Model Logistik Ekspor Komoditas Talas Satoimo : Studi Kasus Indonesia - Jepang

Anggraini, Mei (2021) Model Logistik Ekspor Komoditas Talas Satoimo : Studi Kasus Indonesia - Jepang. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 04411640000033_Undergraduate_Thesis.pdf] Text
04411640000033_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Talas Jepang (Colocasia esculenta var. Antiquorum) atau yang dikenal sebagai Satoimo merupakan salah satu dari jenis talas yang ada. Berbeda dengan jenis talas lainnya, talas satoimo ini memiliki ukuran yang lebih kecil dan dalam satu batang tanaman dapat menghasilkan beberapa anak umbi. Jepang sebagai salah satu negara yang menjadikan talas ini sebagai bahan makanan pokok tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Melihat peluang yang ada, Indonesia khususnya daerah Sulawesi Selatan sebagai daerah penghasil terbesar di bidang pertanian mulai membuka peluang membudidayakan talas untuk di ekspor ke Jepang. Namun untuk proses ekspor talas saat ini belum bisa mencukupi permintaan sepenuhnya. Disisi lain sistem logistik pengiriman ekspor dirasa kurang efektif dan efisien karena biaya yang tinggi serta lamanya durasi pengiriman. Pada tugas akhir ini akan direncanakan model logistik dengan mencari rute alternatif baru untuk pengiriman menuju Jepang. 13 titik lokasi pelabuhan akan digunakan untuk mencari rute paling optimum dengan biaya pengiriman paling minimum dan durasi pengiriman menggunakan metode jaringan shortest path problem. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari alternatif baru yang terpilih untuk ekspor komoditas talas sebesar 21 ton didapatkan biaya minimum logistik sebesar Rp 6,63 juta per ton dengan durasi pengiriman selama 24,8 hari. Rute pengiriman alternatif baru ini dapat menurunkan biaya pengiriman sebesar 33% dan durasi pengiriman 11 hari lebih cepat.
=============================================================================================
Japanese taro (Colocasia esculenta var. Antiquorum) also known as Satoimo is one of the types of taro. Unlike other types of taro, this satoimo taro is smaller and in one plant can produce several young tubers. Japan as one of the countries that makes taro as a staple food is not sufficient to meet its needs. Seeing this opportunity, Indonesia, especially South Sulawesi as the largest producing area in the agricultural sector began to open up opportunities to cultivate taro for export to Japan. However, the current process of taro export can not be sufficient demand completely. On the other hand, the export logistics system is less effective and efficient due to high costs and long delivery durations. In this final project, a logistics model will be planned by finding new alternative routes for delivery to Japan. The 13 port location nodes will be used to find the most optimal route with minimum shipping costs and minimum duration using the shortest path problem network method. The results of the analysis show that the new alternatives selected for export of taro commodity for 21 tons, the minimum cost of logistics is Rp 6,63 million per ton with a delivery time of 24,8 days. This new alternative delivery route is able to reduce shipping costs by up to 33% and the duration of delivery 11 days faster.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Kata kunci : ekspor, logistik, shortest path model, talas satoimo
Subjects: H Social Sciences > HE Transportation and Communications > HE564.A1 Shipping
Divisions: Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Marine Transportation Engineering > 21207-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Mei Anggraini
Date Deposited: 03 Mar 2021 07:43
Last Modified: 03 Mar 2021 07:43
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/83287

Actions (login required)

View Item View Item