Analisa Penentuan Zona Pengelolaan Wilayah Laut Provinsi Nusa Tenggara Barat Dan Provinsi Nusa Tenggara Timur Berdasarkan UU No 23 Tahun 2014 Dan RUU RI Tentang Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan

Prakoso, Wiryadana (2021) Analisa Penentuan Zona Pengelolaan Wilayah Laut Provinsi Nusa Tenggara Barat Dan Provinsi Nusa Tenggara Timur Berdasarkan UU No 23 Tahun 2014 Dan RUU RI Tentang Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 03311740000077-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
03311740000077-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2023.

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat dikatakan sebagai provinsi kepulauan karena selain memiliki luas wilayah perairan yang lebih luas dari luas daratnya, kedua provinsi ini memiliki banyak gugusan pulau di sekitarnya. Dalam menentukan wilayah pengelolaan laut suatu provinsi sesuai dengan UU No. 23/2014 Tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa suatu provinsi dapat mengklaim wilayah lautnya maksimal sejauh 12 mil laut. Wilayah perairan yang membatasi Provinsi NTB pada Selat Lombok yang berhadapan dengan Provinsi Bali hanya memilki jarak sejauh 11,61 mil laut, sedangkan pada Selat Sape yang berhadapan dengan Provinsi NTT memiliki jarak sejauh 1,57 mil laut. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan delimitasi wilayah pengelolaan laut. Pada penelitian ini menggunakan dua metode penarikan baseline yang berbeda, yaitu normal baseline sesuai dengan UU No. 23/2014 Tentang Pemerintahan Daerah dan juga archipelagic baseline sesuai dengan Rancangan Undang-Undang tentang Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan untuk menentukan batas dan luas wilayah pengelolaan laut Provinsi NTB dan Provinsi NTT. Hasil yang di dapatkan dari titik acuan sebagai dasar pembentukan median line berdasarkan penarikan normal baseline pada Selat Lombok sebanyak 17 titik, dan 19 titik pada Selat Sape, sedangkan dalam penarikan archipelagic baseline pada Selat Lombok sebanyak 18 titik, dan 23 titik pada Selat Sape. Untuk luas wilayah pengelolaan laut Provinsi NTB berdasarkan penarikan normal baseline didapatkan hasil sebesar sebesar 27.780,320 km2, sedangkan dalam penarikan archipelagic baseline sebesar 31.204,905 km2. Untuk luas wilayah pengelolaan laut Provinsi NTT berdasarkan penarikan normal baseline didapatkan hasil sebesar 80.434,775 km2, sedangkan luas wilayah dalam penarikan archipelagic baseline sebesar 159.146,355 km2. Jika RUU RI ini terealisasi, maka Provinsi NTB dapat mengklaim tambahan luas wilayah pengelolaan lautnya sebesar 3.424,585 km2 dan Provinsi NTT sebesar 78.711,580 km2, sehingga secara tidak langsung kedua provinsi ini dapat mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya alam secara lebih luas lagi.
================================================================================================================
West Nusa Tenggara (NTB) Province and East Nusa Tenggara (NTT) Province can be said to be archipelago provinces because apart from having a wider water area than the land area, these two provinces have many group of islands around them. In determining the marine management area of a province in accordance with Law no. 23/2014 concerning Regional Government, it is stated that a province can claim its maritime area maximum of 12 nautical miles. The territorial waters that boundary the NTB Province on Lombok Strait opposite the Bali Province only have a distance of 11.61 nautical miles, while the Sape Strait opposite the NTT Province has a distance of 1.57 nautical miles. Therefore, it is necessary to delimit the marine management area. This study, using two different baseline draw methods, namely the normal baseline in accordance with Law no. 23/2014 concerning Regional Government and also archipelagic baseline in accordance with the Draft Law on the Acceleration of Archipelagic Regional Development to determine the boundaries and marine management area of the NTB Province and the NTT Province. The results obtained from the reference point as the basis for the formation of the median line based on the normal baseline draw in the Lombok Strait as many as 17 points, and 19 points in the Sape Strait, while the archipelagic baseline draw in the Lombok Strait as many as 18 points, and 23 points in the Sape Strait. For the marine management area of NTB Province, based on the normal baseline draw, the results were 27,780.320 km2, while the archipelagic baseline was 31,204.905 km2. For the marine management area of the NTT Province based on the normal baseline draw, the result is 80,434.775 km2, while the area under archipelagic baseline withdrawal is 159,146.355 km2. If this Draft Law are realized, then the NTB Province can claim an additional 3,424.585 km2 of marine management area and the NTT Province of 78,711.580 km2, so indirectly these two provinces can explore and exploit natural resources more broadly.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Archipelagic Baseline, Normal Baseline, Provinsi NTB, Provinsi NTT, Wilayah Pengelolaan Laut ================================================================= Archipelagic Baseline, Normal Baseline, NTB Province, NTT Province, Marine Management Area
Subjects: K Law > K Law (General)
K Law > KZ Law of Nations
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Wiryadana Prakoso
Date Deposited: 17 Aug 2021 05:38
Last Modified: 25 Mar 2022 07:36
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/87334

Actions (login required)

View Item View Item