Desain Modifikasi Struktur Gedung Kampus III UIN Imam Bonjol Padang Menggunakan Metode Beton Pracetak dengan Sambubungan Basah Berdasarkan ACI 318M-19

Qaedi, Hafizhan (2021) Desain Modifikasi Struktur Gedung Kampus III UIN Imam Bonjol Padang Menggunakan Metode Beton Pracetak dengan Sambubungan Basah Berdasarkan ACI 318M-19. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of TUGAS AKHIR HAFIZHAN QAEDI_03111740000050.pdf] Text
TUGAS AKHIR HAFIZHAN QAEDI_03111740000050.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2023.

Download (15MB) | Request a copy
[thumbnail of 03111740000050_Undergraduate_Thesis.pdf] Text
03111740000050_Undergraduate_Thesis.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (15MB) | Request a copy

Abstract

Laju pertumbuhan penduduk mempengaruhi ketersediaan lahan untuk pembangunan infrastruktur. Semakin tinggi laju pertumbuhan penduduk maka semakin terbatas ketersediaan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur. Salah satu solusi untuk menutupi permasalahan ini adalah memfokuskan pembangunan gedung ke arah vertical sehingga menjadi sebuah gedung tingkat tinggi.
Metode yang diinovasikan oleh pelaku industry konstruksi adalah metode pekerjaan beton menggunakan system pracetak. Metode ini merupakan metode yang tidak mencetak atau melakukan cor di tempat yang akan dipasang, percetakan komponennya sudah dipabrikasi terlebih dahulu sehingga memberi waktu pengerasan dan telah mencapai kekuatan yang tinggi sebelum dipasang. Kelebihan metode beton pracetak ini sebagai pembaharuan metode beton cor setempat adalah dapat menghindari biaya yang yang besar, waktu pengerjaan yang lama, dan ketidakrapihan pekerjaan.
Salah satu daerah rawan gempa di Indonesia adalah Kota Padang. Pada pembangunan gedung di daerah rawan gempa yang menggunakan system beton pracetak sangat dianjurkan menggunakan sambungan basah. Sambungan basah mampu mengurangi penambahan tegangan akibat rangkak, susut, dan
perubahan temperature serta dapat menjadikan masing-masing komponen beton pracetak menjadi monolit. Perencanaan sambungan pada gedung harus menyesuaikan dengan standard terbaru agar menjamin kerelevasian perencanaan tersebut.
Perencanaan gedung-gedung pada Kampus III UIN Imam Bonjol tidak memfokuskan pembangunannya ke arah vertical serta pengapliasian metode beton pracetak yang tidak menyeluruh. Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini akan memodifikasi gedung dengan menggabungkan lima gedung pada kampus ini menjadi satu gedung bertingkat dengan 15 lantai menggunakan metode beton pracetak dengan menggunakan sambungan basah. Pada perhitungan struktur gedung ini mengacu pada Standard Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 2847:2019, Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung SNI 1726:2019, Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain SNI 1727:2013. Sambungan yang akan digunakan merupakan sambungan basah dengan MODIX Rebar Couplers dari Peikko Group dan NMB Splice Sleeve berdasarkan ACI 318M-2019, PCI Handbook, dan sebagainya. Selanjutnya pada analisis pemodelan struktur akan menggunakan program bantu ETABS dan SpColumn.
================================================================================================
The rate of population growth affects land for infrastructure development. The higher the population growth rate, the more limited the land population that can be used for infrastructure development. One solution to cover this problem is to focus on building a vertical direction so that it becomes a high-rise building.
The method innovated by the construction industry players is the method of concrete work using a precast system. This method is a method that does not print or cast on the place where it is to be installed, the printing of the components have been fabricated beforehand so that it gives hardening time and has reached high strength before being installed. The advantages of this precast concrete method as a renewal of the local concrete method are that it can avoid large costs, long processing times, and uncluttered work.
One of the earthquake-prone areas in Indonesia is the city of Padang. In the construction of buildings in earthquake-prone areas using precast concrete systems, it is highly recommended to use wet joints. Wet joints can increase stress due to creeping, shrinkage, and temperature changes and can make each precast concrete component monolithic. The connection planning in the building must conform to the latest standards so that the planning of the relevance is carried out.
The planning of the buildings on Campus III UIN Imam Bonjol does not focus on the vertical development and the application of the concrete method is not comprehensive. In this final project will write a building by combining five buildings on this campus into one storey building with 15 floors using the precast concrete method using wet joints. The calculation of this building structure refers to the Standard Requirements for Concrete Structures for Buildings SNI 2847: 2019, Earthquake Resistance Planning for SNI 1726: 2019 Building Structures, Minimum Loads for Building Planning and Other Structures SNI 1727: 2013. wet connection with MODIX Rebar Couplers from Peikko Group and NMB Splice Sleeve based on ACI 318M-2019, PCI Handbook, and so on. In structural modeling analysis will use the ETABS and SpColumn program.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Precast Concrete, Earthquake, Monolith, Wet Joint, Beton Pracetak, Gempa, Monolit, Sambungan Basah
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA658 Structural design
T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA683 Precast concrete construction. Prestressed concrete construction.
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Hafizhan Qaedi
Date Deposited: 15 Aug 2021 13:53
Last Modified: 15 Aug 2021 13:53
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/86855

Actions (login required)

View Item View Item