Permana, Ardhika Tyan (2022) Studi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: Perumda Air Minum Giri Tirta Kabupaten Gresik Cabang Driyorejo). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
03211840000101-Undergraduate_Thesis.pdf Download (4MB) |
Abstract
Kehilangan air PDAM di negara Indonesia termasuk dalam kategori yang cukup tinggi, berdasarkan data Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Air Minum (BPPSPAM) Tahun 2019 rata-rata kehilangan air secara nasional di Negara Indonesia mencapai 33,16%. Kabupaten Gresik merupakan salah satu dari daerah-daerah yang memiliki kehilangan air yang cukup tinggi. Permasalah terbesar dari Perumda Air Minum Tirta Giri Kabupaten Gresik pada saat ini adalah kehilangan air karena masih memiliki rata-rata kehilangan diatas 30%. Tingginya tingkat kehilangan air ini harus dapat diukur sehingga dapat ditentukan rencana tindak pelaksanaan yang digunakan sebagai penanganan kehilangan air yang tepat karena angka kebocoran air bersih PDAM secara nasional menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2006 maksimal kehilangan air adalah 20%. Kehilangan air dapat dibedakan menjadi dua yaitu kehilangan air komersial dan non komersial. Tugas akhir ini hanya berfokus pada kehilangan air komersial saja, Cara yang tepat untuk mengidentifikasi serta menganalisa komponen kehilangan air komersial adalah dengan menggunakan suatu metoda yang telah banyak digunakan, yaitu menggunakan neraca air atau water balance. Neraca air ini akan dapat menunjukkan berapa dan dimana air digunakan dan hilang. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kehilangan air pada Perumda Air Minum Giri Tirta Kabupaten Gresik Cabang Driyorejo pada tahun 2021, yaitu sebesar 35,94%. Kehilangan air tersebut terdiri dari kehilangan air fisik sebesar 32,11% dan kehilangan air komersial sebesar 3,83%. Dari hasil survey, terdapat 104 dari 136 unit meter air pelanggan tidak akurat sehingga mengakibatkan kehilangan air komersial. Kehilangan air komersial ini adalah sebesar 365.106,92 m3/tahun atau setara dengan Rp 1.729.511.474,-/tahun. Rencana tindak pelaksanaan yang digunakan sebagai pengendalian tingkat kehilangan air komersial yang disarankan untuk dilakukan adalah dengan penempelan kode barcode kembali untuk meter air pelanggan yang memilki kode barcode yang telah pudar, relokasi atau penggantian meter air yang secara fisik dapat menghambat pembacaan, rolling petugas baca meter, audit terhadap billing system, pendataan untuk meteran air pelanggan yang sudah sangat tua serta melakukan kalibrasi pada meter air pelanggan secara berkala, penggantian meter air pelanggan baik meter air dengan penyimpangan positif maupun meter air dengan penyimpangan negatif, dan membentuk tim pengendalian NRW.
===============================================================================================================================
Loss of PDAM water in Indonesia is included in an alarming category, based on data from the Agency for the Improvement of the Implementation of the Drinking Water System (BPPSPAM) in 2019, the average national water loss in Indonesia reached 33.16%. Gresik Regency is one of the areas that have a water loss that is quite worrying. The biggest problem with Perumda Water Drinking Tirta Giri, Gresik Regency at this time is water loss because it still has an average loss of above 30%. The high level of water loss must be measurable so that appropriate water loss management strategies can be determined because the national PDAM clean water leakage rate according to the Regulation of the Minister of Public Works Number 20/PRT/M/2006 the maximum water loss is 20%. Water loss can be divided into two, namely commercial and non-commercial water losses. This final project only focuses on commercial water loss. The right way to identify and analyze the components of commercial water loss is to use a method that has been widely used, namely using a water balance. This water balance will be able to show how much and where water is used and lost. The results showed the level of water loss at the Giri Tirta Perumda Water Supply, Gresik Regency Driyorejo Branch in 2021, which was 35.94%. The water loss consists of physical water loss of 32.11% and commercial water loss of 3.83%. From the survey results, there are 104 out of 136 customer water meters that are inaccurate, resulting in commercial water loss. This commercial water loss is 365,106.92 m
3 /year or equivalent to Rp. 1,729,511,474,-/year. The strategy for controlling the level of commercial water loss that is recommended to be carried out is by attaching the barcode again to customer water meters that have faded barcode codes, relocating or replacing water meters that can physically hinder readings, rolling meter reading officers, auditing billing systems, collecting data for customer water meters that are very old and calibrating customer water meters regularly, replacing customer water meters, both mater meters with positive deviations and water meters with negative deviations, and forming a NRW control team.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Additional Information: | RSL 628.144 Per s-1 2022 |
Uncontrolled Keywords: | Commercial Water Loss, Commercial Water Loss Control Strategy, Cost Analysis and Additional Income, Water Balance, Water Loss |
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD481 Water distribution systems |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Environmental Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Mr. Marsudiyana - |
Date Deposited: | 09 Dec 2024 03:54 |
Last Modified: | 09 Dec 2024 03:54 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/115923 |
Actions (login required)
View Item |