Analisis Penurunan Kinerja Unit Instalasi Pengolahan Air Minum (Ipam) Karang Pilang I Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis (Fmea)

Widyaningrum, Cherry Ramadani (2016) Analisis Penurunan Kinerja Unit Instalasi Pengolahan Air Minum (Ipam) Karang Pilang I Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis (Fmea). Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

[thumbnail of 3312100039-Undergraduate_Thesis.pdf]
Preview
Text
3312100039-Undergraduate_Thesis.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview

Abstract

IPAM Karang Pilang I dibangun pada tahun 1990 dengan kapasitas awal 1000 L/dt. Peningkatan kapasitas terus dilakukan hingga tahun 2006 sehingga menjadi 1450 L/dt. Air baku yang digunakan berasal dari Sungai Kali Surabaya. Seiring dengan berkembangnya zaman, air baku yang digunakan juga mengalami penurunan kualitas. Bertambahnya kapasitas produksi dan penurunan kualitas air baku sejak awal dibangun hingga saat ini memungkinkan terjadinya penurunan kinerja unit IPAM dan dapat mempengaruhi kualitas dari air produksi yang dihasilkan oleh IPAM Karang Pilang I dalam memenuhi baku mutu Permenkes Nomor 492 tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegagalan potensial didalam proses pengolahan air minum sebelum hal tersebut sampai pada pihak konsumen. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi sumber kegagalan, resiko kegagalan dan usulan perbaikan dalam sistem produksi yang dapat menyebabkan penurunan kualitas air IPAM Karang Pilang I. Parameter yang diuji yaitu kekeruhan (parameter fisik), sisa klor (parameter kimia) dan Total Coliform dan Fecal Coli (parameter biologis). Parameter kekeruhan yang diuji pada air baku, oultet unit aerasi, prasedimentasi, clarifier, filter dan air produksi. Pengujian parameter sisa klor dan total coliform dilakukan pada air produksi. Berdasarkan hasil penelitian, parameter yang menyebabkan dampak potensial adalah parameter kekeruhan.
ii
Hasil dari penelitian ini, unit yang menyebabkan kegagalan potensial pada parameter kekeruhan adalah unit aerasi, prasedimentasi, koagulasi, flokulasi, dan clarifier. Kegagalan tersebut selanjutnya dilakukan pembobotan resiko dan penilaian untuk menentukan faktor penyebab kegagalan potensial berdasarkan nilai Risk Priority Number (RPN). Hasil akhir dari nilai RPN penyebab kegagalan potensial dengan nilai tertinggi adalah gradien kecepatan unit koagulasi dan waktu detensi unit flokulasi. Penelitian terakhir menghasilkan usulan perbaikan unit Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Karang Pilang I yang dapat menyebabkan penurunan kualitas air dari nilai RPN terbesar. Hasil usulan perbaikan dapat dijadikan saran untuk sistem produksi selanjutnya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
==================================================================================================
Karang Pilang I drinking water treatment plant was built in 1990 with 1000 L/s of initial capacity. The increase in capacity continued until 2006, became 1450 L/s of total capacity. The raw water taken from Kali Surabaya River. As the time goes by, the quality of raw water used is decreased. The increase of production capacity and the decrease of raw water quality since the beginning of construction can decrease the drinking water treatment performance. It can also affect the quality of treated water generated by Karang Pilang I, so as to surpass the PERMENKES quality standard No. 492 - 2010. This study uses Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), a method that can be used to identify potential failures in water treatment processes before it comes to the consumer. This research aimed to identify the source of failure, the risk of failure and the proposed improvements in the Karang Pilang I drinking water production system. The parameters examined are turbidity (physical parameter), residual chlorine (chemical parameter), Total Coliform and Fecal Coli (biological parameter). Turbidity parameter tested in the raw water, aeration unit outlet, prasedimentation, clarifier, filter and treated water. Residual chlorine and total coliform parameter performed on treated water. Based on the research results, the parameter that identified as a potential impact is turbidity. From this study results, it can be known that prasedimentation, coagulation and flocculation units often lead to potential turbidity failure. The assesmentt and calculation to determine the cause of pottential failure was done by the Risk
iv
Priority Number (RPN). Based on the value of RPN, power stirrer in coagulation and time detention in flocculation unit showed the highest value of pottential risk. This research generated improvement proposals for Karang Pilang I Drinking Water Treatment Plant units with the highest RPN number, which can cause treated water quality degradation. The result of the proposed improvements can be used as suggestions for further production system in order to improve the service quality

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: RSL 658.562 Wid a
Uncontrolled Keywords: FMEA, IPAM, kinerja unit, PDAM, Risk Priority Number
Subjects: T Technology > TS Manufactures > TS156 Quality Control. QFD. Taguchi methods (Quality control)
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Environment Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: EKO BUDI RAHARJO
Date Deposited: 17 Apr 2020 01:41
Last Modified: 17 Apr 2020 01:41
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/75818

Actions (login required)

View Item View Item