Zulkarnain, Muhammad Arif (2021) Analisa Perbandingan Hasil Pengukuran Multibeam Echosounder R2Sonic 2026 Menggunakan Frekuensi 100 kHz, 200 kHz dan 400 kHz. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
03311740000083-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2023. Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Survei batimetri dibutuhkan untuk melakukan pemetaan dasar laut yang sangat dibutuhkan untuk berbagai kegiatan seperti navigasi pelayaran, eksplorasi, pengerukan dasar laut, penelitian dan masih banyak lagi. Kegiatan survei batimetri dapat dilakukan menggunakan berbagai macam instrumen salah satunya instrumen akustik yaitu Multibeam echosounder yang dapat menghasilkan nilai kedalaman dari memanfaatkan pantulan gelombang akustik yang dipantulkan dari dasar laut. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh dari besaran frekuensi gelombang akustik terhadap bacaan kedalaman dasar laut menggunakan instrumen Multibeam echosounder, serta korelasi antara penetrasi gelombang terhadap jenis sedimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perbandingan setiap sampel data antara dua frekuensi berbeda. Sampel data yang diambil menggunakan berbagai besaran frekuensi yang dapat dipancarkan oleh multibeam echosounder R2Sonic 2026, yaitu frekuensi 100 kHz, 200 kHz dan 400 kHz dari data tersebut didapatkan kedalaman yang kemudian akan dibandingkan hasilnya antara frekuensi 400 kHz dengan 200 kHz, 400 kHz dengan 100 kHz dan 200 kHz dengan 100 kHz. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa frekuensi 400 kHz meghasilkan permukaan dengan elevasi tertinggi dan resolusi paling baik, setelah itu permukaan 200 kHz dan permukaan terdalam dihasilkan oleh frekuensi 100 kHz dengan resolusi paling rendah. Didapatkan selisih kedalaman (∆_h) terbesar pada data 2 yaitu antara frekuensi 400 kHz dengan frekuensi 100 kHz dengan nilai selisih terbesar 0,58 m dan nilai selisih terkecil 0.02 m. Sedangkan untuk nilai selisih terkecil terdapat pada data 1 yaitu antara frekuensi 200 kHz dengan 100 kHz dengan selisih terbesar 0,35 m untuk selisih terkecil -1,15 m. Hasil korelasi antara penetrasi gelombang (∆h) dengan jenis sedimen (dB), menunjukkan korelasi tertinggi sebesar R=-0,230 (hubungan rendah) pada nilai (∆h) frekuensi 400 kHz dengan 200 kHz sedangkan korelasi terendah pada nilai (∆h) frekuensi 200 kHz dengan 100 kHz sebesar R=0,019, nilai negatif menunjukkan hubungan kedua data berbanding terbalik, semakin dalam penetrasi gelombang semakin rendah nilai hambur balik (dB).
==========================================================================================================
A Bathymetric surveys are needed to carry out seabed mapping which is needed for various activities such as shipping navigation, exploration, seabed dredging, research and many more. Bathymetric survey activities can be carried out using various instruments, which is an acoustic instrument, namely the Multibeam echosounder which can produce depth values by utilizing the reflection of acoustic waves reflected from the seabed. This study was conducted to analyze the effect of the frequency of acoustic waves on the reading of the depth of the seabed using the Multibeam echosounder instrument, as well as the correlation between wave penetration and sediment types. The method used in this study is a method of comparing each data sample between two different frequencies. Data samples were taken using various frequencies that can be emitted by the R2Sonic 2026 multibeam echosounder, namely the frequencies of 100 kHz, 200 kHz and 400 kHz. and 200 kHz by 100 kHz. The results of the research show that the 400 kHz frequency produces the surface with the highest elevation and the best resolution, after that the 200 kHz surface and the deepest surface are produced by the 100 kHz frequency with the lowest resolution. The biggest difference in depth (∆h) in data 2 is between a frequency of 400 kHz and a frequency of 100 kHz with the largest difference being 0.58 m and the smallest difference being 0.02 m. Meanwhile, the smallest difference is found in data 1, which is between the frequencies of 200 kHz and 100 kHz with the largest difference of 0.35 m for the smallest difference of -1.15 m. The result of the correlation between wave penetration (∆h) and sediment type (dB), shows the highest correlation of R=-0.230 (low relationship) at the value of (∆h) frequency of 400 kHz with 200 kHz while the lowest correlation is at the value of (∆h) frequency of 200 kHz with 100 kHz of R=0.019, a negative value indicates the relationship between the two data is inversely proportional, the deeper the wave penetration the lower the backscatter value (dB).
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Batimetri, Frekuensi gelombang, Multibeam echosounder, Bathymetry, Wave frequency |
Subjects: | Q Science > QC Physics > QC221 Acoustics. Sound T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA590 Topographical surveying V Naval Science > VK > VK388 Sonar |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Muhammad Arif Zulkarnain |
Date Deposited: | 22 Aug 2021 01:23 |
Last Modified: | 22 Aug 2021 01:23 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/88247 |
Actions (login required)
View Item |