Aplikasi Formal Safety Assessment (FSA) untuk Analisa Risiko Tubrukan Kapal di Alur Pelayaran Barat Surabaya

Purba, PHP (2020) Aplikasi Formal Safety Assessment (FSA) untuk Analisa Risiko Tubrukan Kapal di Alur Pelayaran Barat Surabaya. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 04211640000099-Undergraduate_Thesis.pdf]
Preview
Text
04211640000099-Undergraduate_Thesis.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Pada tahun 2019, kepadatan kapal di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) mencapai 28.112 kapal. Dengan tingginya kepadatan kapal yang terjadi di APBS, hal tersebut memungking terjadinya tubrukan antar kapal. Pada penilitian ini, Formal Safety Assessment (FSA) digunakan untuk menganalisa risiko tubrukan kapal di APBS. FSA terdiri dari lima proses hingga mendapatkan rekomendasi untuk mencegah terjadinya tubrukan kapal. Langkah pertama, identifikasi bahaya dengan mnggunakan FTA (Fault Tree Analysis). Berdasarkan FTA (Fault Tree Analysis) yang diterbitkan oleh IWRAP yang dikeluarkan oleh IWRAP, beberapa bahaya yang mempengaruhi terjadinya tubrukan kapal: jarak pandang, kesalahan manusia, dan kegagalan radar. Langkah kedua, Analisa risiko yang terdiri dari dua kegiatan utama: perhitungan frekuensi tubrukan kapal dan memodelkan konsekuensi dari tubrukan kapal. Skenario yagn digunakan untuk menghitung frekuensi tubrukan kapal adalah head-on, overtaking, dan crossing dengan total frekuensi untuk semua scenario adalah 0,3687 accident/year. Total kerugian akibat kerusakan pada pelat sisi kapal yang terlibat dalam skenario tubrukan dari pemodelan dengan menggunakan Ansys adalah Rp.24.841.041,00. Langkah ketiga, Risk Control Option (RCO) merupakan proses ntuk mendapatkan langkah mitigasi sebagai upaya pencagahan terjadinya tubrukan kapal. RCO dibuat berdasarkan faktor-faktor yang memmpengaruhi frekuensi tubrukan kapal yang dibagi menjadi tiga grup, yakni waterway system, vessel, and human factor. Langkah keempat, Cost-Benefit Assessment (CBA) digunakan untuk memperkirakan efektivitas biaya dari pengurangan risiko. Hasil dari CBA diantaranya, RCO 1 dapat mengurangi frekeunsi tubrukan kapal sebesar 0,0893 accident/year dengan Net Cost of Averting a Fatality (NCAF) sekitar -239,565829 ($m), RCO 2 dapat mengurangi frekeunsi tubrukan kapal sebesar 0,244 accident/year dengan NCAF sekitar 0,00682187 ($m), dan RCO 3 dapat mengurangi frekeunsi tubrukan kapal sebesar 0,1180 accident/year NCAF sekitar 0,3460249 ($m). Langkah terakhir dari Formal Safety Assessment adalah merekomendasikan opsi-opsi yang yang dipilih berdasarkan pada hasil CBA. Dari kriteria CBA, RCO yang dipilih adalah pelebaran alur dari 150 m menjadi 200 m dan penetapan batas kecepatan.
==================================================================================================================
In 2019, ship density of Surabaya West Access Channel reached 28,112 ships. The high number of vessel densities that exist in Surabaya West Access Channel (SWAC), it is possible for ship collisions to occur. In this study, Formal Safety Assessment used for ship collision Risk Analysis in Surabaya West Access Channel (SWAC). The FSA consists of five steps to get recommendations to prevent ship collisions. First step, Hazard Identification using Fault Tree Analysis. Based on Fault Tree Analysis issued by IWRAP there are several hazards such as: visibility, human error, and radar failure. The second step, risk analysis is composed of two main activities: frequency calculating and consequence modeling. The scenario used to calculate the collision frequency of ships is head-on, overtaking, and crossing with the total frequency of all scenarios is 0.3687 accident/year. Based on the consequence modeling using Ansys, the estimated loss cost for repair caused by the accident is IDR 24,841,041.00. The third step, Risk Control Option (RCO) is used to get some options to prevent collisions. RCO are made from factors that influence the frequency of ship collision. These factors are here separated into three main groups: waterway system, vessel, and human factor. The fourth step, Cost-Benefit Assessment (CBA) is used to identify and compare benefits and costs associated with the implementation of each RCO. The results of CBA are RCO 1 can reduce ship collision frequency of 0.0893 accident/year with Net Cost of Averting a Fatality (NCAF) about -239.565829 ($m), RCO 2 can reduce ship collision frequency 0.244 accident/year with Net Cost of Averting a Fatality (NCAF) about 0.00682187 ($m) , RCO 3 can reduce ship collision frequency 0.1180 accident/year with Net Cost of Averting a Fatality (NCAF) about 0.3460249 ($m). The last step of Formal Safety Assessment (FSA) is Recommendations for Decision-Making to get some options for mitigation. From Cost-benefit Assessment criteria, the chosen RCOs are width revitalization of from 150 m to 200 m and implementation of speed limit.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Formal Safety Assessment (FSA), Tubrukan Kapal, Traffic Based model, ANSYS, Alur Pelayaran Barat Surabaya,Formal Safety Assessment, Ship Collision, Traffic Based Model, ANSYS, Surabaya West Access Channel
Subjects: V Naval Science > V Naval Science (General)
Divisions: Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Marine Engineering > 36202-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Parson Hamonangan Purba
Date Deposited: 25 Aug 2020 02:39
Last Modified: 10 Nov 2023 07:48
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/80622

Actions (login required)

View Item View Item