Analisis Potensi Kerang Hijau (Perna Viridis) Dan Kerang Darah (Tegillarca Granosa) Sebagai Bioindikator Pencemaran Mikroplastik Di Perairan Pesisir Timur Surabaya

Baihaki, Afif Brian (2021) Analisis Potensi Kerang Hijau (Perna Viridis) Dan Kerang Darah (Tegillarca Granosa) Sebagai Bioindikator Pencemaran Mikroplastik Di Perairan Pesisir Timur Surabaya. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 01311740000004-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
01311740000004-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2023.

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Produksi plastik di dunia meningkat tiap tahunnya yang berakhir menjadi limbah di lingkungan terutama di ekosistem laut yang mengakumulasi limbah dari daratan. Limbah plastik akan terurai menjadi partikel-partikel plastik berukuran <5mm atau mikroplastik akibat pengaruh fisik dan kimia dan berbahaya bagi biota laut serta manusia yang mengkonsumsinya. Kerang banyak diteliti potensinya sebagai bioindikator untuk memantau pencemaran perairan laut oleh logam berat dan pestisida. Banyak peneliti telah menemukan adanya mikroplastik pada kerang hijau dan kerang darah sehingga perlu diteliti potensi kedua spesies hewan tersebut sebagai bioindikator mikroplastik di perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik visual mikroplastik pada daging kerang hijau dan kerang darah kemudian dibandingkan dengan mikroplastik pada sedimen dan air di habitatnya sehingga diketahui potensi kerang hijau dan kerang darah sebagai spesies bioindikator mikroplastik di pesisir timur Surabaya. Metode yang dilakukan adalah melakukan pengambilan sampel kerang hijau, kerang darah, air, dan sedimen. Daging kerang kemudian dilarutkan dengan 10% KOH sedangkan sedimen dilakukan pemisahan densitas dengan NaCl pekat. Semua sampel disaring menggunakan buchner funnel kit dan kertas saring berpori 2,5 µm. Sampel mikroplastik kemudian diamati secara visual dengan mikroskop stereo. Data kelimpahan mikroplastik kerang diuji t test dengan kelimpahan sedimen dan air. Hasilnya adalah mikroplastik di kerang darah memiliki rata-rata 6,2 ± 2,57 partikel/individu, kerang hijau memiliki rata-rata 4,7 ± 2,05 partikel/individu, air memiliki rata-rata 3,6 ± 1,8 partikel/L, dan sedimen memiliki rata-rata 80 ± 19,5 partikel/kg. Bentuk mikroplastik yang dominan adalah fiber dengan persentase 62% pada kerang darah, 66% pada kerang hijau, 63% pada sedimen, dan 56% pada air. Dengan membandingkan karakter visual mikroplastik kerang berupa kelimpahan, bentuk, warna, dan ukuran dengan karakter visual sedimen dan air maka dapat disimpulkan jika kerang darah dan kerang hijau berpotensi sebagai bioindikator mikroplastik di perairan laut.
================================================================================================
Plastics production in the world are increasing every year with a lot of them ended up as mismanaged plastic waste in the environment especially marine ecosystem that accumulate waste from land. Plastic wastes will degrade into >5 mm particles called microplastic by physiochemical effect like ultraviolet radiation from the sun. These particles are dangerous for marine biota and humans that consume it. Some of animal with high economical value in Indonesia are green mussel and blood clam that are able to accumulate surrouding pollutan because of its ability to filter feed. Bivalve have been researched for its potential as bioindicator of heavy metal and pesticidies. Researchers have found microplastic inside green mussel and blood clam. Therefore its urgent to research the potential of these animals as microplastic bioindicator in the marine environment. The purpose of this paper is to find the visual characteristics of blood clam and green mussel and then correlate the data with microplastics found within sediment and water of their habitat so we can conclude whether or not green mussel and blood clam have potential as bioindicator. Microplastic analysis are done using visual technique. The method used were sampling the green mussels, blood clam, water and sediment. The mussel are then digested with KOH 10% and the microplastic within sediment were separated using saturated NaCl solution. All samples then filtered using buchner funnel kit with filter paper of pore size 2,5 micron. Samples then visually analyzed using stereo microscope. Microplastic abundance data between bivalve, sedimen, and water were analyzed using independent samples t test. The result are 6,2 ± 2,57 particles/individual in blood clam, 4,7 ± 2,05 particles/individual in green mussel, 3,6 ± 1,8 particles/L and 80 ± 19,5 particles/kg. Fiber are the dominant shape of the microplastic found with 62% in blood clam, 66% in gree mussel, 63% in sediment, and 56% in water. After correlating the visual characteristics of the microplastic in bivalve, sediment, and water like its abundance, shape, color, and size we can conclude that blood clam and green mussel have potential as bioindicator of microplastic in the ocean.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Bioindikator, Kerang darah, Kerang hijau, Mikroplastik, Bioindicator, Blood clam, Green mussel, Microplastic
Subjects: Q Science > QH Biology > QH301 Biology
Q Science > QH Biology > QH541 Ecology
Q Science > QH Biology > QH75 Nature conservation. Landscape protection. Biodiversity conservation. Endangered species and ecosystems (General). Habitat conservation. Ecosystem management. Conservation biology
T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD420 Water pollution
Divisions: Faculty of Science and Data Analytics (SCIENTICS) > Biology > 46201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Afif Brian Baihaki
Date Deposited: 23 Aug 2021 09:30
Last Modified: 23 Aug 2021 09:30
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/88327

Actions (login required)

View Item View Item