PELESTARIAN KAWASAN CAGAR BUDAYA FORT ROTTERDAM KOTA MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN REVITALISASI

HARYATI, . (2016) PELESTARIAN KAWASAN CAGAR BUDAYA FORT ROTTERDAM KOTA MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN REVITALISASI. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 3213205011-Master_Theses.pdf]
Preview
Text
3213205011-Master_Theses.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview

Abstract

Makassar adalah salah satu kota yang mempunyai peninggalan sejarah
dan budaya, yaitu kawasan cagar budaya Fort Rotterdam. Masa pemerintahan
Jepang dan awal kemerdekaan kawasan ini sebagai pusat keramaian, pusat
pemerintahan, pusat perdagangan dan perekonomian, pusat edukasi, pusat militer,
dan pusat pertahanan. Sekarang hanya sebagai kantor Balai Pelestarian Cagar
Budaya dan pusat edukasi. Adanya penurunan fungsi pada kawasan, berakibat
juga pada penurunan ekonomi kawasan yang sebelumnya kawasan menjadi pusat
perekonomian dan pusat pemerintahan. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya
pengembangan yang tepat untuk meningkatkan kembali fungsi dan perekonomian
kawasan dengan revitalisasi.
Metode analisis yang digunakan yaitu teknik skoring untuk menentukan
aspek potensi yang penting dikembangkan, dan analisis faktor peningkatan
vitalitas kawasan menggunakan analisis Delphi. Terakhir menggunakan analisis
deskriptif kualitatif dengan teknik validasi triangulasi untuk mendapatkan konsep
revitalisasi kawasan cagar budaya Fort Rotterdam.
Beberapa faktor peningkatan vitalitas kawasan Fort Rotterdam, yaitu
faktor spasial terkait dengan penentuan aktivitas masyarakat pada zona inti, zona
penyanggah, zona pengembangan, dan zona pendukung. Faktor daya tarik terkait
dengan keaslian kawasan, penambahan daya tarik berupa wisata kuliner dan
aktivitas wisata, peningkatan intensitas pertunjukan kesenian daerah, dan RTH
kawasan. Faktor fasilitas pendukung terkait dengan relokasi dan demolisi fasilitas
pendukung pada zona inti kawasan. Faktor aksesibilitas terkait dengan perbaikan
jalan raya, relokasi PKL pada trotoar, dan pengadaan halte. Faktor masyarakat
terkait dengan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kawasan cagar
budaya, dan faktor kelembagaan terkait dengan peningkatan pengelolaan dan
promosi ke mancanegara serta optimalisasi pemanfaatan ruang. Untuk konsep
pengembangan kawasan terbagi atas konsep makro spasial, konsep makro
nonspasial, konsep mikro spasial, dan konsep mikro nonspasial. ========== Makassar is one of the cities that have historical and cultural heritage that
is Fort Rotterdam heritage area. In the period of Japanese and at the beginning of
the independence, this region as the center of crowd, administrative, trade,
economic, education, military and center of defense. Now just as the office of the
Institute for Preservation of Cultural and educational center. The reduction
functions of this region, also resulting in the region's economic decline which had
been the center of economic and administrative center. Therefore, it takes a proper
development efforts to improve back function and with revitalizing regional
economies.
The analytical method used is scoring techniques to determine the
important potential aspects of development and factor analysis regional vitality
enhancement using Delphi analysis. The last is using qualitative descriptive
analysis with validation triangulation techniques to get the concept of revitalizing
the Fort Rotterdam heritage area.
Some factors increase the vitality of Fort Rotterdam region that is spatial
factor related to determine community activities in the core zone, buffer zone,
development zone, and supporter zone. The attractive factor related with
authenticity region, additional attractiveness such as culinary and tourist activity,
increase the intensity of the performing arts area, and green space area.
Supporting facilities factors related with the relocation and demolition supporting
facilities in the core zone area. Accessibility factors about highway improvements,
relocation the vendors on the sidewalk, and procurement bus station. Society
factors related with increase public knowledge about the cultural heritage area,
and institutional factors about improving management and promotion to foreign as
well as optimizing the use of space. For the concept of the regional development
is divided into macro-spatial concept, macro-non spatial concept, micro-spatial
concept, and micro-non spatial concept.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Fort Rotterdam, kawasan cagar budaya, revitalisasi kawasan, heritage area, revitalization area
Subjects: N Fine Arts > NA Architecture
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Architechture > 23101-(S2) Master Theses
Depositing User: - Davi Wah
Date Deposited: 05 Jan 2017 07:38
Last Modified: 26 Dec 2018 08:34
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/1341

Actions (login required)

View Item View Item