Penggunaan Metode Spatial Multi-Criteria Evaluation (Smce) Untuk Penilaian Risiko Bencana Tsunami (Studi Kasus : Pesisir Kabupaten Cilacap)

Persada, Rahadian Esa Galang (2019) Penggunaan Metode Spatial Multi-Criteria Evaluation (Smce) Untuk Penilaian Risiko Bencana Tsunami (Studi Kasus : Pesisir Kabupaten Cilacap). Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 03311440000046-Undergraduate_Theses.pdf]
Preview
Text
03311440000046-Undergraduate_Theses.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara yang paling sering dilanda tsunami dengan 71 kejadian atau hampir 9% dari jumlah tsunami yang terjadi di seluruh dunia. Dari sepuluh negara yang mengalami jumlah kejadian terbesar tsunami di dunia, dari kurun waktu 2000 tahun sebelum masehi sampai tahun 2005, Indonesia menempati posisi rangking ketiga dari sisi banyaknya kejadian setelah Jepang dan USA, namun dari jumlah korban yang meninggal menempati rangking satu Tsunami merupakan bencana sekunder yang dipicu oleh berbagai kejadian sebelumnya, seperti gempabumi, letusan gunungapi, objek ekstraterestrial dan atau sebab antropogenik, yang mampu menyebabakan dislokasi vertikal dasar laut. Kabupaten Cilacap berada di rangking ketiga dalam tingkat nasional kerawanan bencana kelas rawan tinggi.
Dalam penelitian ini digunakan pemodelan genangan akibat tsunami dengan persamaan Berryman dan penaksiran cepat Penelitian ini dimasudkan untuk mengetahui konsistensi model genangan hasil taksiran cepat dengan model Berryman di Pesisir Kabupaten Cilacap dengan parameter tinggi gelombang awal, kemiringan, dan koefisien kekasaran permukaan dan menggunakan kerentanan yang terdapat pada wilayah tersebut dan disatukan dengan metode Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE).
Hasil menunjukkan bahwa metode SMCE dapat diterapkan untuk mengetahui dampak tsunami dengan menggukanan parameter dan skoring untuk mendapatkan tingkat risiko bencana tsunami. Pada metode inipun dapat digunakan beberapa model ketinggian tsunami, pada tsunami 7 meter didapat hasil luasan 1280,344 Hektar luas tingkat risiko rendah mencapai 109,288 Hektar, tingkat risiko sedang yaitu 1001,582 Hektar, dan tingkat risiko tinggi yaitu 169,473 Hektar, Sedangkan luas terdampak tsunami jika dibagi tiap Kecamatannya yaitu pada Kecamatan Adipala terdampak seluas 671,441 Hektar, pada Kecamatan Binangun seluas 91,936 Hektar, Kecamatan Cilacap Selatan seluas 178,743 Hektar ,pada Kecamatan Cilacap Utara seluas 25,222 Hektar, Kecamatan Kesugihan seluas 161,094 Hektar dan Nusawungu seluas 151,908 Hektar.
===============================================================================================
Indonesia has ranked second as the most frequently hit country by the tsunami with 71 events or almost 9% of tsunamis that occurred throughout the world. From ten countries that experienced the largest number of tsunami incidents in the world from 2000 BC until 2005, Indonesia has ranked on third in terms of the number of events after Japan and the USA, but ranked one from the number of victims who died. Tsunami was a secondary disaster triggered by various previous events, such as earthquakes, volcanic eruptions, extraterrestrial objects and / or anthropogenic causes, which are capable of causing a vertical dislocation of the seabed. Cilacap Regency has ranked third in the national high level of disaster vulnerability.
In this study used tsunami inundation modeling with Berryman's equation and rapid assessment. This study was intended to find out the consistency of rapid estimation inundation models with Berryman's model in the Cilacap Regency with parameters of initial wave height, slope, surface roughness coefficient, using vulnerabilities that found in the region and integrated with the Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE) method.
The results show that the SMCE method can be applied to determine the impact of the tsunami by using parameters and scoring to get the level of tsunami disaster risk. In this method, several tsunami altitude models can be used. In the tsunami with 7 meters height, the results of the area are 1280.344 hectares. The low risk level reaches 109.288 hectares. The extent of the risk level reaches 1001.582 hectares, and the high risks level reaches 169.473 hectares. While the area affected by the tsunami consisted of the defected Adipala Subdistrict covering an area of 671.441 hectares, in Binangun Subdistrict covering 91.936 hectares, Cilacap Selatan Subdistrict covering 178.743 hectares, Cilacap Utara Subdistrict covering 25.222 hectares, Kesugihan District covering 161.094 hectares and Nusawungu covering 151.908 hectares.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: RSG 551.470 24 Per p-1 2019
Uncontrolled Keywords: Kerentanan, SMCE, Pesisir Kabupaten Cilacap, Sentinel 2-A, Tsunami.
Subjects: H Social Sciences > HA Statistics > HA30.6 Spatial analysis
T Technology > T Technology (General)
T Technology > T Technology (General) > T57.5 Data Processing
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Rahadian Esa Galang Persada
Date Deposited: 25 Apr 2022 04:30
Last Modified: 25 Apr 2022 04:30
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/60637

Actions (login required)

View Item View Item