Arsitektur Sebagai Spons Polusi Udara Jakarta Barat

Amalia, Affrida (2020) Arsitektur Sebagai Spons Polusi Udara Jakarta Barat. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 08111640000101-Undergraduate_Thesis.pdf]
Preview
Text
08111640000101-Undergraduate_Thesis.pdf

Download (11MB) | Preview

Abstract

Jakarta Barat memiliki kawasan terpadu dengan sejumlah fasilitas seperti mal, universitas unggulan, rumah sakit terutama kawasan bisnis dan perkantoran. Menurut Ali Tranghana, Pengamat Properti dari Indonesia Property Watch menyatakan bahwa Jakarta Barat berpotensi menjadi center of growth terbaru. Hal tersebut dapat merubah rutinitas masyarakat kota menjadi perpindahan orang bekerja pulang dan pergi dengan konstan. Dengan demikian mengakibatkan tensi yang tinggi dan rutinitas yang padat sehingga mengabaikan terhadap sekitar. Dalam diskusi Publik Bali Kota Jakrta pada hari Kamis (18/07/2019) dalam tema Pengendalian Kualitas Udara di Provinsi Jakarta, ketua prodi arsitektur lanskap IPB mengatakan permasalahan kualitas udara bukan hanya disebabkan dari kendaraan umum tetapi akibat dari ketidaktepatan pemasangan vegetasi di Jakarta. Penanaman vegetasi di Jakarta didominasi oleh vegetasi ketapang, angsana dan palem merah yang masih dalam kategori sedang untuk menyerap polutan, sedangkan polutan yang paling sulit di serap oleh tumbuhan ialah Nox.
Place-making adalah sebuah prinsip dalam perancangan arsitektur lebih menekankan pada pembentukan ruang yang mengutamakan interaksi antar manusia, interaksi manusia dan bangunan serta interaksi bangunan dengan konteks lingkungannya (Rapoport, 1998, p.9). Menurut Merriam-Webster, secara harfiah merupakan bukit yang terakumulasi dari sedimen yang terbawa oleh air atau angin. Sedimentasi tergolong bagian teratas dari lapisan tanah, menurut Soepraptohardjo (1976) tanah tersebut memiliki tekstur yang gembur dan sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian. Dalam konteks perancangan, Kandjee (2007) secara

fungsi memposisikan sebagai komponen massa pembentuk aktivitas-aktivitas ruang publik.
Kesadaran lingkungan bagi masyarakat mempunyai peranan penting dalam upaya memelihara dan melestarikan lingkungan hidup. Sehingga arsitektur merupakan sebuah ruang untuk memberikan motivasi kepada seluruh lapisan masyarakat agar tergerak dan sadar dengan lingkungan di sekitarnya. Untuk merealisasikan hal tersebut, konsep spons dapat memulai untuk lebih mengenali kualitas lingkungannya seperti memelajari tanaman di sekelilingnya, belajar untuk menanam tanaman yang di pelajari dan lebih jauhnya lagi dapat bereksperimen dari hal-hal terkecil dari itu.
============================================================================================================================
West Jakarta has an integrated area with several facilities such as malls, leading universities, hospitals, especially business districts and offices. According to Ali Tranghana, Property Observer from Indonesia Property Watch stated that West Jakarta has the potential to become the latest center of growth. It can change the routine of urban society into a constant movement of people to work back and forth. Thus resulting in high blood pressure and dense routines that neglect the surroundings. In the Bali Public Discussion of the City of Jakarta on Thursday (18/07/2019) on the theme of Air Quality Control in Jakarta Province, the head of the landscape architecture study program of IPB said that air quality problems were not only caused by public vehicles but as a result of the inaccurate installation of vegetation in Jakarta. Vegetation planting in Jakarta is dominated by Ketapang, Angsana, and red palm vegetation which are still in the medium category to absorb pollutants, while the pollutants that are most difficult to absorb by plants are Nox.
Place-making is a principle in architectural design that emphasizes the formation of spaces that prioritize interaction between humans, human interactions, and buildings as well as the interaction of buildings with their environmental context (Rapoport, 1998, p.9). According to Merriam-Webster, it is a hill that accumulates from sediments carried by water or wind. Sedimentation is classified as the top part of the soil layer, according to Soepraptohardjo (1976), the soil has a loose texture and fertile soil properties and is suitable for agricultural land. In the context of design, Kandjee (2007) functions to a position as a mass component forming public space activities.

Environmental awareness for the community has an important role in efforts to preserve and preserve the environment. So that architecture is a space to motivate all levels of society to be moved and aware of the surrounding environment. To realize this, the sponge concept can start to better recognize the quality of its environment such as studying the plants around it, learning to plant the plants being studied, and being able to experiment from the smallest things from it.

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: RSA 720 Ama g-1 • Amalia, Affrida
Uncontrolled Keywords: Kualitas udara, Spons, Pengolahan Air Air quality, Sponge, Water Treatment
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GE Environmental Sciences
H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races > HT166 City Planning--Environmental aspects
T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Architecture > 23201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: AFFRIDA AMALIA
Date Deposited: 19 Aug 2020 05:38
Last Modified: 04 Jul 2023 16:26
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/78825

Actions (login required)

View Item View Item