Arahan Pengembangan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggul Di Kabupaten Jombang

Hidayah, Ulul (2016) Arahan Pengembangan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggul Di Kabupaten Jombang. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 3612100016-undergraduate-theses-.pdf]
Preview
Text
3612100016-undergraduate-theses-.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview

Abstract

Kabupaten Jombang memiliki keunggulan ekonomi pada sektor
pertanian dan sektor industri. Namun perkembangan pada kedua sektor
tersebut belum mampu bekerja secara seimbang dan
berkesinambungan. Dari delapan industri besar yang ada hanya satu
industri yang mengolah hasil pertanian yaitu Pabrik Gula Tjoekir, serta
dari 556 hanya 118 yang merupakan IKM agroindustri. Hal ini
dikarenakan, belum optimalnya nilai tambah yang diberikan pada
output sektor pertanian. Optimalisasi produk pertaniaan dapat
dilakukan dengan peningkatan industrialisasi produk pertanian
(agroindustri).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan
pengembangan komoditas pertanian unggul di Kabupaten Jombang
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah melalui kegiatan
agroindustri. Untuk mencapai tujuan penelitian dilakukan tiga tahapan
analisis. Pertama, mengidentifikasi komoditas pertanian unggulan
dengan metode Location Quotient dan Shift Share. Kedua, menganalisis
faktor-faktor pengembangan agroindustri pada masing-masing
komoditas unggulan dengan teknik Delphi. Ketiga, merumuskan
pengembangan agroindustri berbasis komoditas unggul dengan teknik
Content Analysis.
Hasil penelitian menunjukkan persebaran komoditas unggulan di
Kabupaten Jombang yaitu jagung menjadi komoditas unggulan di
Kecamatan Diwek, Gudo, Ngoro, Mojowarno, Kabuh, Jogoroto,
Sumobito, Bandarkedungmulyo dan Mojoagung. Sedangkan cengkeh
menjadi komoditas unggulan di Kecamatan Wonosalam. Komoditas
ayam petelur menjadi unggulan di Kecamatan Perak, Gudo, Kesamben,
Megaluh, Diwek, Peterongan, Jogoroto dan Mojoagung. Adapun faktorfaktor
yang mempengaruhi pengembangan ketiga komoditas unggulan
antara lain kuantitas dan bahan baku; jumlah dan kualitas tenaga
kerja; ketersediaan pasar, bank, dan penggunaan mesin/teknologi;
ketersediaan jalan, jaringan listrik, dan air bersih; serta media promosi.
Sedangkan untuk kelompok usaha tani, daya beli masyarakat, tingkat
kebutuhan masyarakat berpengaruh pada komoditas unggulan jagung
dan cengkeh. Untuk itu, arahan pengembangan komoditas jagung yaitu
peningkatan kualitas dan kuantitas bahan baku jagung melalui
ekstensifikasi maupun intensifikasi pertanian. Selanjutnya untuk arahan
pengembang komoditas cengkeh yaitu melakukan intensifikasi dengan
pengendalian organisme pengganggu tanaman. Sedangkan untuk
arahan pengembangan komoditas ayam petelur yaitu dengan
mengembangkan industri pengolahan abon ayam di Kecamatan
Mojowarno, dan industri pengolahan makanan beku di Kecamatan
Tembelang.
===========================================================
Jombang Regency has economical advantage in farming and
industrial sector, but, those two sectors are still unable to work together
in balanced and sustainable manner. From eight big industries ther are
only one industry that process farming resourcesm which is Tjoekir
Sugar Factory, and out of 556 micro and medium scale industries, there
are only 118 units that works in agroindustrial sector. This is because
the added value in farming sector output is not yet optimum, which as
why an optiimization is needed.
The purpose of this research is to determine potential farming
commodity-based agroindustry development in Jombang Regency There
are several stage of analysis, those are (1) identifying potential farming
commodity by using Location Quotient dan Shift Share analysis; (2)
analyzing agroindustrial development factors on each commodity using
Delphi analysis (3) formulating agroindustry development using Content
Analysis.
Result shows that corn commodity in Jombang Regency is being
spread into several areas, those are Diwek, Gudo, Ngoro, Mojowarno,
Kabuh, Jogoroto, Sumobito, Bandarkedungmulyo and Mojoagung
subdistrict. Cloves are the potential commodity in Wonosalam
Subdistrict. Laying hens commodity is being spread in Perak, Gudo,
Kesamben, Megaluh, Diwek, Peterongan, Jogoroto and Mojoagung
subdistrict. There are several factors that affect those three potential
commodity’s development, such as natural resources quantity, workers’
quality and quantity, market availability, bank, also machinery usage;
road availability, electric and water network; also promotion media.
While for the farmer group, buying capacity, locals’ needs are
significant towards corn and clove commodity. Therefore, development
directives for the corn commodity can be achieved through farming
intensification and extensification. For the clove commodity, the
directive is to do intensification by controlling parasite organisms. For
laying hens commodity, the directives is to develop shredded chicken
(abon) factory in Mojowarno subdistrict and frozen food industry in
Tembelang subdistrict.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: RSPW 338.14 Hid a
Uncontrolled Keywords: komoditas unggulan, pengembangan agroindustri
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Regional and Urban Planning > 35201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: EKO BUDI RAHARJO
Date Deposited: 09 Dec 2019 09:50
Last Modified: 09 Dec 2019 09:50
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/72309

Actions (login required)

View Item View Item