RACHMAN, FATHIRUL (2018) Alternatif Perbaikan Tanah Dasar dan Perkuatan Timbunan pada Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (STA 0+610 s/d STA 0+900). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
3116105001-Undergraduate_Theses.pdf Download (9MB) | Preview |
Abstract
Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) menghubungkan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik Jawa Timur. Jalan tol ini terdapat oprit jembatan yang melewati sungai Kali Surabaya dengan tinggi oprit rencana paling tinggi 10,2 meter pada STA 0+610 s/d 0+900. Selain itu penyelidikan tanah di lokasi tersebut menunjukan bahwa tanah dasar pada rencana jalan tol KLBM merupakan tanah lempung lunak sehingga diperlukan perbaikan tanah dasar. Apabila suatu timbunan tinggi dibangun di atas tanah dasar lunak yg relatif tebal maka akan dapat terjadi kelongsoran. Sehingga perlu dilakukan perkuatan timbunan dan perbaikan tanah dasar untuk menghindari kelongsoran jalan. Kendala lainnya adalah dengan adanya timbunan yang tinggi perlu kemiringan lereng timbunan yang landai sehingga membutuhkan lahan lebih luas dan lebih mahal. Tersedia beberapa alternatif desain untuk konstruksi oprit. Dalam tugas akhir ini akan menganalisa alternatif perencanaan perkuatan timbunan dari segi kemiringan lereng timbunan. Alternatif pertama adalah dengan menggunakan lereng perbandingan 1:2, 1:1, dan timbunan tegak. Pada timbunan dengan lereng miring digunakan perkuatan dengan mengggunakan geotextile atau stone column. Pada timbunan tegak digunakan perkuatan menggunkanan dinding segmental (multiblock) kombinasi geogrid. Untuk perbaikan tanah dasar menggunakan preloading kombinasi PVD. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses konsolidasi, sehingga waktu yang diperlukan untuk mencapai penurunan total dapat diselesaikan dengan waktu yang lebih singkat. Hasil dari perhitungan adalah berupa jarak pemasangan PVD pola segitiga jarak 1,4 dan masing-masing alternatif perkuatan. Dari masing-masing perkuatan dihitung kebutuhan biaya material. Perkuatan menggunakan geotekstil pada kemiringan timbunan 1:2 memerlukan biaya sebesar 18,34 milyar dan 15,08 milyar untuk kemiringan 1:1. Perkuatan menggunakan stone column pada kemiringan timbunan 1:2 memerlukan biaya sebesar 18,64 milyar dan 15,94 milyar untuk kemiringan 1:1. Alternatif perkuatan menggunakan geogrid kombinasi multiblok memerlukan tambahan perkuatan pada tanah dasar yaitu menggunakan micropile disebabkan tidak memenuhi bearing stability. Pada timbunan tegak memerlukan biaya sebesar 18,2 milyar ==============================================================================================================================
Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) toll road connects Sidoarjo and Gresik East Java This toll road consists of approaching bridge which crosses Kali Surabaya River with the highest approaching bridge is designed in 10,2 m on STA 0+610 until 0+900. Furthermore, site investigation on the existing location proved that the soil base layer has can be classified as soft soil clay, hence it is necessary to be improved by using soil improvement. When a high soil embankment is placed on the above of soft soil layer which relatively thick, it may lead a slide for the soil embankment. Therefore, it is required to get a soil improvement in order to avoid road sliding. Another obstacle is the high embankment needs a gentle slope which requires a wide area and higher cost. There are other alternative designs for approaching bridge construction. In this assignment, some alternative designs for soil improvement will be analyzed from its slope. The first alternative, is by using slope ratio 1:2 and 1:1 and also with upright slope. On the embankment with slope, soil improvement will be designed by using geotextile or stone column. On the upright embankment, soil improvement will be designed by using segmental wall (multiblock) which is combined with geogrid. And for the base layer of soil, preloading that combined with PVD will be used as the soil improvement. It is purposed to accelerate the consolidation, hence the duration for total subsidence can be achieved in a shorter term. The results of the calculations are, spacing for the PVD with triangle pattern is 1,4 m and height for each soil improvement alternative also the total consolidation for the embankment reach 1,7 m. Material cost is also calculated in this assignment. The results for material cost calculations are soil improvement by using geotextile with slope 1:2 needs 18,34 billion rupiahs and 15.08 billion rupiahs for the slope 1:1. Soil improvement by using stone column with slope 1:2 requires 18,64 billion rupiahs and for slope 1:1 requires 15,94 billion rupiahs. For geoogrid soil improvement with multiblock combination needs an additional soil improvement by using micropile since the upright embankment needs the material cost as much as 18,2 billion rupiahs
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | PVD, stone column, geotextile, multiblocks, geogrid. |
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA749 Soil stabilization |
Divisions: | Faculty of Civil, Environmental, and Geo Engineering > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Theses |
Depositing User: | Fathirul Rachman |
Date Deposited: | 15 Jul 2024 07:29 |
Last Modified: | 15 Jul 2024 07:29 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/57243 |
Actions (login required)
View Item |