Analisis Tegangan Lokal Maksimum Pada Bollard Akibat Modifikasi Sistem Tambat FSO Ladinda

Purnawati, Yani Nurita (2015) Analisis Tegangan Lokal Maksimum Pada Bollard Akibat Modifikasi Sistem Tambat FSO Ladinda. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 4311100028-Undergraduate_Thesis.pdf]
Preview
Text
4311100028-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version

Download (7MB) | Preview

Abstract

FSO Ladinda merupakan hasil konversi dari kapal tanker yang dibangun tahun 1974 dan berubah fungsi sebagai FSO pada tahun 1984. Sejak tahun 1984 FSO ini mulai beroperasi di Selat Lalang, Malaka Strait, Riau. Sistem tambat yang digunakan untuk penambatan FSO Ladinda adalah SPOLS (Single Point Offshore Loading System) yang menggunakan sistem tambat Tower Yoke Mooring System dengan Mooring Tower sebagai tambatan yang dihubungkan dengan Yoke Arm dan terdapat turntable yang berfungsi sebagai engsel agar FSO dapat bergerak sesuai dengan gerakan gelombang tanpa membuat FSO itu sendiri terlepas. Modifikasi sistem tambat FSO Ladinda ini dilakukan pada saat reparasi pada tower mooring. Modifikasi dilakukan dengan melepas yoke arm kemudian diganti dengan spread mooring system. Pada kasus ini spread mooring system ditambatkan pada bollard bagian depan dan belakang menggunakan rantai jangkar. Respon gerak FSO Ladinda ditinjau pada kondisi full load dan light load pada heading 00 ,450 , 900 , 1800 . Respon gerak translasi FSO terbesar adalah gerakan sway sebesar 6.130 m/m, sedangkan untuk gerak rotasi adalah gerakan roll sebesar 5.452 deg/m dalam kondisi light load. Respon gerak FSO mengakibatkan tension maksimum terjadi pada rantai jangkar. Analisis tension maksimum pada rantai jangkar dilakukan pada kondisi full load dan light load pada heading 00 , 450 , 600 , 900 , 120 , 1350 , dan 1800 sesuai yang dianjurkan oleh OCIMF. Hasil tension maksimum yang terjadi pada line 4 untuk bagian belakang sebesar 2,31 MN dan line 1 untuk bagian depan sebesar 2,30 MN saat kondisi light load. Tension maksimum terjadi pada rantai jangkar akibat arah pembebanan 600 dimana pada arah tersebut beban tepat mengenai rantai jangkar. Tension maksimum pada rantai jangkar mengakibatkan tegangan maksimum pada konstruki dudukan bollard. Tegangan maksimum yang terjadi pada konstruksi dudukan bollard bagian belakang yaitu 214.49 MPa, dan deformasi maksimumnya 3.65 mm terjadi pada kontruksi bollard bagian atas. Sedangkan tegangan maksimum pada konstruksi dudukan bollard bagian depan yaitu 219.69 MPa, dan deformasi maksimumnya 5.62 mm terjadi pada forecastle deck. Tegangan maksimum yang terjadi tidak melebihi 90% tegangan yield (225 MPa), dan deformasi maksimum yang terjadi juga tidak lebih dari 6 mm sesuai dengan standar keamanan dari ABS.
====================================================================================================
FSO Ladinda represents the conversion from tanker built in 1974 and changed the function as FSO in 1984. Since 1984, FSO started operations in the Strait of Lalang, the Malacca Strait, Riau. Mooring system of FSO Ladinda is SPOLS (Single Point Offshore Loading System) which uses tower yoke mooring system where mooring tower is connected to the yoke arm and there is a turntable used as the key where FSO can move according to the movement of waves without making FSO unmoored. The modifications of FSO Ladinda’s mooring system were made during repairing to the mooring tower. They were applied by removing the yoke arm and the replacing it with a spread mooring system. In this case, a spread mooring system was moored on the aft and fore side bollards using anchor chain. The motion response of FSO Ladinda was reviewed in full load and light load conditions on heading 0 0 ,450 , 900 , 1800 . The largest of translational motion response was swaying of 6.130 m/m, while the rotation motion was rolling of 5.452 deg/m in light load conditions. The motion response caused maximum tension occurred to the anchor chain. The maximum tension analysis of the anchor chain was performed in full load and light load on heading 0 0 , 450 , 600 , 900 , 120 , 1350 , and 1800 according to the OCIMF recommendations. The result of maximum tension occured in line 4 of the aft side was 2.31 MN and in line 1 of the fore side was 2.30 MN in the light load conditions. The maximum tension occurred in the anchor chain due to heading 600 where in the direction, the load was properly on the anchor chain. The maximum tension on the anchor chain resulted maximum stress on the bollard. The maximum stress occurred on the aft side was 214.49 MPa, and the deformation was 3.65 mm. Otherwise, the maximum stress occurred on the fore side bollard was 219.69 MPa, and the deformation was 5.62 mm. The maximum stress did not exceed the 90% of yield stress (225 MPa), and the deformation was less than 4 mm in accordance with the safety standards of ABS.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: RSke 627.924 Pur a
Uncontrolled Keywords: bollard, FSO, spread mooring, tegangan lokal
Subjects: T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering > TC1680 Offshore structures
Divisions: Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Ocean Engineering > 38201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Yeni Anita Gonti
Date Deposited: 31 Mar 2020 06:27
Last Modified: 31 Mar 2020 06:27
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/75621

Actions (login required)

View Item View Item