Pengaruh Natrium Silikat Terhadap Percepatan Geopolimerisasi Abu Layang Berkadar Kalsium Rendah

Dadang, Dadang (2020) Pengaruh Natrium Silikat Terhadap Percepatan Geopolimerisasi Abu Layang Berkadar Kalsium Rendah. Other thesis, Institut Teknlogi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 20200203_NASKAH SKRIPI  DADANG 01211540000071.pdf]
Preview
Text
20200203_NASKAH SKRIPI DADANG 01211540000071.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Abu layang merupakan limbah B3 dari proses pembakaran industri yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku geopolimer oleh ilmuwan. Proses pembakaran dalam industri yang berbeda menghasilkan jenis abu layang yang berbeda. Salah satu faktor penting yang membedakannya adalah kandungan kalsium. Abu layang tinggi kalsium memiliki kuat tekan stabil dan cukup tinggi namun setting time-nya terlalu cepat sehingga bermasalah ketika dipakai dalam pembuatan proyek infrastruktur, sedangkan abu layang rendah kalsium memiliki setting time yang relatif lama namun juga gagal membentuk pasta geopolimer. Abu layang yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari PT. Wilmar, PLTU Ketapang dan PLTU Sanggau yang merupakan abu layang rendah kalsium. Metode yang digunakan berdasar pada penelitian Faradila pada tahun 2019 dalam pembuatan geopolimer. Abu layang dikarakterisasi dengan FTIR, XRF, PSA, XRD, Bomb Kalorimeter sedangkan geopolimer yang terbentuk diuji dengan uji kuat tekan dan vicat test. Kekuatan geopolimer diuji pada usia 7 hari setelah proses curing. Hasil optimal didapatkan pada penambahan 32% (m/m) Na2SiO3 dengan setting time 30 - 64 jam dan kuat tekan mencapai 21,62 MPa.
==================================================================================================================================
Fly ash is a B3 waste from industrial combustion processes that have been used as raw material for geopolymers by scientists. Combustion processes in different factories produce different types of fly ash. Calcium is one important factor that make it different. High calcium fly ash has a stable and high compressive strength, but the setting time is too fast so it is problematic when used in making infrastructure projects. Meanwhile, low calcium fly ash has a relatively long setting time but also fails to form geopolymer paste. The fly ash used in this study was taken from PT. Wilmar, PLTU Ketapang and PLTU Sanggau which are low calcium fly ash. The method used is based on Faradila's research in 2019 in making geopolymers. Fly ash was characterized by FTIR, XRF, PSA, XRD, Bomb Calorimeter while the geopolymers formed were tested by compressive strength and vicat tests. Geopolymer strength was tested at 7 days after curing. Optimal results obtained at the addition of 32% (m/m) Na2SiO3 with a setting time of 30-64 hours and compressive strength reaches 21.62 MPa.

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: RSKi 541.225 4 Dad p-1 2020
Uncontrolled Keywords: Geopolimer, abu layang, boiler, rendah kalsium, kuat tekan, FTIR, XRF, PSA
Subjects: Q Science
Q Science > QD Chemistry
Q Science > QD Chemistry > Polymerization
Divisions: Faculty of Science and Data Analytics (SCIENTICS) > Chemistry > 47201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Dadang .
Date Deposited: 24 Dec 2024 03:38
Last Modified: 24 Dec 2024 03:38
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/74549

Actions (login required)

View Item View Item