Yasin, Muhammad (2022) Desain Prostesis Pergelangan Kaki dengan Perintah Brain Computer Interface Berbasis Electroencephalograph untuk Penyandang Amputasi Transtibial. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
![[thumbnail of 07311740000019-Undergraduate_Thesis.pdf]](http://repository.its.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text
07311740000019-Undergraduate_Thesis.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
|
Text
07311740000019-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 April 2024. Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Amputasi adalah dihilangkan atau diputuskannya bagian tubuh, seperti jari, lengan, atau tungkai. Amputasi biasanya dilakukan untuk mengobati suatu kondisi atau penyakit. Amputasi tungkai bawah merupakan 85-90% dari semua amputasi, dan amputasi transtibial adalah jenis operasi amputasi yang paling umum. Untuk menjalani kehidupan normal, para penyandang amputasi transtibial memilih untuk menggunakan alat bantu berupa tongkat atau prostesis pasif. Penggunaan peralatan pasif masih terbatas karena kebutuhan fungsional pengguna yang perlu dibuat semirip mungkin dengan yang alami. Maka dari itu, Prostesis Pergelangan Kaki aktif untuk pasien yang diamputasi transtibial menggunakan sinyal EEG telah dirancang. Sinyal EEG pada titik C3 dan C4 direkam menggunakan Instrumentasi EEG yang dirancang sendiri. Prostesis Pergelangan Kaki dimodifikasi berdasarkan desain 3D open-source yang disesuaikan dengan antropometri subjek. Desain 3D dicetak dengan 3D printer berbahan PLA. Prototipe Prostesis Pergelanagan Kaki yang dihasilkan memiliki massa total 635 gram, ukuran panjang tungkai 19 cm, dimensi pijakan Prostesis (25 x 10) cm. Prostesis Pergelangan Kaki dapat bergerak pada sudut 150 untuk Dorsiflexion dan 650 untuk Plantarflexion. Fitur sinyal EEG dalam bentuk Event Related Syncronization (ERS) dan Event Related Desyncronization (ERD) diekstraksi dari sinyal EEG secara real time selama tasking Motor Execution dan Motor Imagery. Pada uji eksperimen dengan 2 subjek normal keberhasilan tertinggi sebesar 33,33% pada mode motor execution dan 38,89% pada mode motor imagery. Hal ini menunjukkan subjek 2 dapat memerintah Prostesis Pergelangan Kaki lebih baik dibandingkan dengan subjek 1. Dari data keberhasilan, deteksi terbanyak saat motor execution didapatkan pada subjek 1 untuk gerakan tangan kiri dengan nilai rata-rata ERD/ERS titik C4 sebesar -56,9727±42,4894%. Sedangkan untuk motor imagery deteksi terbanyak didapatkan pada pada subjek 2 untuk gerakan tangan kanan dengan nilai rata-rata ERD/ERS titik C3 sebesar -55,7915±25,75024%.
=======================================================================================================
Amputation is the removal or severing of a body part, such as a finger, arm, or leg. Amputations are usually performed to treat a condition or disease. Lower limb amputations account for 85-90% of all amputations, and transtibial amputations are the most common type of amputation surgery. In order to live a normal life, transtibial amputees choose to use assistive devices such as crutches or passive prostheses. The use of passive equipment is still limited due to the user's functional requirements which need to be made as close to natural as possible. Motivated by the above points, an active Ankle Prosthesis for transtibial amputation patients using EEG signals has been designed. The 2-channel C3 and C4 EEG signals are recorded using a self-designed EEG Instrumentation. Ankle prosthesis modified based on an open-source 3D design adapted to the subject of anthropometry. The 3D design is printed with a 3D printer made from PLA. The resulting Ankle Prosthesis has a total mass of 635 grams, an extention length of 19 cm, and a footing dimension of the prosthesis (25 x 10) cm. The Ankle Prosthesis can move at an angle of 15o for Dorsiflexion and 65o for Plantarflexion. EEG signal features in the form of Event Related Syncronization (ERS) and Event Related Desyncronization (ERD) are extracted from EEG signals in real time during Motor Execution and Motor Imagery tasking. In the experimental test with 2 normal subjects, the highest success was 33.33% in motor execution mode and 38.89% in motor imagery mode. This shows that subject 2 can command the Ankle Prosthesis better than subject 1. From the success data, the most detections during motor execution were obtained by subject 1 for left hand movements with an average ERD/ERS value of -56.9727± 42.4894% on channel C4. As for the motor imagery, the most detection was obtained by subject 2 for right hand movement with an average value of ERD/ERS point C3 of -55.7915±25.75024%.
Actions (login required)
 |
View Item |