Arahan Pengembangan Kawasan Konservasi Padang Lamun Berbasis Manfaat Penggunaan Langsung dan Tidak Langsung/ Direct and Indirect Use Values sebagai Bagian dari Wilayah Pesisir di Pulau Bawean

Kholilullah, Ibrahim Ayyasy (2021) Arahan Pengembangan Kawasan Konservasi Padang Lamun Berbasis Manfaat Penggunaan Langsung dan Tidak Langsung/ Direct and Indirect Use Values sebagai Bagian dari Wilayah Pesisir di Pulau Bawean. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 08211640000090_Undergraduate_Thesis.pdf] Text
08211640000090_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 April 2023.

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Wilayah pesisir dan laut Indonesia mempunyai kekayaan dan keanekaragaman hayati (biodiversity) terbesar di dunia, yang tercermin pada keberadaan ekosistem pesisir seperti hutan mangroove, terumbu karang, padang lamun dan berjenis-jenis ikan, baik ikan hias maupun ikan konsumsi. Secara fisik, ekosistem mangrove berfungsi sebagai penahan laju sedimentasi dari daratan, sehingga menjaga kejernihan air yang masuk ke ekosistem lamun dan terumbu karang. Demikian pula dengan ekosistem lamun yang berfungsi sebagai pemerangkap sedimen, sehingga menjaga kejernihan air, serta berfungsi sebagai habitat dari hewan laut yang bernilai ekonomis, seperti rajungan dan ikan baronang. Padang lamun cukup penting keberadaannya, khususnya di perairan laut dangkal. Lamun yang membentuk padang lamun kemudian menjadi suatu ekosistem yang merupakan salah satu ekosistem laut terkaya dan paling produktif, bila dibandingkan dengan produktifitas dari hasil usaha pertanian tropis (Den HARTOG, 1976). Banyak jenis tumbuhan dan hewan mengggunakan lamun sebagai tempat tinggal dan berlindung dari hewan-hewan pemangsa (KIKUCHI & PERES, 1977).
Menurut LIPI (2018), kondisi padang lamun saat ini dapat dikatakan sudah tidak sehat akibat dominasi aktifitas manusia yang merusak ekosistem. Ekosistem padang lamun sendiri masih belum terlalu diperhatikan oleh masyarakat jika dibandingkan oleh terumbu karang dan mangrove. Masih sedikit pula studi yang membahas terkait pentingnya ekosistem ini.
Pulau Bawean merupakan salah satu wilayah yang memiliki ekosistem pesisr yang lengkap. Dengan adanya hutan mangrove, padang lamun, dan terumbuj karang menajdikan daya tarik sendiri, sehingga sering dijadikan sebagai destinasi wisata bagi banyak orang. Akan tetapi hal ini dapat menajdi ancaman bagi keberlangsungan ekosistem.
Tujuan dari penelitian ini yaitu merumuskan arahan konservasi bagi ekosistem padang lamun di Pulau Bawean dengan berdasarkan manfaat penggunaan atau use value. dengan tahapan yang pertama adalah pemetaan persebaran padang lamun di wilayah penelitian, kemudian menentukan manfaat penggunaan secara langsung dan tidak langsung pada ekosistem padang lamun dan selanjutnya merumuskan arahan kosnervasi berdasarkan manfaat penggunaan langsung dan tidak langsung
Adapun hasil penelitian ini yaitu diketahuinya manfaat penggunaan ssecara langsung dan tidak langsung pada ekosistem padang lamun menurut jenisnya di wilayah penelitian. Dari manfaat tersebut, kemudian dirumuskan arahan konservasi berdasarkan teori dan kebijakan terkait dengan menggunakan metode triangulasi data.

============================================
The coastal and marine areas of Indonesia have the largest biodiversity and wealth in the world, which is reflected in the existence of coastal ecosystems such as mangrove forests, coral reefs, seagrass beds and various types of fish, both ornamental and consumption fish. Physically, the mangrove ecosystem functions as a barrier to the sedimentation rate from the land, thereby maintaining the clarity of the water that enters the seagrass and coral reef ecosystems. Likewise with the seagrass ecosystem which functions as a sediment trap, thus maintaining the clarity of the water, as well as functioning as a habitat for economically valuable marine animals, such as crabs and baronang fish. Seagrass beds are quite important, especially in shallow sea waters. The seagrass that forms seagrass beds then becomes an ecosystem which is one of the richest and most productive marine ecosystems, when compared to the productivity of tropical agricultural enterprises (Den HARTOG, 1976). Many types of plants and animals use seagrass as a place to live and shelter from predators (KIKUCHI & PERES, 1977).
According to LIPI (2018), the current condition of the seagrass beds can be said to be unhealthy due to the dominance of human activities that damage the ecosystem. The community has not paid much attention to the seagrass ecosystem when compared to coral reefs and mangroves. There are still few studies that discuss the importance of this ecosystem.
Bawean Island is one of the areas that has a complete coastal ecosystem. With the presence of mangrove forests, seagrass beds, and coral reefs, they are their own attraction, so they are often used as tourist destinations for many people. However, this can be a threat to the sustainability of the ecosystem.
The purpose of this research is to formulate conservation directions for the seagrass ecosystem on Bawean Island based on the use value. This goal can be achieved through the research stages with the first stage is mapping the distribution of the seagrass beds in the research area, then determining the value of the benefits of direct and indirect use of the seagrass ecosystem and then formulating conservation directions based on the value of benefits of direct and indirect use.
The results of this study are the direct and indirect benefit values of the use of the seagrass ecosystem according to its type in the study area. From the value of these benefits, conservation directions are then formulated based on related theories and policies using the data triangulation method.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Pemanfaatan Wilayah Pesisir, Use values, Manfaat, Kawasan Konservasi, Padang Lamun Utilization of Coastal Areas, conservation, Use values, Value Benefits, Conservation Areas, Seagrass beds
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD30.28 Planning. Business planning. Strategic planning.
Q Science > QH Biology > QH75 Nature conservation. Landscape protection. Biodiversity conservation. Endangered species and ecosystems (General). Habitat conservation. Ecosystem management. Conservation biology
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Regional & Urban Planning > 35201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Ibrahim Ayyasy Kholilullah
Date Deposited: 05 Mar 2021 15:13
Last Modified: 05 Mar 2021 15:13
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/83628

Actions (login required)

View Item View Item