Dhaneswara, Raditya (2016) Studi Perbandingan Kinerja Sistem Jembatan Integral Dengan Jembatan Konvensional Pada Berbagai Variasi Bentang. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
3111100120-Paper.pdf - Accepted Version Download (588kB) | Preview |
Preview |
Text
3111100120-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Download (4MB) | Preview |
Preview |
Text
3111100120-Presentation.pdf - Presentation Download (1MB) | Preview |
Abstract
Jembatan integral merupakan jembatan yang dibuat
tanpa adanya pergerakan antar bentang (spans) atau antara
bentang dengan abutmen. Permukaan jalan dibuat menerus dari
timbunan oprit yang satu dengan timbunan oprit yang lainnya.
Jembatan integral dimaksudkan untuk menghindari
permasalahan perawatan jembatan yang sangat mahal yang
dikarenakan adanya air yang masuk melalui celah pergerakan
joint, dapat meningkatkan kenyamanan pengendara jalan, dan
mudah pelaksanaannya di lapangan.
Dalam tugas akhir ini, peraturan yang digunakan adalah
SNI T-02-2005 dan Integral Abutment Bridge Design Guidelines
by Vtrans, IAC. Hasil dari studi ini antara lain berupa
perbandingan kinerja struktur seperti susut dan rangkak, defleksi
dan penurunan struktur antara sistem jembatan integral dengan
sistem jembatan konvensional dengan variasi bentang 10 m, 12
m, 14 m, dan 16 m. Sehingga hasil dari studi ini dapat dijadikan
referensi untuk penelitian lebih lanjut dan menjadi usulan bagi
perencana untuk pengaplikasian jembatan integral di Indonesia.
Dari hasil analisa menggunakan SAP2000 diketahui
bahwa perbandingan defleksi balok girder jembatan
konvensional selalu lebih besar dari jembatan integral. Hal ini
menunjukkan bahwa sistem struktur jembatan integral
mengakibatkan gaya yang diterima oleh girder terdistribusi ke
abutmennya. Berbeda dengan sistem struktur jembatan
konvensional yang balok girdernya tertumpu statis tertentu
menyebabkan beban yang bekerja secara keseluruhan diterima
oleh balok girder sehingga defleksi yang terjadi lebih besar.
Selain defleksi, perbedaan kinerja jembatan konvensional
dengan jembatan integral dianalisa dari konfigurasi tulangannya.
Balok girder jembatan konvensional membutuhkan konfigurasi
tulangan yang lebih banyak daripada jembatan integral terutama
pada konfigurasi tulangan utama pada daerah lapangan.
Perbedaan nilai defleksi dan jumlah konfigurasi tulangan
semakin besar seiring dengan semakin panjangnya bentang
balok. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar bentang
jembatan, semakin besar pula gaya yang akan diterima oleh
struktur girder.
=========================================================================================================
Integral bridge is a bridge that is made without any
movement between spans (spans) or between the span with
abutmen. The road surface made shots from one heap oprit oprit
heap more. Integral bridge is meant to avoid the problems of
maintenance of the bridge is very expensive due to the presence of
water that enters through cracks of the movement of the joint, can
increase the comfort of the rider's path, and easy implementation
in the field.
In this final project, the used rule is SNI T-02-2005 and
Integral design guidelines by Vtrans, IAC. The results of this
study, among others, in the form of a steel structure performance
comparison clasik shrink and rangkak, deflection and a decrease
in steel structure between the integral bridge system with
conventional bridge system with techniques span the Library 10
m, 12 m, 14 m, 16 m, and so the results of this study can be used
as references for further research and being proposed for
deployment planners for integral bridge in Indonesia.
From the results of the analysis using SAP2000 note that
comparison of a conventional bridge girder beam deflection is
always greater than the integral bridge. This shows that the
system of integral bridge structure results in a style that was
accepted by the girder distributed to abutmennya. In contrast to
conventional bridge structure system that beams girdernya
centred on specific cause static loads that work as a whole
accepted by beam girder so that the deflection that occurs.
Besides the deflection, the difference in performance to
conventional bridge with integral bridge analyzed from the
configuration tulangannya. Conventional bridge girder beam
requires a reinforcement configuration more than an integral
bridges especially on the main reinforcement configuration on the
area of the field.
Difference between the deflection and the greater amount
of reinforcement configuration along with increasingly long span
beams. This shows that the larger the span of the bridge, the
greater the force will be accepted by the structure of the girder.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSS 624.2 Dha s 3100016066735 |
Uncontrolled Keywords: | jembatan integral, jembatan konvensional, beton balok-T, expansion joint, integral bridge, conventional bridge , T-beam girder, expansion joint |
Subjects: | T Technology > TG Bridge engineering |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | - Davi Wah |
Date Deposited: | 04 Mar 2020 06:05 |
Last Modified: | 04 Mar 2020 06:05 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/75286 |
Actions (login required)
View Item |