Analisis Penurunan Kualitas Air Produksi Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) X Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA)

Fitrianti, Nadia (2016) Analisis Penurunan Kualitas Air Produksi Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) X Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA). Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 3312100036-Undergradute Thesis.pdf]
Preview
Text
3312100036-Undergradute Thesis.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview

Abstract

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan
perusahaan yang menyediakan dan mendistribusikan air minum untuk
kebutuhan masyarakat. Pengolahan air adalah usaha yang dilakukan
untuk memperbaiki mutu air baku sampai menjadi mutu yang
diinginkan dengan tujuan agar aman dipergunakan oleh masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian, kandungan zat organik dalam air
produksi IPAM X melebihi baku mutu. Analisis kualitas air produksi
terkait kandugan zat organik dapat dilakukan dengan metode Failure
Modes and Effect Analysis (FMEA). Failure Modes and Effect Analysis
adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kegagalan
yang terjadi sehingga menyebabkan penurunan kualitas air produksi.
Risiko terbesar yang menyebabkan kegagalan dinyatakan dalam Risk
Priority Number (RPN). RPN digunakan untuk membantu menemukan
bagian yang mengalami kegagalan sehingga dapat dilakukan
perbaikan untuk mengatasi penurunan kualitas air produksi.
IPAM X menjaga kualitas produksi air yang dihasilkan agar
tidak mengalami penurunan. Analisis penurunan dapat dilakukan
dengan FMEA. Penggunaan FMEA dilakukan untuk mencari bagian
yang mengalami tingkat kegagalan terbesar dari unit yang tidak
optimal. Identifikasi penyebab kegagalan dilakukan dengan
menggunakan diagram fishbone. Fishbone dapat membantu
menguraikan kegagalan yang terjadi sehingga dapat ditemukan akar
permasalahan yang menjadi penyebab kegagalan. Akar
permasalahan kemudian dinilai risikonya (RPN). Nilai RPN
didapatkan dari perkalian antara severity (S), occurance (O), dan
detection (D). Severity merupakan tingkat keseriusan kegagalan,
occurance merupakan tingkat frekuensi terjadinya kegagalan dan
detection merupakan tingkat kontrol yang dilakukan untuk mencegah
kegagalan. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah
parameter fisik (kekeruhan), parameter kimia (sisa klor dan zat organik) dan parameter biologi (total koliform). Aspek yang digunakan
dalam penelitian ini adalah aspek teknis dan aspek lingkungan
(dampak).
Sumber kegagalan dengan angka risiko terbesar dalam IPAM
X adalah kecepatan transfer gas pada proses aerasi. Kecepatan
transfer gas adalah banyaknya gas yang ditransfer dalam satuan
waktu. Kecepatan transfer gas erat kaitannya dengan jumlah gas yang
ditransfer. Jumlah gas yang ditransfer dapat memengaruhi
penguraian zat. Usulan perbaikan yang seharusnya dilakukan untuk
mengurangi risiko tersebut adalah peningkatan kecepatan transfer
gas dengan penambahan aerasi dengan sistem difusi. Sistem aerasi
yang sesuai untuk menguraikan zat organik adalah aerasi dengan
sistem difusi. Aerator dengan sistem difusi dapat menguraikan zat
organik dengan baik.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: RSL 628.166 Fit a
Uncontrolled Keywords: failure mode and effect analysis, FMEA, IPAM, kualitas air minum, risk priority number
Subjects: T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD259.2 Drinking water. Water quality
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Environment Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: ansi aflacha
Date Deposited: 01 Jul 2019 02:02
Last Modified: 01 Jul 2019 02:02
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/63366

Actions (login required)

View Item View Item