Studi proses pemisahan bitumen dari asbuton menggunakan media air panas dengan penambahan surfaktan

Putri, Zindy Sukma Aulia and Rakhmawati, Yeny Widya (2014) Studi proses pemisahan bitumen dari asbuton menggunakan media air panas dengan penambahan surfaktan. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 2311105022_2311105028-Undergraduate_Theses.pdf]
Preview
Text
2311105022_2311105028-Undergraduate_Theses.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 2311105022_&_2311105028-paper.pdf]
Preview
Text
2311105022_&_2311105028-paper.pdf - Published Version

Download (665kB) | Preview
[thumbnail of 2311105022_&_2311105028-presentation.pdf]
Preview
Text
2311105022_&_2311105028-presentation.pdf - Presentation

Download (2MB) | Preview

Abstract

Asbuton adalah deposit aspal alam yang terkandung
dalam deposit batuan dengan kadar bitumen 10–
40%.Pemanfaatan asbuton untuk bahan alternatif pembangunan
konstruksi jalan dapat dilakukan setelah terjadi proses pemisahan
antara bitumen dengan mineralnya. Proses pemisahan bisa
dilakukan dengan menggunakan pelarut dan air panas (hot water
process). Penelitian ini difokuskan pada pemisahan dengan media
air panas. Beberapa hal yang mempengaruhi pada proses
pemisahan ini yaitu penetrating agent, wetting agent dan kondisi
operasi seperti waktu pemisahan dan kecepatan putar pengaduk.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh
penambahan solar sebagai penetrating agent, surfaktan sebagai
wetting agent, ukuran partikel, waktu pemisahan dan kecepatan
putar pengaduk terhadap persen (%) recovery bitumen.
Pada penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yaitu
tahap pemisahan bitumen dari asbuton dan tahap analisa hasil
pemisahan bitumen. Asbuton sebanyak 200 gram dan solar
dengan perbandingan tertentu ditimbang pada tahap pemisahan.
Kemudian mencampurkan asbuton dan solar tersebut kemudian
diaduk hingga merata dan didiamkan selama 15 menit. Setelah
itu, menuangkan campuran asbuton – solar tersebut ke dalam
tangki ekstraktor dan menambahkan larutan surfaktan yang telah
dipanaskan hingga ±90oC dengan konsentrasi dan jumlah tertentu.
Tahap selanjutnya yaitu mengukur air yang telah dipanaskan
ii
dalam waterbath hingga suhu mencapai 95o dan memfungsikan
pengadukan pada kecepatan terendah. Kemudian suhu dalam
tangki ekstraktor diatur hingga ±90°C dan kecepatan putar
pengaduk serta waktu pemisahan diatur sesuai variabel. Setelah
proses pemisahan selesai, campuran dipindahkan kedalam beaker
glass dan ditambahkan air panas. Tahap terakhir adalah
memisahkan bitumen yang mengapung pada bagian atas dan
melakukan pengukuran densitas.
Kesimpulan yang diperoleh yaitu penambahan solar dan
larutan surfaktan memiliki pengaruh yang signifikan. Persen (%)
recovery bitumen tertinggi pada eksperimen yaitu sebesar
80,50%. Persen (%) recovery yang diperoleh semakin besar jika
jumlah solar dan larutan surfaktan yang digunakan besar,
konsentrasi surfaktan yang tinggi, waktu proses ekstraksi yang
lama, kecepatan putar pengaduk yang tinggi, serta ukuran partikel
yang kecil. ========== Asphalt is natural asphalt deposit that contained in rock
with bitumen percentage of deposit as 10-40%. The separation
process can be done by using solvent and hot water ( hot water
process). This study focused on the separation of the hot water
process. Some things that affect the separation process is
penetrating agent, wetting agent and operating conditions such as
the separation time and rotational speed stirrer. This research aims
to study the effect of solar as a penetrating agent, a surfactant as a
wetting agent, asphalt particle size, separation time and stirrer
rotational speed of the percent ( % ) recovery of bitumen .
This study is conducted in two phases: the separation of
bitumen from asphalt and bitumen separation stage of the analysis
results. On separation phase, 200 grams of asphalt and diesel fuel
with a certain ratio weighed. Then mix asphalt and diesel fuel and
stirred until evenly and let it for 15 minutes. After that, pour mix
asphalt - the diesel fuel into the extractor tank and add a
surfactant solution to the extractor tank that has been heated to
90oC ± with certain concentration and amount . The next stage is
to measure the water that has been heated in a water bath until the
temperature reaches 95oC and stirred functioning at the lowest
speed . Then the temperature in the extractor tank set up to ± 90
°C and the rotational speed of the stirrer and also set the
appropriate time separation of variables . After the separation
process completed, pour the mixture into a beaker glass and add
iv
hot water. The last stage is to separate the bitumen which floats
on top and measure the density .
The conclusion is the addition of diesel and surfactant
solutions have a significant effect. The highest percent ( % )
bitumen recovery in the experiment is equal to 80.50 %. Percent (
% ) recovery gained greater when the amount of solar and
surfactant solutions used large, high surfactant concentrations, a
long time of the extraction process, high- speed rotary mixer , and
with small particle size .

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: RSK 668.1 Put s
Uncontrolled Keywords: asbuton, pemisahan, air panas, surfaktan, penetrating agent, asphalt, separation, hot water, surfactant, penetrating agent
Subjects: T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD887.B58 Air pollutants. Bituminous materials
Divisions: Faculty of Industrial Technology > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: - Davi Wah
Date Deposited: 21 May 2019 03:19
Last Modified: 21 May 2019 03:19
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/63048

Actions (login required)

View Item View Item