Kajian Model Fisik Pengaruh Freeboard, Crest Width, Periode Gelombang dan Susunan Buis Beton Sebagai Pemecah Gelombang Tenggelam Ambang Rendah (Pegar) Dalam Mereduksi Gelombang

., Zulkarnain (2017) Kajian Model Fisik Pengaruh Freeboard, Crest Width, Periode Gelombang dan Susunan Buis Beton Sebagai Pemecah Gelombang Tenggelam Ambang Rendah (Pegar) Dalam Mereduksi Gelombang. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 3115205006-Master_Theses.pdf] Text
3115205006-Master_Theses.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (56MB) | Request a copy

Abstract

Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Air saat ini sedang mengembangkan teknologi Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PEGAR). Penulis tertarik untuk meneliti material yang mudah diperoleh di lapangan yakni RCP beton silinder. Mengenai bagaimana kemampuan nya dalam fungsinya sebagai pemecah gelombang tenggelam yang ramah lingkungan dan ekonomis.
Kajian tentang koefesien transmisi pada struktur ambang rendah menggunakan material RCP beton silinder ini dilaksanakan menggunakan metode permodelan fisik 2D di Laboratorium. Dengan tahapan terdiri dari kajian pustaka, pengembangan teori, dan uji model fisik 2D di Laboratorium yang merupakan tahapan pengumpulan data primer, kemudian dilanjutkan dengan tahapan analisis data, pembahasan hasil penelitian, dan kesimpulan. Uji model fisik 2D dengan skala 1:20 dilakukan di Laboratorium Keairan dan Teknik Pantai, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITS Surabaya.
Uji model fisik transmisi gelombang merupakan pengujian mengenai respon gelombang terhadap struktur dalam hal ini struktur yang dimaksudkan adalah pemecah gelombang atau breakwater. Pada penelitian ini breakwater yang digunakan adalah tipe tenggelam atau submerged breakwater menggunakan buis beton. Ada beberapa hal yang ingin di perhatikan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui bagaimana respon dari struktur breakwater terhadap gelombang yang melewatinya, maka dilakukan beberapa variasi dari struktur dengan membuat struktur dengan tiga variasi susunan dan freeboard yakni kedalaman relatif dengan lebar puncak struktur (crest width) adalah tetap atau konstan. Sedangkan parameter dari gelombang yang divariasikan adalah periode gelombang. Gelombang uji yang dibangkitkan pada wave flume pada penelitian ini adalah menggunakan gelombang reguler.
Untuk setiap skenario dilakukan beberapa kali percobaan dengan variasi freeboard, susunan breakwater dan periode gelombang. Data yang dihasilkan dari Alat USSD Logger merupakan data tinggi muka air wave flume ke sensor. Posisi muka air tenang adalah posisi Null Offset alat. Data yang dihasilkan dari sensor dimuat ke dalam tabel. Setiap variasi pengujian dilakukan menggunakan USSD selama satu menit (60 detik) running menghasilkan data berkisar 1100 s/d 1200 data.
Dari hasil analisa mengenai pengaruh pemasangan breakwater tenggelam dengan menggunakan buis beton terhadap nilai peredaman gelombang, maka bisa disimpulkan faktor yang sangat berpengaruh adalah freeboard dan susunan buis beton. Skenario A (rigid vertical massive) mampu menghasilkan nilai kt terkecil yakni 0,33. Karena posisi susunan A sangat baik digunakan untuk peredaman gelombang didalam air (tenggelam) dengan freeboard kecil dan juga freeboard yang besar. Sementara untuk skenario B (rigid horyzontal massive) dengan nilai peredaman 0,5, sedang kan skenario C (rigid permeable) hanya mampu menghasilkan nilai kt sebesar 0.71. Secara garis besar skenario A lebih baik daripada skenario B dan C.
============================================================================================
The Research and Development Center (Puslitbang) water is currently developing the Threshold Wave Breaker technology (PEGAR). The author is interested to examine the material that is easily obtained in the field of RCP concrete cylinder. It is about how its ability in its function as breakwater an environmentally friendly and economical factor.
The study of transmission coefficients on low threshold structure using buis concrete material was carried out using 2D physical modeling method in the laboratory, with stages consisting of literature review, theoretical development, and 2D physical model test in the laboratory which was the primary data collection stage, followed by stages Data analysis, discussion of research results, and conclusions. 2D physical model test with 1:20 scale done in Water Laboratory and Coastal Engineering, Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, ITS Surabaya.
The physical model of the wave transmission test is the test of the wave response to the structure in which case the structure is meant to be breakwaters or breakwaters. In this research breakwater used is submerged or submerged breakwater type using buis of concrete. There are several things to note from this research, among others, to find out how the response of the breakwater structure to the waves through it, then made some variation of the structure by creating a structure with three variations of the arrangement and freeboard ie the relative depth with the crest width of the structure (crest width) Is fixed or constant. While the parameters of the wave varied is the wave period. The test wave generated on the wave flume in this study is using regular waves.
For each scenario several experiments with variations of freeboard, breakwater arrangement and wave period are performed. The data generated from the USSD Logger Tool is the waveform wave height data to the sensor. The calm water position is the position of the Null Offset tool. The data generated from the sensor is loaded into the table. Each test variation is performed using USSD for one minute (60 seconds) running resulting in data ranging from 1100 s / d to 1200 data.
From the analysis of the effect of the installation of submerged breakwater using buis concrete to the wave damping value, it can be concluded that the factors that are very influential is the freeboard and the composition of concrete buis. Scenario A (rigid vertical massive) is capable of producing the smallest value of kt ie 0.33. Because the position of the arrangement of A is very well used to damp wave in the water (submerged) with a small freeboard and also a large freeboard. As for scenario B (rigid horyzontal massive) with a damping value of 0.5, while the scenario C (rigid permeable) is only able to produce kt value of 0.71. Scenario A is better than scenario B and C.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: koefesien transmisi (kt), model fisik, breakwater, buis beton, freeboard, crest width, periode gelombang, wave period
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Civil Engineering > 22101-(S2) Master Thesis
Depositing User: Zulkarnain .
Date Deposited: 20 Oct 2017 09:50
Last Modified: 09 Jan 2018 06:56
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/47185

Actions (login required)

View Item View Item