Fitrianingtyas, Rahmah (2018) Studi Pemetaan Persebaran Sedimen Boezem Morokrembangan. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
3314100008-Undergraduate_Theses.pdf Download (4MB) | Preview |
Abstract
Boezem Morokrembangan Sisi Selatan merupakan salah satu retention basin atau embung pengendali banjir di Kota Surabaya. Boezem Morokrembangan bagian selatan, memiliki 2 inlet saluran drainase yaitu Kali Greges dan Kali Purwodadi. Kedua saluran tersebut merupakan badan air kelas IV menurut PP No.82/2001 yang tertuang dalam PERDA Kota Surabaya No. 02 Tahun 2004. Kali Greges dan Kali Purwodadi menerima air limbah domestik dari pemukiman yang dilayani. Boezem saat ini tidak berfungsi secara optimal karena terjadi pendangkalan akibat sedimen yang berasal dari air limbah domestik. Dalam PP No 38 Tahun 2001 pengelolaan atau perlindungan Boezem atau waduk harus dilakukan guna mempertahankan volume yang dapat ditampung yaitu 95%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju akumulasi lumpur dan melakukan pemetaan persebaran sedimen Boezem Morokrembangan sisi selatan. Penelitian dilakukan 2 kegiatan yaitu observasi di lapangan dan analisis pemetaan persebaran sedimen dengan Surfer 10. Observasi lapangan dilakukan antara lain pengukuran debit, kualitas air (TS, TSS) dan akumulasi lumpur dengan Imhoff cone dan mass balance. Pengukuran kualitas air, debit dan akumulasi lumpur dilakukan selama 7 hari berturut-turut selama 3 waktu yaitu pagi, siang dan sore. Lokasi pengambilan sampel dilakukan di 3 titik sampling yaitu 2 inlet Boezem Morokrembangan Sisi Selatan yaitu Kali Geges dan Kali Purwodadi dan outlet. Pemetaan persebaran sedimen dilakukan dengan pengukuran kualitas air (Total suspended solid) dengan lokasi sampel berdasarkan transek 100 m x 100 m. Pengambilan sampel air untuk persebaran sedimen dilakukan 3 kali, dengan waktu pengambilan sampel yaitu 2 hari 1x selama 1 minggu. Hasil dari analisa kualitas air akan dibuat peta menggunakan software Surfer 10. Hasil penelitian ini didapatkan laju akumulasi lumpur berdasarkan pengukuran dengan metode Imhoff cone pada air Boezem Morokrembangan sisi selatan adalah 11010,30 sampai 12653,64 m3/tahun dan dengan metode mass balance adalah 4481,22 sampai 5150,04 m3/tahun. Dari peta persebaran atau isokonsentrasi total suspended solid menggunakan Surfer 10 menunjukkan perubahan yang dinamis yaitu terjadi penurunan dari inlet menuju tengah Boezem dan meningkat menuju ke outlet. Kondisi tersebut disebabkan oleh adanya pengerukan dan pertumbuhan alga. Pada tepi Boezem juga menunjukkan adanya dead zone yang disebabkan oleh aliran air rendah dan adanya alga pada perairan. Rekomendasi penanganan pengendapan sedimen atau lumpur di Boezem Morokrembangan dapat menggunakan barrier dan menggunakan eceng gondok (Eichornia crassipes).
Kata Kunci : akumulasi lumpur, boezem morokrembangan, pemetaan sedimen, surfer 10
===============================================================================================================================
Eastern part of Boezem Morokrembangan is a “retention basin” or small-scale reservoir that has been utilized to control waterflooding in Surabaya city. This boezem has two inlets which are Greges River and Purwodadi River. Both inlets are IV class water bodies based on PP No.82/2001 and represented in the Local Regulation (PERDA) of Surabaya City No. 02 - 2004. Greges River and Purwodadi River receives domestic waste water generated from residences that surround them. Currently, this boezem is not working optimally because of shallower base. This effect is caused by sedimentation from the domestic waste. In PP No. 38/2001, boezem has to be maintained on its capability to accommodate 95% volume. This research is aimed to get a rate of mud accumulation and build a map of sediment distribution on eastern part of Boezem Morokrembangan. This research was derived into field observation and mapping of sediment distribution using software Surfer 10. The field observation that have been done were measurement of rate, water quality (TS, TSS), and mud accumulation with Imhoff cone settling test and mass balance analyst. These measurements had been done for 7 days in a row with three times a day, morning, noon, and afternoon. The measurement samples were taken from three locations: Greges River, Purwodadi River, and the boezem’s outlet. Next, to obtain sediment distribution data, other measurements were taken by measuring total suspended solid (TSS). Three samples were taken based on transects location of 100m x 100m in two days interval. The TSS results were used to build a map using Surfer 10. The mud accumulation rate obtained from this research based on Imhoff cone testing was 11010,3 to 12653,64 m3/year. While based on mass balance, the rate was 4481,22 to 5150,04 m3/year. Then, from the sediment distribution map with Surfer 10, it shows that there is a decreasing concentration from the inlets and increasing towards the outlet. This condition occurs due dredging process and presence by alga. On the edge of the Boezem also shows that there is a dead zone caused by low velocity and alga in water. To encounter this sedimentation, this research recommendation to use a barrier of water hyacinth (Eichornia crassipes).
Keywords: mud accumulation, boezem morokrembangan, sediment distribution, surfer 10
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | akumulasi lumpur, boezem morokrembangan, pemetaan sedimen, surfer 10 |
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD646 Sewage--Purification |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Environment Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Rahmah Fitrianingtyas |
Date Deposited: | 02 Oct 2024 01:40 |
Last Modified: | 02 Oct 2024 01:40 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/49826 |
Actions (login required)
View Item |