to establish.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Urea, ACES21, Food Security, Economic Analysis, Pangan, Analisis Ekonomi
Subjects: T Technology > TP Chemical technology > TP155.5 Chemical plants--Design and construction
Divisions: Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Adjie Restu Caksono
Date Deposited: 26 Jul 2023 02:21
Last Modified: 26 Jul 2023 02:21
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/99385

Actions (login required)

View Item View Item