Kajian Teknis Dan Ekonomis Bunkering Lng Untuk Pemenuhan Kebutuhan Bahan Bakar Gas Kapal-Kapal Pelni

Nizar, Adi Mas (2016) Kajian Teknis Dan Ekonomis Bunkering Lng Untuk Pemenuhan Kebutuhan Bahan Bakar Gas Kapal-Kapal Pelni. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

[thumbnail of 4212100100-Undergraduate_Thesis.pdf]
Preview
Text
4212100100-Undergraduate_Thesis.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview

Abstract

Penggunaan bahan bakar gas pada kapal mempunyai beberapa
keuntungan. Selain dapat menghemat biaya operasional, bahan
bakar gas dapat mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan.
Penggunaan bahan bakar gas juga sejalan dengan tujuan
pemerintah dengan adanya PP No.55/2009 tentang pemanfaatan
25% alokasi dari produksi gas dalam negeri untuk penggunaan
lokal, khususnya dalam bidang transportasi. Pengisian bahan
bakar (bunkering) LNG pada umumnya dilakukan dengan tiga
skema; truck to ship, onshore to ship dan ship to ship. Pada studi
kasus PT. Pelni, guna memfasilitasi penggunaan gas pada armada
kapal-kapalnya, sebelumnya perlu ditentukan di mana lokasi
bunkering LNG yang akan dibangun dan skema apa yang
dipraktekkan. Analisa penentuan lokasi bunkering LNG dengan
memperhatikan frekuensi berlabuh setiap kapal pada setiap
pelabuhan dan kebutuhan bunkering LNG itu sendiri. Kebutuhan
bunkering LNG didapat dari hasil konversi kebutuhan bahan bakar
minyak menjadi bahan bakar gas memakai asumsi bahwa motor
diesel dimodifikasi menjadi dual fuel engine menggunakan
konverter dengan rasio bahan bakar HSD dan LNG sebesar 50:50.
Dari hasil penjumlahan kebutuhan bunkering LNG dan jumlah
kunjungan, pelabuhan diurutkan dalam beberapa skenario lokasi.
Skenario I akan memakai Tanjung Priok, Surabaya, Balikpapan,
Makassar, Ambon dan Sorong sebagai pelabuhan bunkering LNG.
Skenario II akan memakai enam pelabuhan pada skenario I
ditambah dengan Bau-bau. Skenario III akan memakai tujuh
pelabuhan pada skenario II ditambah dengan Jayapura. Pemilihan
skema bunkering yang dipakai menggunakan pembobotan dengan
metode Analytical Hierarachy Process (AHP) dengan kriteria
yang dipakai: teknis, keselamatan dan biaya. Dari hasil
pembobotan didapat skema truck to ship yang akan dipakai.
Terakhir pada studi kali ini adalah kajian ekonomis yang
dilakukan pada sisi penyedia LNG dan pemilik kapal. Penyedia
LNG memerlukan Capital Expenditure (CAPEX) berupa fasilitas
terminal penerima LNG dan truk sebagai media bunkering. Pada
pemilik kapal CAPEX berupa biaya modifikasi dan pemasangan
tangki LNG pada kapal. Keuntungan penyedia LNG berupa
margin penjualan LNG, sedangkan pemasukan pada pemilik kapal
berupa penghematan biaya operasional pada bahan bakar. Dari
hasil perhitungan, penyedia LNG akan dapat melakukan investasi
pada margin mulai dari $3. Pemilik kapal berhasil melakukan
penghematan pada harga pembelian LNG maksimal di $11 dan
harga beli HSD di $0.55
=======================================================================================The use of fuel gas on ship has several advantages. In addition to
lower operational cost, using gas fuel can reduce emissions. The
use of fuel gas on ship also support to government regulation base
on PP No.55/2009 about using 25% gas allocation of production
for domestic use. LNG bunkering done by three types; truck to ship,
onshore to ship, and ship to ship. The first thing to decide is where
the bunkering process and what types of bunkering process will be
done. Analysis of LNG bunkering location based on the frequency
of berthing of ships and bunkering demand on each ports. The LNG
bunkering demand is calculated by conversion of HSD demand to
LNG demand. The conversion done with assumption that diesel
engine is modified into a dual fuel engine using a converter with
the ratio of HSD and LNG fuel at 50:50. The result from the total
of LNG bunkering and berth frequency is three scenario of location
of LNG bunkering. The first scenario will use Tanjung Priok,
Surabaya, Balikpapan, Makassar, Ambon and Sorong as LNG
bunkering port. The second scenario will use six ports at the first
scenario and Bau-bau. The third scenario will use seven ports at
the second scenario and Jayapura. The selection of bunkering type
use Analythical Hierarchy Process (AHP). Criteria that use in
selection process are technical, safety and cost. The selection
result is truck to ship. Economic assessment is done in two types;
from the LNG supplier and ship owner. Capital Expenditure
(CAPEX) required for LNG supplier are LNG receiving terminalfacility and trucks. CAPEX required for ship owner are LNG
Tanks, engine converter and modification cost. LNG supplier’s
profit is from LNG selling margin and ship owner’s profit is from
fuel cost saving. From the calculation, LNG supplier will get provit
when the LNG margin at least $3 /mmbtu and ship owner can make
saving if the LNG price is $11/ mmbtu and HSD price is $0.55
(non-subsidy)

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: RSSP 623.874 Adi k
Uncontrolled Keywords: bunkering LNG, dual fuel, AHP, kajian ekonomis
Subjects: T Technology > TP Chemical technology > TP343 Liquid and gaseous fuel
Divisions: Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Naval Architecture and Shipbuilding Engineering > 36201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: EKO BUDI RAHARJO
Date Deposited: 19 Mar 2020 01:57
Last Modified: 19 Mar 2020 01:57
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/75504

Actions (login required)

View Item View Item