Pra Desain Pabrik Biodiesel Dari Biji Nyamplung (Calophyllum Inophyllum) Dengan Proses Pemurnian Batchwise Solvent Extraction

Ardhyni, Danissa Hanum and Sholehah, Putri Sheryl (2019) Pra Desain Pabrik Biodiesel Dari Biji Nyamplung (Calophyllum Inophyllum) Dengan Proses Pemurnian Batchwise Solvent Extraction. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 02211646000013_02211646000017_Undergraduated_Theses.pdf]
Preview
Text
02211646000013_02211646000017_Undergraduated_Theses.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

Beberapa tahun terakhir ini, persoalan energi telah menjadi persoalan yang krusial di Indonesia dan di dunia yang memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi yang dapat diperbaharui (renewable resources). Sumber energi terbarukan tersebut diantaranya adalah bahan bakar alternatif berupa biodiesel. Menurut GAPKI, setiap tahun produksi biodiesel Indonesia memiliki trend pertumbuhan yang positif. Pada tahun 2017, produksi biodiesel Indonesia meningkat pesat menjadi 2.6 juta kilo liter. Seiring dengan meningkatnya konsumsi domestik, dari 23 ribu kilo liter pada tahun 2008, menjadi 2,4 juta kilo liter pada tahun 2017 yang berdampak pada kinerja ekspor biodiesel Indonesia yang menurun. Sehingga, perlunya didirikan pabrik biodiesel di Indonesia. Salah satu bahan baku yang dapat digunakan dalam pembuatan biodiesel antara lain adalah Nyamplung. Nyamplung (Calophyllum inophyllum) merupakan spesies tanaman mangrove dari famili Calophyllaceae. Tanaman nyamplung tersebar di berbagai daerah di Indonesia mulai dari Sumatra hingga Papua yang luasnya mencapai 255,35 ribu ha (Balitbang Kehutanan,2008). Beberapa keunggulan biodiesel yang dihasilkan dari nyamplung adalah rendemen minyak nyamplung tergolong tinggi yaitu 40-73% (Singh dkk, 2010). Beberapa keuntungan menggunakan Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) sebagai biodiesel adalah sebagai berikut:
1.Calophyllum inophyllum memiliki potensi kelangsungan hidup yang tinggi di alam, masih produktif hingga 50 tahun.
2.Tidak bersaing dengan tanaman pangan.
3.Pohon-pohon yang dapat digunakan sebagai pemecah angin (windbreaker) di tepi pantai di mana ia bisa mengurangi abrasi, melindungi tanaman dan memberikan ekowisata dan konservasi di kawasan pesisir.Terdapat tiga tahapan utama dalam pembuatan pabrik biodiesel dari Biji Nyamplung (CCIO)yaitu Persiapan bahan baku pre-treatment, proses pemurniandan prosese pembuatan Biodiesel. Pada pabrikini proses pemurnianmenggunakan metode Batchwise Solvent Extraction. Proses ini tidak memerlukan tahap degumming, netralisasi, bleaching, dandewaxing,namun menggunakan campuran pelarut (solvent)polardannon-polar.Pemilihan kedua jenis solvent tersebut berdasarkan dari sifat polardannon-polaryangdimiliki olehsenyawa-senyawayang terkandungdalamcrudeCalophyllum inophyllumoil.Solventnon-polar akan melarutkansenyawanon-polar,sepertiTrigliserida (TAG), sehingga dihasilkannon-polarlipids fraction(NPLF),sedangkansolventpolarakanmelarutkan senyawapolar(FFA)sehinggadihasilkanpolar lipidsfraction (PLF).Pada prosesBatchwise Solvent Extractiondilakukan secara Multi stage.Proses pemurianbatchwiseextractiondilakukan 8 tahap (8 stages). Pada stage pertama, crudeCalophyllum inophyllumoilakandipisahkanmenjadifraksipolardannon-polar. Perbandingansolventpolardannon-polaryang digunakan adalah1:3(Metanol :Petroleum eter) dan rasiocrudeCalophyllum inophyllumoil dengan solventadalah5:1.Di dalam tangki ekstraksi, crude Calophyllum inophyllumoilakan dicampur dengan solven tmetanol dan petroleumeter dan diaduk pada suhu dan tekanan ruangan.Setelah pengadukan selesai, campuran minyak dengan solventakan dialirkan menuju decanter untuk pemisahan menjadi dua fraksi. Fraksinon-polar(NPLF)terdapat padalapisanatas sedangkan fraksipolar(PLF)terdapat pada lapisanbawah. Setelah pemisahan,ekstraknon-polar(NPLF) akan dilanjutkan ke stage kedua, dimana solvent yang digunakan hanya metanol dengan perbandingan Minyak:Metanol (1:5), proses ini diulang hingga stage kedelapan. Dari proses permurnian,kadar TAG meningkat dari 78,3% menjadi 98,53%, sedangkan kadar FFA turun dari 8,5% menjadi 0,35%. Selanjutnya, solvent pada masing-masing fraksi akan dipisahkan menggunakan distilasi untuk digunakan kembali pada proses selanjutnya. Minyak hasil proses batchwise kemudian direaksikan dengan metanol menggunakan katalis sodium methylet, produk yang terbentuk adalah metil ester (biodiesel), gliserol, dan air. Selanjutnya produk dimasukan kedalam washing tank untuk melarutkan senyawa pengotor seperti, katalis dan metanol yang tidak bereaksi.Air dan metanol yang terdapat dalam produk dipisahkan dengan menggunakan flash tank, kemudian produk metil ester yang sudah terpisah dari air dan metanol kemudian disimpan pada tangki penyimpanan biodiesel. Pabrik biodiesel dari biji nyamplung akan didirikan di Kutai Timur, Kalimantan Timur, dengan estimasi waktu mulai produksi pada tahun 2022. Pabrik iniberkapasitas100.000ton/tahun dengan operasi selama 24jam perhari dengan hari kerja330 hari per tahun.Untuk mencapai produksi sebesar itu dibutuhkan bahan baku biji nyamplung sebesar 293.190,5 ton/tahun.Sumber investasi pabrik Biodiesel dari Biji Nyamplung berasal dari60% dana pribadi dan40% dana pinjaman dari Bank.Dengan perincian analisa ekonomi sebagai berikut:Investasi:Rp244.628.125.476 Internal Rateof Return: 29,8%POT: 3,36t ahunBEP: 34,94% Sehingga dengan hasil tersebut dinilai bahwa pabrik ini layak untuk didirikan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: RSK 662.88 Ard p-1 2019
Uncontrolled Keywords: Bahan baku, Proses produksi analisa ekonomi, Biodisel, Biji nyamplung
Subjects: T Technology > TP Chemical technology > TP339 Ethanol as fuel. Biomass energy.
T Technology > TP Chemical technology > TP359.B46 Biodiesel fuels.
Divisions: Faculty of Industrial Technology > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: DANISSA HANUM ARDHYNI
Date Deposited: 22 Jul 2021 06:31
Last Modified: 22 Jul 2021 06:31
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/61047

Actions (login required)

View Item View Item