Alternatif Perbaikan dan Perkuatan Tanah Dasar Timbunan Proyek Double Track Jombang – Mojokerto STA 67 + 400 – STA 68 + 400

Maulidha, Zefira Wisna (2020) Alternatif Perbaikan dan Perkuatan Tanah Dasar Timbunan Proyek Double Track Jombang – Mojokerto STA 67 + 400 – STA 68 + 400. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 03111540000053-Undergraduate_Theses.pdf]
Preview
Text
03111540000053-Undergraduate_Theses.pdf

Download (6MB) | Preview

Abstract

Jawa Timur merupakan salah satu Provinsi dengan pengguna jasa kereta api terbanyak. Peningkatan jumlah pengguna jasa kereta api harus diimbangi dengan ketersediaan sarana dan prasarana sehingga dapat mendukung terselenggaranya pelayanan kereta api yang optimal yaitu dengan pengembangan jaringan jalan rel di Jawa Timur dengan Jalur Ganda. engembangan meliputi Surabaya-Mojokerto-Jombang-Madiun-Solo. Pada Tugas Akhir ini direncanakan jalan rel Jombang-Mojokerto STA 67+400 – STA 68+400. Berdasarkan data CBR di lapangan, daya dukung tanah dasar pada timbunan baru tidak cukup kuat untuk menerima beban yang direncanakan, oleh karena itu dilakukan perbaikan tanah dasar yaitu dengan penggalian dan kemudian dilakukan penimbunan dengan tanah baru berbutir yang dibungkus dengan geotextile (Replacement) sedalam 1.2 meter. Pada perencanaan tugas akhir ini akan dianalisis bila menggunakan perkuatan timbunan berupa geotextile, geotextile wall dan freyssisol sedangkan untuk perkuatan tanah dasar berupa micropile dan stone column. Pada tugas akhir ini, penulis membahas mengenai besarnya waktu dan konsolidasi. Penulis juga menganalisa stabilitas timbunan yang terjadi apakah safety factor yang terjadi kurang atau lebih dari SF rencana. Jika Safety Factor yang terjadi kurang dari SF rencana (SF<1.5), maka akan direncanakan alternatif perkuatan. Alternatif perkuatan yang digunakan adalah micropile, dan stone column pada timbunan miring dan Geotextile wall dan freyssisol pada timbunan tegak. 1.Hasil yang didapat adalah pemampatan yang terjadi pada Zona 1 dengan ketinggian 2.5 meter, 3.5 meter dan 4.5 meter adalah sebesar 0.01 meter, pemampatan yang terjadi pada Zona 2 dengan ketinggian timbunan 2.5 meter adalah sebesar 0.09 meter, pemampatan yang terjadi pada Zona 2 dengan ketinggian timbunan 3.5 meter adalah 0.12 meter, pemampatan yang terjadi pada Zona 2 dengan ketinggian 4.5 meter adalah 0.14 meter. Besar waktu pemampatan yang terjadi pada Zona adalah 1 hari. Besar waktu pemampatan yang terjadi pada Zona 2 adalah 17 hari. Oleh karena itu, pada perencanaan ini tidak memerlukan PVD. Stabilitas Timbunan yang terjadi pada Zona 1 dan Zona 2 memiliki Safety Factor (SF) yang kurang dari SF rencana sehingga diperlukan alternatif perkuatan. Dari beberapa alternatif yang digunakan (geotextile, ,micropile, stone column, geotextile wall, freyssisol) akan dipilih alternatif yang murah untuk masing-masing Zona. Dari alternatif yang diajukan, akan dipilih alternatif yang murah untuk masing-masing zona. Pada timbunan miring Zona 1 dipilih alternatif geotextile pada masing- masing variasi ketinggian 2.5 m, 3.5 m, dan 4.5 m dengan harga Rp249.480.000,- Rp388.080.000,- ; dan Rp388.080.000,-. Pada timbunan tegak Zona 1, dipilih alternatif geotextile wall karena memiliki harga lebih murah yaitu sebesar Rp24.948.000,-. Pada Zona 2 untuk seluruh variasi ketinggian timbunan dipilih alternatif perkuatan kombinasi geotextile + micropile dengan harga Rp386.925.000,- untuk ketinggian 2.5 m, Rp490.875.000,- untuk ketinggian 3.5 m, dan Rp746.900.000,- untuk ketinggian 4.5 m karena merupakan alternatif yang paling murah.
=================================================================================================================================
East Java is one of the provinces with the most train users. The increase in the number of users of railroad services must be balanced with the availability of facilities and infrastructure so that it can support the implementation of optimal railroad services, namely by developing the railroad network in East Java with Multiple Tracks. Development includes Surabaya-Mojokerto-Jombang-Madiun-Solo. In this Final Project, the planned Jombang-Mojokerto railroad is STA 67 + 400 - STA 68 + 400. Based on CBR data in the field, the carrying capacity of the subgrade in the new pile is not strong enough to accept the planned load, therefore a subgrade improvement is carried out by excavation and then piling up with grained new soil wrapped in geotextile (Replacement) as deep as 1.2 meters . In this final project planning will be analyzed when using embankment reinforcement in the form of geotextile, geotextile wall and freyssisol while for strengthening of subgrade in the form of micropile and stone column. In this thesis, the author discusses the amount of time and consolidation. The author also analyzes the stability of the pile that occurs whether the safety factor that occurs is less or more than the SF plan. If the Safety Factor that occurs is less than the SF plan (SF <1.5), then an alternative reinforcement will be planned. Alternative reinforcement used is micropile, and stone column on sloping pile and Geotextile wall and freyssisol in vertical pile. The results obtained are compression that occurs in Zone 1 with a height of 2.5 meters, 3.5 meters and 4.5 meters is 0.01 meters, compression that occurs in Zone 2 with a heap height of 2.5 meters is 0.09 meters, compression that occurs in Zone 2 with a heap height 3.5 meters is 0.11 meters, compression occurs in Zone 2 with a height of 4.5 meters is 0.14 meters. The amount of compression time that occurs in the Zone is 1 day. The amount of compression that occurs in Zone 2 is 17 days. Therefore, this planning does not require PVD. Stockpile stability that occurs in Zone 1 and Zone 2 has a Safety Factor (SF) that is less than the SF plan so an alternative reinforcement is needed. Of the several alternatives used (geotextile, micropile, stone column, geotextile wall, freyssisol) an inexpensive and efficient alternative for each zone will be chosen. From the proposed alternatives, cheap and efficient alternatives for each zone will be chosen. In the tilt heap of Zone 1 geotextile alternatives were chosen for each of the 2.5 m, 3.5 m and 4.5 m altitude variations at a price of Rp249,480,000, - Rp388,080,000, -; and Rp. 388,080,000. In the upright heap of Zone 1, an alternative geotextile wall was chosen because it has a lower price of Rp24,948,000. In Zone 2 for the entire pile height variation an alternative combination of geotextile + micropile is selected at a price of Rp386,925,000, - for a height of 2.5 m, Rp.490,875,000, - for a height of 3.5 m, and Rp746,900,000, - for an altitude of 4.5 m because it is an alternative the cheapest one.

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: RSS 624.151 363 Mau a-1 2020
Uncontrolled Keywords: Freyssisol, Geotextile, Geotextile Wall, Micropile, Stone Column
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA749 Soil stabilization
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Zefira Wisna Maulidha
Date Deposited: 09 Jan 2024 02:19
Last Modified: 09 Jan 2024 02:19
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/73931

Actions (login required)

View Item View Item