Desain Konseptual Pelabuhan Perikanan Terapung: Studi Kasus Perairan Lepas pantai Sumatera Barat

Sugianto, Yusep (2018) Desain Konseptual Pelabuhan Perikanan Terapung: Studi Kasus Perairan Lepas pantai Sumatera Barat. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh November.

[thumbnail of 4116202001-Master_Tesis.pdf]
Preview
Text
4116202001-Master_Tesis.pdf - Accepted Version

Download (18MB) | Preview

Abstract

Kecenderungan penurunan jumlah tangkapan ikan per ton setiap tahun mengindikasikan bahwa ada penurunan ukuran ikan hasil tangkapan sehingga harga jual ikan mengalami penurunan. Dengan harga jual ikan yang lebih kecil karena ukuran ikan yang semakin kecil, maka jumlah pendapatan yang diterima oleh kapal ikan akan mengalami penurunan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kapal ikan yang terkonsentrasi hanya di tempat-tempat tertentu untuk menangkap ikan. Untuk meningkatkan nilai tangkapan per ton, kapal ikan harus mencari daerah penangkapan baru yang lebih jauh dari pelabuhan pangkalan. Akan tetapi semakin jauh jarak daerah penangkapan dari pelabuhan pangkalan maka biaya operasi penangkapan ikan menjadi semakin meningkat. Salah satu solusi untuk mengakomodasi kapal-kapal ikan agar mampu beroperasi lebih jauh, adalah dengan cara membuat pelabuhan perikanan yang terapung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi perikanan di perairan Sumatera barat, pola operasi dan menghitung ukuran minimum pelabuhan perikanan terapung.
Potensi sumberdaya ikan dihitung dengan menggunakan metode surplus produksi. Data yang digunakan adalah data time series jumlah tangkapan ikan, jumlah kapal penangkap ikan, dan jumlah upaya penangkapan ikan. Untuk mengetahui kondisi perikanan di perairan Sumatera Barat, hasil perhitungan pada metode surplus produksi dibuat grafik Maximum Sustainable Yield (MSY). Penelitian dilanjutkan dengan metode optimasi untuk mendapatkan jumlah tangkapan ikan maksimum masing-masing tipe kapal ikan dan jumlah kapal maksimum tiap tipe kapal ikan. Hasil optimasi jumlah kapal ikan digunakan untuk menghitung jumlah kapal ikan yang akan bersandar di pelabuhan perikanan terapung setiap hari. Dari jumlah kapal yang akan bersandar tersebut dapat diketahui jumlah ikan yang didaratkan tiap hari dan jumlah kebutuhan operasi penangkapan tiap tipe kapal ikan. Data tersebut digunakan untuk menghitung kapasitas tiap fasilitas yang ada di pelabuhan perikanan terapung. Setelah kapasitas dari tiap fasilitas diketahui, dengan mengacu kepada rekomendasi FAO (Food and Agricultural Organization) tentang pembangunan pelabuhan perikanan, maka dapat ditentukan ukuran (luas) dari setiap fasilitas tersebut. Jumlah total kapasitas (ton) ukuran (luas) dari fasilitas yang ada di pelabuhan perikanan terapung selanjutnya digunakan untuk menghitung ukuran (panjang x lebar x tinggi) pelabuhan perikanan terapung.
Jumlah ikan pelagis yang boleh ditangkap adalah sebanyak 3.025,78 ton per tahun. Jumlah tangkapan ikan maksimum untuk kapal tipe longline adalah 1.004,7 ton dan kapal tipe purse seine adalah 2.019,96 ton. Pelabuhan perikanan terapung dibangun untuk melayani jumlah optimal kapal ikan sebanyak 31 unit kapal longline dan 146 unit kapal purse seine. Untuk memindahkan ikan dari pelabuhan ikan terapung ke daratan, digunakan 2 unit kapal pengangkut berukuran 68 GT. Pelabuhan perikanan terapung berbentuk ponton dan memiliki panjang keseluruhan (LOA) 82,41 meter, lebar (B) 16,48 meter, dan tinggi 5,89 meter dengan estimasi biaya pembangunan sebesar Rp. 43.182.536.474,00.
=========================================================== The decreasing trend of fish catch per ton every year indicates that there is a decrease in the size of fish catch so that the selling price of fish decreases. With the selling price is smaller due to the smaller fish size, the income received by fishing vessels will decrease. This condition can be caused by fishing vessels concentrated only in certain places to catch fishes. To increase the catch per ton, the fishing vessel had to look for a new fishing ground farther from the base port. However, the greater the distance of the fishing grounds from the base port, the cost of fishing operations is increasing. One solution to accommodate fishing vessels to be able to operate more far, is to create a floating fishery port. This study aims to determine the potential of fish resources in the West Sumatra waters, the pattern of operations and calculate the minimum size of floating fishing port.
The potential of fish resources is calculated using the production surplus method. The data used are time series data of fish catches, number of fishing vessels, and number of fishing efforts. To find out the condition of fishery in West Sumatera waters, the calculation result on production surplus method created Maximum Sustainable Yield (MSY) graph. The study continued with the optimization method to obtain maximum fish catch amount of each type of fishing vessel and maximum number of vessels for each type of fishing vessel. The optimization result is used to count the number of ships that will dock on a daily basis. Of the number of ships that will dock it can be known the daily number of fish landed and the fishing operation needs. Those data is used to count the capacity of every facility that will be provided in floating fishery port. After the capacity of every facility is known, according to FAO (Food and Agricultural Organization) recomendation about fishery port, then the size of every facility can be determined. The total capacity (tonnes) and size (length x width x height) of the floating fishery port facilities is then used to calculate the size of the floating fishery port.
The number of allowable catch of pellagic fish is 3,025,78 tons per year. The maximum number of fish catches for longline type ships is 1,004.7 tons and purse seine type ships is 2,019.96 tons. Floating fishery port is built to serve the optimal number of fishing vessels of 31 longline type and 146 units of purse seine type. To move the fish from the floating fishery port to the mainland, used 2 units of chartered ships measuring 68 GT. The floating fishery port is in the form of a pontoon and has an overall length (LOA) of 82.41 meters, width (B) 16.48 meters, and height of 5.89 meters with an estimated construction cost of Rp. 43.182.536.474,00.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Maximum Sustainable Yield, optimization of number of fishing vessels, fishery port, floating fishery port, floating port, conceptual design of floating fishery port, offshore building
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling > SH337.5 Fishing ports--Design and construction
T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering > TC1680 Offshore structures
Divisions: Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Sea Transportation Engineering
Depositing User: Yusep Sugianto
Date Deposited: 19 Jun 2021 11:22
Last Modified: 19 Jun 2021 11:22
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/58730

Actions (login required)

View Item View Item