Albumin Dari Putih Telur Ayam Dengan Proses Dialisis Dan Pengeringan

Yuktii Kulla, Anggi and Chrisandy, Gilang (2018) Albumin Dari Putih Telur Ayam Dengan Proses Dialisis Dan Pengeringan. Diploma thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 10411500000105_10411500000108_Non Degree_.pdf]
Preview
Text
10411500000105_10411500000108_Non Degree_.pdf - Accepted Version

Download (1MB) | Preview

Abstract

Selama ini sisa putih telur ayam yang berada di pasaran maupun
industri makanan pemanfaatannya sangatlah kurang. Putih telur ayam hanya
dimanfaatkan sebagai bahan tambahan makanan dalam industri roti
kering/tawar hingga hanya dikukus sebagai lauk pauk konsumsi sehari-hari. Sisa
putih telur ayam jika ditimbun terlalu lama akan rusak dan menimbulkan masalah
lingkungan (limbah) yang akhirnya berdampak pada masalah kesehatan.
Berdasarkan data kebutuhan putih telur ayam Industri Roti UBM Waru-Sidoarjo
Jawa Timur pada 2018, rata-rata sisa putih telur ayam yang dihasilkan cukup
besar yaitu ± 60kg/bulan. Sementara ketersediaan albumin di Indonesia masih
minim dan harganya cukup mahal maka perlu adanya solusi dan teknologi
pembuatan albumin dari putih telur ayam.
Dengan adanya putih telur ayam dari penjual jamu tradisional di
Gebang-Keputih Surabaya sebagai bahan baku pembuatan albumin dari putih
telur ayam. Dilakukan penelitian pembuatan albumin dari putih telur ayam dalam
skala laboratorium yang bertujuan menghasilkan produk albumin dari putih telur
ayam dengan kadar air dan kadar albumin paling optimum yang telah memenuhi
SNI 01-2354.1-2006 dan SNI 8074:2014. Tahapan sebagai berikut, dimulai
dengan persiapan alat dan bahan baku. Menimbang 200 gram putih telur dalam
gelas beker, selanjutnya dihomogenisasi dengan stirrer (batang pengaduk)
selama 1 menit pada kecepatan rendah. Memasukkan putih telur yang homogen
kedalam whatmann paper 10 micron (yang telah steril dan dilapisi screen),
memasukkan whatmann paper berisi putih telur ke dalam tangki dialisis (telah
steril) berisi 1000mL aquades dan ditutup rapat. Proses dialisis dilakukan selama
variabel waktu 12jam, 24 jam dan 48 jam, dan 72 jam (setiap 24 jam penggantian
aquades melalui regulator water inlet dan water outlet). Crude albumin yang
dihasilkan ditimbang berat dan dianalisa kadar albumin. Dilanjutkan ke tahap
pengeringan menggunakan modifikasi alat dryer, menimbang berat cawan
kosong, menimbang berat cawan+crude albumin. Meletakkan cawan berisi
crude albumin ke dalam alat dryer dan mengeringkan pada suhu 40°C selama 22
jam. Mengeluarkan cawan lalu meletakkan dalam desikator hingga suhu ruangan
36°C-37°C dan berat konstan. Mengeluarkan albumin kering dan menimbang
berat produk albumin serta menganalisa kadar albumin dan kadar air.
Mengulangi percobaan dengan variabel suhu 50°C dan 60°C, serta waktu dialisis
24 jam dan 48 jam. Untuk waktu dialisis 12 jam dan 72 jam tidak dilanjutkan ke tahap pengeringan menggunakan alat dryer sebab pada metode dialisis hasil
crude albumin gagal yang ditunjukkan dengan ciri-ciri fisik warna cokelat
kehitaman, tekstur sangat cair, dan bau busuk.
Penelitian yang dilaksanakan di Laboratorium Kimia Analit/Kimia
Organik Dep. Teknik Kimia Industri FV-ITS dan sertifikat hasil analisa dari
Laboratorium Penelitian dan Konsultasi Industri Surabaya-Jawa Timur,
menunjukkan produk albumin pada variabel waktu dialisis 24 jam dan suhu
pengeringan di dryer 60°C memiliki kadar albumin optimum 78,86% dan kadar
air 7,8% yang telah memenuhi standar mutu SNI 8074:2014 kadar albumin
minimal 15% dan kadar air maksimal 8%.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Albumin, Dialysis, Dryer, Hen’s Egg White
Subjects: Q Science > QD Chemistry > QD251.2 Chemistry, Organic. Biochemistry
Divisions: Faculty of Vocational > 24305-Industrial Chemical Engineering
Depositing User: Gilang Chrisandy
Date Deposited: 18 Jun 2021 12:05
Last Modified: 18 Jun 2021 12:05
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/55340

Actions (login required)

View Item View Item